Data Desa Adat Divalidasi
Ratusan penyuluh bahasa Bali dilibatkan untuk melakukan Sensus Semesta Berencana.
SINGARAJA, NusaBali
Data desa adat di Buleleng saat ini sedang divalidasi. Sebelumnya 126 orang penyuluh Bahasa Bali se-Kabupaten Buleleng terlibat dalam Sensus Semesta Berencana Sumber Daya Bali Berbasis Desa Adat. Validasi hasil sensus desa adat itu dilakukan untuk memastikan data yang telah terinput pada sistem sudah valid dan riel.
Validasi data sensus tersebut diawali dengan sosialisasi Dashboard Validasi yang digelar Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Bali. Program ini juga bersinergi dengan Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Daerah Kabupaten (Balitbang Inovda) Buleleng pada Rabu (25/5).
Kepala Bidang Pemerintahan dan Pengkajian Peraturan Brida Provinsi Bali Ketut Wica secara teknis menjelaskan, sosialisasi dilakukan untuk pendalaman muatan masing-masing dashboard daripada sistem validasi sensus desa adat.
Menurutnya ada beberapa data dalam sensus validasi yang mengungkap identitas desa adat. Mulai dari awig-awig, potensi, peguyuban/paiketan, krama maupun tamiu termasuk juga warisan budaya akan dilakukan pendataan.
“Semua di desa adat kita lakukan pendataan. Sehingga betul-betul memiliki potensi data keseluruhan terkait desa adat yang nantinya dapat kita lihat pada dashboard sensus desa adat di Bali,” ucap Wica.
Dia menekankan seluruh penyuluh untuk mengecek kembali beberapa indikator dalam sensus ini. Indikator yang tidak sesuai disarankannya untuk disempurnakan kembali sehingga mendapatkan hasil yang valid.
“Data kami harapkan benar-benar valid agar pimpinan kita tidak salah dalam mengambil kebijakan. Penelitian ini harus betul-betul komprehensif yang berdasarkan data dan tidak diragukan kevalidannya,” tegas dia.
Sementara itu Kepala Balitbang Kabupaten Buleleng Made Supartawan mengatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut pendataan yang sudah dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan Desember 2021. Pada tahun 2022 dilaksanakan validasi untuk memastikan data itu sudah benar atau valid.
“Bersyukur kita di Kabupaten Buleleng daya inputnya paling tinggi di Provinsi Bali. Meskipun ada beberapa desa yang belum maksimal dan sekarang kita akan mulai memvalidasinya kembali,” kata Supartawan.
Sensus data desa adat ini pun diharapkan dapat berjalan lancar dan maksimal dalam penggalian potensi desa adat untuk keajegan jagat Bali. *k23
Validasi data sensus tersebut diawali dengan sosialisasi Dashboard Validasi yang digelar Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Bali. Program ini juga bersinergi dengan Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Daerah Kabupaten (Balitbang Inovda) Buleleng pada Rabu (25/5).
Kepala Bidang Pemerintahan dan Pengkajian Peraturan Brida Provinsi Bali Ketut Wica secara teknis menjelaskan, sosialisasi dilakukan untuk pendalaman muatan masing-masing dashboard daripada sistem validasi sensus desa adat.
Menurutnya ada beberapa data dalam sensus validasi yang mengungkap identitas desa adat. Mulai dari awig-awig, potensi, peguyuban/paiketan, krama maupun tamiu termasuk juga warisan budaya akan dilakukan pendataan.
“Semua di desa adat kita lakukan pendataan. Sehingga betul-betul memiliki potensi data keseluruhan terkait desa adat yang nantinya dapat kita lihat pada dashboard sensus desa adat di Bali,” ucap Wica.
Dia menekankan seluruh penyuluh untuk mengecek kembali beberapa indikator dalam sensus ini. Indikator yang tidak sesuai disarankannya untuk disempurnakan kembali sehingga mendapatkan hasil yang valid.
“Data kami harapkan benar-benar valid agar pimpinan kita tidak salah dalam mengambil kebijakan. Penelitian ini harus betul-betul komprehensif yang berdasarkan data dan tidak diragukan kevalidannya,” tegas dia.
Sementara itu Kepala Balitbang Kabupaten Buleleng Made Supartawan mengatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut pendataan yang sudah dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan Desember 2021. Pada tahun 2022 dilaksanakan validasi untuk memastikan data itu sudah benar atau valid.
“Bersyukur kita di Kabupaten Buleleng daya inputnya paling tinggi di Provinsi Bali. Meskipun ada beberapa desa yang belum maksimal dan sekarang kita akan mulai memvalidasinya kembali,” kata Supartawan.
Sensus data desa adat ini pun diharapkan dapat berjalan lancar dan maksimal dalam penggalian potensi desa adat untuk keajegan jagat Bali. *k23
1
Komentar