SMPN 1 Ubud Inovasikan Pembelajaran Berbasis IPA
GIANYAR, NusaBali.com
SMPN 1 Ubud, Kelurahan/Kecamatan Ubud, Gianyar kini mematangkan inovasi sistem pembelajaran berbasis IPA. Inovasi mulai dari penelitian air bersih hingga pengelolaan sampah berbasis sumber hingga bernilai rupiah.
Hal itu disampaikan Kepala SMPN 1 Ubud Ni Made Irma Wulandari SE SPd MPd pada acara Deklarasi SMPN 1 Ubud Menuju Sekolah Ramah Anak (SRA) di halaman sekolah setempat, Selasa (31/5) siang.
‘’Saat ini, warga sekolah ini sedang berinovasi dengan program kebaruan berbasis teknologi IPA,’’ jelas kasek yang mantan model ini. Bentuk inovasi itu, antara lain kerjasama untuk penelitian air di sungai sekitar Ubud. Pembuatan solar panel dan mesin handsanitizer, penelitian tirta, penyaluran air bekas toilet guna penyiraman taman sekolah. Selain itu, penalangan air hujan menjadi air konsumsi dan sistem penyaringan robotik air dan sistem koding guna mendukung kampanye lingkungan dan hemat energi. ‘’Kami sedang dalam proses untuk penandatanganan kerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Ngurah Rai, Denpasar,’’ jelasnya.
Kasek asal Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh yang menikah di Puri Batubulan, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini, menambahkan, SMPN di jantung destinasi wisata Ubud ini juga memiliki program ecoschool. Program ini dipandu langsung oleh Ketua I Ikaspensa (Ikatan Keluarga Alumni SMPN 1 Ubud) Dr AA Raka Dalem. Bentuk program yakni pengembangan sistem TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat) untuk penanganan sampah berbasis sumber. Untuk program ini, sekolah dibantu oleh Komunitas Peduli Sampah Plastik, Komunitas Peduli Sampah Organik, dan Komunitas Ecoenzym Nusantara. ‘’Bahkan wantilan sekolah kami dan sekitarnya telah disterilkan dengan cairan ajaib ecoenzym ini.
Ada juga handsanitizer yang kami produksi sendiri,’’ jelsnya. Masih tentang pembelajaran berbasis IPA, jelas Kasek Irma, nantinya di taman belakang bangunan sekolah yang dulunya bertumpuk seperti tanah uruk, dan tempat pembuangan akhir, ditata berkonsepkan teba (pekarangan belakang rumah). Model ini sesuai hasil diskusi bersama komunitas Pada Pede Sukawati. Sekolah ini juga mengembangkan kelas kebun hidroponic dan sudah ada panen. Ada juga kelas entrepreneur dengan produk jamu, sayuran, kripik, es buah, daluman dan yang lain. Usaha ini dibuat sendiri oleh siswa dibimbing guru pembina. Ada juga pembelajaran kerajinanan ramah lingkungan, karena bahannya dibuat dari barang bekas yang dikelola guru prakarya. Konsepnya, sampah adalah berkah sehingga terkumpul uang yang tak sedikit.
Sekretaris Disdik Gianyar Dewa Putu Manuaba mengatakan, SMPN 1 Ubud merupakan salah satu SMP unggulan di Gianyar. Dia menyambut baik inovasi yang telah dikembangkan sekolah ini. Menurutnya, inovasi amat penting selain untuk pengayaan praktik kelimuan pada anak, juga dapat mengembangkan bakat dan minat pada anak.*lsa
‘’Saat ini, warga sekolah ini sedang berinovasi dengan program kebaruan berbasis teknologi IPA,’’ jelas kasek yang mantan model ini. Bentuk inovasi itu, antara lain kerjasama untuk penelitian air di sungai sekitar Ubud. Pembuatan solar panel dan mesin handsanitizer, penelitian tirta, penyaluran air bekas toilet guna penyiraman taman sekolah. Selain itu, penalangan air hujan menjadi air konsumsi dan sistem penyaringan robotik air dan sistem koding guna mendukung kampanye lingkungan dan hemat energi. ‘’Kami sedang dalam proses untuk penandatanganan kerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Ngurah Rai, Denpasar,’’ jelasnya.
Kasek asal Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh yang menikah di Puri Batubulan, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini, menambahkan, SMPN di jantung destinasi wisata Ubud ini juga memiliki program ecoschool. Program ini dipandu langsung oleh Ketua I Ikaspensa (Ikatan Keluarga Alumni SMPN 1 Ubud) Dr AA Raka Dalem. Bentuk program yakni pengembangan sistem TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat) untuk penanganan sampah berbasis sumber. Untuk program ini, sekolah dibantu oleh Komunitas Peduli Sampah Plastik, Komunitas Peduli Sampah Organik, dan Komunitas Ecoenzym Nusantara. ‘’Bahkan wantilan sekolah kami dan sekitarnya telah disterilkan dengan cairan ajaib ecoenzym ini.
Ada juga handsanitizer yang kami produksi sendiri,’’ jelsnya. Masih tentang pembelajaran berbasis IPA, jelas Kasek Irma, nantinya di taman belakang bangunan sekolah yang dulunya bertumpuk seperti tanah uruk, dan tempat pembuangan akhir, ditata berkonsepkan teba (pekarangan belakang rumah). Model ini sesuai hasil diskusi bersama komunitas Pada Pede Sukawati. Sekolah ini juga mengembangkan kelas kebun hidroponic dan sudah ada panen. Ada juga kelas entrepreneur dengan produk jamu, sayuran, kripik, es buah, daluman dan yang lain. Usaha ini dibuat sendiri oleh siswa dibimbing guru pembina. Ada juga pembelajaran kerajinanan ramah lingkungan, karena bahannya dibuat dari barang bekas yang dikelola guru prakarya. Konsepnya, sampah adalah berkah sehingga terkumpul uang yang tak sedikit.
Sekretaris Disdik Gianyar Dewa Putu Manuaba mengatakan, SMPN 1 Ubud merupakan salah satu SMP unggulan di Gianyar. Dia menyambut baik inovasi yang telah dikembangkan sekolah ini. Menurutnya, inovasi amat penting selain untuk pengayaan praktik kelimuan pada anak, juga dapat mengembangkan bakat dan minat pada anak.*lsa
Komentar