BMPS Karangasem Rombak Pengurus
Menurut Ketut Jelantik, sekolah swasta kesulitan promosi karena sekolah negeri gratis.
AMLAPURA, NusaBali
Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) SMA/SMK di Karangasem rombak kepengurusan. Perombakan kepengurusan disepakati saat musyawarah BMPS di aula SMA PGRI Amlapura, Sudirman, Amlapura, Sabtu (28/5). Kasek SMK Saraswati Amlapura I Nyoman Putu Astawa dikukuhkan sebagai Ketua Harian BMPS masa bhakti 2022-2027 menggantikan Dr I Wayan Bagiarta. Perombakan kepengurusan BMPS untuk menghadapi tantangan PPDB (penerimaan peserta didik baru) tahun ajaran 2022/2023.
Musyawarah yang dipimpin Ketua Umum BMPS AA Gede Sanjaya Anom Putra itu lebih banyak melakukan konsolidasi dan menyamakan persepsi untuk berjuang bersama agar sekolah swasta tetap eksis dapat siswa. Sebab, SMA/SMK negeri tidak pernah komitmen menerima siswa baru. SMA/SMK negeri menerima siswa baru melebihi kuota yang ditetapkan. Terpisah, AA Gede Sanjaya Anom Putra pendiri SMA Pariwisata Kerta Wisata Amlapura menegaskan, sekolah swasta di Karangasem merupakan cikal bakal menjadi sekolah negeri.
Hanya saja, sekolah negeri saat ini kebanyakan tidak konsekuen dalam menerima jumlah siswa. “Mestinya sekolah negeri ada batasannya menerima siswa, mari berjuang bersama meyakinkan pemerintah agar sekolah swasta tetap bisa jalan,” pinta AA Sanjaya. Kasek SMA PGRI Amlapura, I Ketut Jelantik mengakui sekolah swasta kesulitan promosi, karena sekolah negeri gratis. “Rencana awal mencari 7 kelas, kenyataannya terima 8 kelas hingga 10 kelas, itu yang menyulitkan sekolah swasta,” kata Ketut Jelantik.
Menurut Ketut Jelantik, sekolah negeri menerima siswa baru dengan berdasarkan ranking. “Pemerintah ada rencana membangun SMA negeri lagi, habis jadinya sekolah swasta,” ungkap Ketut Jelantik. Berdasarkan kenyataan itu, Ketua Harian BMPS lama Wayan Bagiartha berharap pengurus BMPS Karangasem bersatu agar sekolah negeri memiliki batasan menerima siswa baru. “Jangan sampai sekolah negeri ada double shift, mestinya terima siswa sesuai kapasitas ruang kelas yang ada,” pinta Wayan Bagiartha.
Menurut Wayan Bagiarta, antara tamatan siswa SMP dengan jumlah SMA/SMK yang ada mencukupi. Ketua Harian BMPS I Nyoman Putu Astawa memberikan solusi berjuang ke Provinsi Bali dan pemetaan dukungan. “Buktinya SMK Saraswati Amlapura yang tiga tahun tutup, akhirnya bisa hidup kembali dan telah memasuki angkatan kedua,” kata Astawa. *k16
Musyawarah yang dipimpin Ketua Umum BMPS AA Gede Sanjaya Anom Putra itu lebih banyak melakukan konsolidasi dan menyamakan persepsi untuk berjuang bersama agar sekolah swasta tetap eksis dapat siswa. Sebab, SMA/SMK negeri tidak pernah komitmen menerima siswa baru. SMA/SMK negeri menerima siswa baru melebihi kuota yang ditetapkan. Terpisah, AA Gede Sanjaya Anom Putra pendiri SMA Pariwisata Kerta Wisata Amlapura menegaskan, sekolah swasta di Karangasem merupakan cikal bakal menjadi sekolah negeri.
Hanya saja, sekolah negeri saat ini kebanyakan tidak konsekuen dalam menerima jumlah siswa. “Mestinya sekolah negeri ada batasannya menerima siswa, mari berjuang bersama meyakinkan pemerintah agar sekolah swasta tetap bisa jalan,” pinta AA Sanjaya. Kasek SMA PGRI Amlapura, I Ketut Jelantik mengakui sekolah swasta kesulitan promosi, karena sekolah negeri gratis. “Rencana awal mencari 7 kelas, kenyataannya terima 8 kelas hingga 10 kelas, itu yang menyulitkan sekolah swasta,” kata Ketut Jelantik.
Menurut Ketut Jelantik, sekolah negeri menerima siswa baru dengan berdasarkan ranking. “Pemerintah ada rencana membangun SMA negeri lagi, habis jadinya sekolah swasta,” ungkap Ketut Jelantik. Berdasarkan kenyataan itu, Ketua Harian BMPS lama Wayan Bagiartha berharap pengurus BMPS Karangasem bersatu agar sekolah negeri memiliki batasan menerima siswa baru. “Jangan sampai sekolah negeri ada double shift, mestinya terima siswa sesuai kapasitas ruang kelas yang ada,” pinta Wayan Bagiartha.
Menurut Wayan Bagiarta, antara tamatan siswa SMP dengan jumlah SMA/SMK yang ada mencukupi. Ketua Harian BMPS I Nyoman Putu Astawa memberikan solusi berjuang ke Provinsi Bali dan pemetaan dukungan. “Buktinya SMK Saraswati Amlapura yang tiga tahun tutup, akhirnya bisa hidup kembali dan telah memasuki angkatan kedua,” kata Astawa. *k16
1
Komentar