Pembuat Atap Alang-alang Ketiban Pesanan
Pasca Pandemi, Banyak Akomodasi Wisata Direnovasi
DENPASAR, NusaBali
Pariwisata Bali yang mulai pulih membawa berkah bagi pembuat atap alang-alang. Mereka mulai mendapat pesanan dari para pemilik vila, hotel maupun akomodasi wisata yang lain.
Pesanan itu untuk perbaikan atau renovasi akomodasi wisata yang kini mulai banyak beroperasi. “Ya sekarang sudah mulai ada pesanan. Ini baru saja saya mengirim ke Lembongan (Nusa Penida, Klungkung, Red),” kata I Wayan Sujendra, pembuat atap alang-alang dari Banjar Silungan, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Gianyar, Jumat (27/5). Dia mengiyakan meningkatnya pesanan, karena banyak akomodasi wisata yang direnovasi belakangan ini.
Meningkatnya permintaan atap alang-alang menjadikan harga bahan baku yakni alang-alang meningkat. Untuk volume satu ikat seukuran satu peluk orang dewasa, harganya Rp 60.000, dari sebelumnya Rp 50.000.
Pembuat atap alang-alang menepis bahan baku langka. “Langka sih tidak, hanya harganya meningkat,” ucap Sujendra.
Pembuat atap alang-alang yang lain juga mengatakan sudah mulai menerima pesanan. “Sebelumnya (saat sedang puncak pandemic Covid-19) orang matakon (menawar) pun tak ada,” ucap I Dewa Made Oka, seorang tukang ikat (pembuat) yang juga dari Banjar Silungan, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud.
Dia tidak bisa memastikan berapa rata-rata penjualan setiap hari. “Tak menentu. Seperti tadi laku 50 bidang,” ungkapnya.
Dari pantauan di lapangan, harga per bidang ukuran panjang 2,7 meter antara Rp 15.000 sampai Rp 30.000. Rentang harga itu berdasarkan tebal atau tipisnya bidang atap. Semakin tebal, kian meningkat harganya.
Selain alang-alang lokal Bali, bahan baku atap alang-alang juga didatangkan dari luar. Yang banyak alang-alang dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). *k17
Komentar