Koster : Bali Survive Karena Budaya
'Guyur' Hadiah untuk Pemenang Utsawa Widyatarka
DENPASAR,NusaBali
Ketua DPD PDI Perjuangan yang juga Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan Bali survive dengan adat dan budaya, walaupun tidak memiliki sumber daya alam.
Sehingga para generasi muda di Bali harus melestarikan warisan leluhur, keunikan dan keunggulan budaya Bali, termasuk Bahasa dan Sastra Bali. “Bali tidak memiliki sumber daya alam berupa tambang seperti daerah lain. Namun, Bali punya keungulan adat dan budaya. Warisan leluhur ini harus dijaga, dipertanggungjawabkan agar tetap eksis berkesinambungan menghadapi perkembangan zaman dan teknologi,” ujat Koster di sela-sela grand final Utsawa Widyatarka (cerdas cermat) Susastra Bali, di Aula Kantor DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, Jalan banteng Baru Nomor 4 Niti Mandala Denpasar, Rabu (1/6) siang.
Dalam acara lomba tersebut dihadiri Sekretaris DPD PDIP Bali sekaligus juga Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali Dewa Made Mahayadnya alias Dewa Jacak, Koordinator Lomba Utsawa Widyatarka Susastra Bali Anak Agung Ngurah Adi Ardhana, anggota Fraksi PDIP DPRD Bali dan kader partai lainnya.
Koster yang pengalaman duduk di Komisi X DPR RI membidangi pendidikan, adat, budaya serta pariwisata selama 3 periode ini, menegaskan Krama Bali harus mencintai dan bangga dengan budaya Bali yang didalamnya ada tradisi, seni, bahasa, dan kearifan lokal lainnya. “Bali punya keunikan dan keunggulan yang tidak dimiliki daerah lain di dunia, sehingga tidak ada yang bisa mengalahkan Bali dari sisi budaya,” jelas politisi asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.
Sebagai Gubernur Koster telah menerbitkan regulasi yang terkait dengan pelestarian adat, budaya, bahasa dan sastra Bali. Mulai Pergub Nomor 79 Tahun 2018 tentang Pengunaan Busana Adat Bali, Pergub Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali, serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa.
Untuk itu, Koster mengajak seluruh elemen masyarakat Bali, termasuk para siswa-siswi harus hidup dan survive dengan budaya sesuai dengan Visi Nangun Sat Kerti Loka Bali. Kata dia, Bahasa Inggris penting dipelajari untuk bidang pekerjaan, Bahasa Indonesia juga wajib digunakan di sekolah, namun Bahasa Bali harus dilestarikan, dipahami secara utuh. ”Jadi ketiganya (Bahasa Bali, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,red) menjadi tata cara menjalankan kehidupan,” tegasnya.
Sementara dalam grand final Utsawa Widyatarka Susastra Bali tingkat SD/SMP/SMA/SMK yang digelar DPD PDIP Bali diikuti dengan antusias oleh peserta. Suasana semakin semarak dengan kehadiran para pendukung dari kabupaten/kota, hingga acara selesai. Apalagi, dalam lomba Utsawa Widyatarka Susastra Bali ini, Koster langsung menguji para peserta lomba dengan menyodorkan sejumlah pertanyaan dan berhadiah langsung jutaan rupiah. Koster menyodorkan pertanyaan yang terkait dengan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Koster yang alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) Jawa Barat ini juga menyodorkan soal matematika juga. Para peserta lomba tidak dibolehkan melihat jawaban di ponsel. Lomba semakin seru, karena para pendukung bersorak ketika jagonya mengungguli lawannya. *nat
1
Komentar