KND RI Apresiasi Fasilitas Pendukung Disabilitas di Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Komisioner Komisi Nasional Disabilitas (KND) Republik Indonesia Jonna Aman Damanik dan Fatimah Asri Mutmainah melaksanakan kunjungan ke Pemkot Denpasar.
Keduanya diterima Walikota I Gusti Ngurah Jaya Negara di Kantor Walikota Denpasar, Selasa (31/5). Dalam kunjungan tersebut Jonna Aman Damanik dan Fatimah Asri Mutmainah menyampaikan apresiasi kepada Pemkot Denpasar yang telah memberikan dukungan dalam penyediaan fasilitas bagi penyandang disabilitas.
“Dari baru masuk kantor Walikota Denpasar kami telah melihat fasilitas pendukung bagi kami penyandang disabilitas. Saya yang penyandang tuna netra dapat berjalan sendiri karena terdapat fasilitas garis penuntun pada lantai kantor Walikota. Hal ini sangat kami apresiasi,” ujar Jonna Aman Damanik.
Disampaikannya, pihaknya juga telah mendengar dari berbagai pihak tentang keberpihakan Pemkot Denpasar dalam pemenuhan pelayanan kepada penyandang disabilitas. Adanya Rumah Berdaya bagi penyandang skizofrenia, rumah disabilitas hingga layanan autis telah dimiliki dan terus mendapatkan perhatian dari Pemkot Denpasar.
“Kami mengapresiasi praktik-praktik yang telah dilaksanakan Pemkot Denpasar dalam melibatkan stakeholder yang ada. Ke depan kita dapat bersama-sama melakukan percepatan program-program pemenuhan dan pelayanan kepada disabilitas,” imbuh Jonna Aman Damanik.
Walikota Jaya Negara menyampaikan, Pemkot Denpasar telah mengeluarkan Perwali Nomor 35 Tahun 2011 tentang upaya peningkatan aksesibilitas penyandang disabilitas di Kota Denpasar. Perwali Denpasar Nomor 44 Tahun 2019 tentang pedoman pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas mental di Rumah Berdaya, dan Perwali Denpasar Nomor 70 Tahun 2019 tentang pembentukan UPTD pusat layanan disabilitas kelas A pada Dinas Sosial.
Sebagai bentuk implementasi peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan pihaknya juga telah membentuk pusat layanan disabilitas. Di samping itu juga membentuk Rumah Berdaya untuk penyandang skizofrenia, rumah kreativitas disabilitas (Bisabilitas) sebagai tempat pemenuhan ekspresi diri dan kreativitas.
Sementara dalam penyaluran alat-alat kesehatan seperti kursi roda, tongkat, walker hingga sembako, pihaknya juga memiliki program layanan Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (KKKS) Kota Denpasar. Dalam memberikan bantuan KUR kepada penyandang disabilitas juga telah disiapkan dalam program socio entrepreneur, serta pelatihan keterampilan sebagai gerakan cinta produk disabilitas.
“Pelayanan vaksinasi Covid-19 juga telah dilaksanakan kepada penyandang disabilitas serta pendampingan hingga di tingkat desa. Semoga pertemuan ini dapat bersama-sama membangun dan memberikan yang terbaik dalam pelayanan disabilitas di Kota Denpasar,” ujar Walikota Jaya Negara.
Kadis Sosial Kota Denpasar I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty menyampaikan pola-pola kolaborasi juga telah berlangsung melalui kemitraan Pemkot Denpasar dan KKKS, dengan mitra bina usaha pada program rehabilitasi sosial, fakir miskin, perlindungan dan jaminan sosial serta pemberdayaan sosial. Hal ini dilaksanakan parenting group, pelatihan kompetensi, radio inklusi yang memberikan kesempatan disabilitas menyelami dunia broadcasting.
