BKKBN Bali Atensi 653 Anak Stunting di Klungkung
SEMARAPURA, NusaBali
Kasus stunting (anak tumbuh pendek) di Klungkung tahun 2021 tercatat 653 orang atau 6,20 persen, menjadi atensi Tim Satgas Stunting (anak pendek) Perwakilan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Provinsi Bali.
Tim ini menggelar rapat monitoring dan evaluasi (monev) untuk percepatan penurunan stunting, di Ruang Rapat Praja Mandala, Kantor Bupati Klungkung, Senin (30/5). Hadir, Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta, dan jajaran terkait. Ketua Tim Satgas Stunting Provinsi Bali dr Ni Luh Gede Sukardiasih, menyampaikan satgas ini dibentuk sejak 1 April 2022. Tim ini ke Klungkung untuk mendapatkan gambaran kendala atau hambatan, serta mencari langkah perbaikan program kegiatan agar dapat mempercepat penurunan stunting di wilayah ini. Kata dia, percepatan penurunan stunting memerlukan intervensi untuk mengatasi penyebab langsung, dan intervensi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung. “Pengalaman global menunjukkan bahwa penyelenggaraan intervensi yang konvergen yaitu terintegrasi, terkoordinir dan bersama-sama untuk menyasar kelompok prioritas di lokasi prioritas merupakan kunci keberhasilan percepatan penurunan Stunting," ujar dr Sukardiasih.
Wakil Made Kasta, selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting di Klungkung, menyampaikan Klungkung memiliki tim percepatan penurunan stunting sejak 28 April lalu. Tim ini bersama-sama mencari penyebab, solusi, dan pencegahan stunting di Klungkung.
Dia menyampaikan untuk penurunan angka stunting, maka seluruh tim dan dinas terkait harus bersatu bersama-sama menangani dan saling berkoordinasi. “Mari bekerja bersama-sama, jangan berjalan sendiri-sendiri, seluruh OPD terkait dinas kesehatan, ketahanan pangan, dinas sosial seluruhnya harus saling bekerja sama dan berkoordinasi,” pinta Wabup Kasta.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Klungkung dr Ni Made Adi Swapatni mengatakan angka stunting di Kabupaten Klungkung tahun 2021 tercatat 653 orang atau 6,20 persen, tersebar di seluruh Puskesmas. Sebagian besar balita stunting dari keluarga miskin. "Untuk itu kita melakukan Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS)," kata Swapatni, beberapa waktu lalu. *wan
Komentar