Bekerjasama dengan Yayasan Bina Ilmu Bali milik ekspatriat Korea Selatan karya literasi disabilitas diberikan kesempatan tampil pada acara kebudayaan Korea Selatan, hingga layanan Pojok Kebaikan bagi penyandang disabilitas yang memerlukan pelayanan kesejahteraan sosial.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada KND RI yang telah memberikan perhatian khusus kepada permasalahan disabilitas di Kota Denpasar, sehingga ke depan tujuan bersama dapat tercapai,” kata Laxmy. *mis
“Dari baru masuk kantor Walikota Denpasar kami telah melihat fasilitas pendukung bagi kami penyandang disabilitas. Saya yang penyandang tuna netra dapat berjalan sendiri karena terdapat fasilitas garis penuntun pada lantai kantor Walikota. Hal ini sangat kami apresiasi,” ujar Jonna Aman Damanik.
Disampaikannya, pihaknya juga telah mendengar dari berbagai pihak tentang keberpihakan Pemkot Denpasar dalam pemenuhan pelayanan kepada penyandang disabilitas. Adanya Rumah Berdaya bagi penyandang skizofrenia, rumah disabilitas hingga layanan autis telah dimiliki dan terus mendapatkan perhatian dari Pemkot Denpasar.
“Kami mengapresiasi praktik-praktik yang telah dilaksanakan Pemkot Denpasar dalam melibatkan stakeholder yang ada. Ke depan kita dapat bersama-sama melakukan percepatan program-program pemenuhan dan pelayanan kepada disabilitas,” imbuh Jonna Aman Damanik.
Walikota Jaya Negara menyampaikan, Pemkot Denpasar telah mengeluarkan Perwali Nomor 35 Tahun 2011 tentang upaya peningkatan aksesibilitas penyandang disabilitas di Kota Denpasar. Perwali Denpasar Nomor 44 Tahun 2019 tentang pedoman pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas mental di Rumah Berdaya, dan Perwali Denpasar Nomor 70 Tahun 2019 tentang pembentukan UPTD pusat layanan disabilitas kelas A pada Dinas Sosial.
Sebagai bentuk implementasi peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan pihaknya juga telah membentuk pusat layanan disabilitas. Di samping itu juga membentuk Rumah Berdaya untuk penyandang skizofrenia, rumah kreativitas disabilitas (Bisabilitas) sebagai tempat pemenuhan ekspresi diri dan kreativitas.
Sementara dalam penyaluran alat-alat kesehatan seperti kursi roda, tongkat, walker hingga sembako, pihaknya juga memiliki program layanan Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (KKKS) Kota Denpasar. Dalam memberikan bantuan KUR kepada penyandang disabilitas juga telah disiapkan dalam program socio entrepreneur, serta pelatihan keterampilan sebagai gerakan cinta produk disabilitas.
“Pelayanan vaksinasi Covid-19 juga telah dilaksanakan kepada penyandang disabilitas serta pendampingan hingga di tingkat desa. Semoga pertemuan ini dapat bersama-sama membangun dan memberikan yang terbaik dalam pelayanan disabilitas di Kota Denpasar,” ujar Walikota Jaya Negara.
Kadis Sosial Kota Denpasar I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty menyampaikan pola-pola kolaborasi juga telah berlangsung melalui kemitraan Pemkot Denpasar dan KKKS, dengan mitra bina usaha pada program rehabilitasi sosial, fakir miskin, perlindungan dan jaminan sosial serta pemberdayaan sosial. Hal ini dilaksanakan parenting group, pelatihan kompetensi, radio inklusi yang memberikan kesempatan disabilitas menyelami dunia broadcasting.
Bekerjasama dengan Yayasan Bina Ilmu Bali milik ekspatriat Korea Selatan karya literasi disabilitas diberikan kesempatan tampil pada acara kebudayaan Korea Selatan, hingga layanan Pojok Kebaikan bagi penyandang disabilitas yang memerlukan pelayanan kesejahteraan sosial.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada KND RI yang telah memberikan perhatian khusus kepada permasalahan disabilitas di Kota Denpasar, sehingga ke depan tujuan bersama dapat tercapai,” kata Laxmy. *mis
Komentar