Buleleng Dijadikan Sumber Bibit Sapi
Kecamatan Gerokgak dinilai punya potensi besar,karena bukan hanya populasi sapi yang tingi, melainkan sarana dan prasarana penunjang tersedia.
SINGARAJA, NusaBali
Kabupaten Buleleng dengan potensi peternakannya mulai dilirik pemerintah pusat. Dengan perkembangan peternakan sapi Bali, Buleleng terpilih sebagai daerah sumber bibit sapi Bali di Indonesia. Dari sejumlah persyaratan yang diperlukan untuk menjadi daerah sumber, Buleleng sudah menyandang status layak, setelah mendapat kunjungan tim verifikasi langsung dari Kementerian Pertanian RI sepekan lalu.
Kepala Dinas Pertanian Buleleng Nyoman Swatantra ditemui Selasa (21/3) kemarin mengatakan bahwa pihaknya telah melalui proses yang panjang untuk menjadikan Buleleng khususnya kecamatan Gerokgak menjadi sumber bibit sapi Bali di Indonesia.
Dengan potensi peternakan sapi yang dimilikinya Dinas Pertanian Buleleng telah mempresentasikan potensi yang dimiliki di hadapan Kementerian Pertanian RI pad aakhir Desember 2016 lalu. Saat itu Buleleng mengusulkan Kecamatan Gerokgak menjadi salah satu daerah di Buleleng sebagai sumber bibit sapi Bali. Pihaknya pun memilih Kecamatan Gerokgak selain populasi hewan sapinya terbanyak dibandingkan kecamatan lain di Buleleng, di Kecamatan gerokgak juga terdapat sejumlah fasilitas pendukung sebagai daerah sumber bibit sapi Bali.
“Kami pilih Gerokgak, selain pengembangan sapi Bali dan ketersediaan pakan dan teknis peternakannya memadai, di sana juga terdapat Balai Benih, Puskeswan, petugas kawin suntik yang banyak, Balai Penyuluh Pertanian (BPP) termasuk juga simantri yang merupakan fasilitas pendukung sebagai daerah sumber bibit,” ujar Swatantra.
Ia juga mengatakan dari 121 ribu populasi ternak sapi di Buleleng 42 ribu di antaranya ada di kecamatan Gerokgak. Di Kecamatan Gerokgak, hampir rata masyarakatnya memiliki ternak sapi 3-4 ekor per KK. Jumlah tersebut disebut terbanyak di Buleleng sehingga berpotensi sebagai sumber bibit sapi Bali. Selain itu 20 kelompok ternak sapi yang ada di sana juga telah mengupayakan pemberdayaan kotoran sapi menjadi pupuk organik, mengasuransikan sapi-sapi mereka, sehingga profesi mereka sebagai seorang peternak memang benar-benar terfokuskan.
Sementara itu dari hasil verifikasi tim dari Kementerian Pertanian, pada Jumat (17/3) lalu, melihat dari potensi dan sarana pendukung yang ada, Buleleng sudah mengantongi kata layak. Saat ini tinggal menunggu rekomendasi dari Menteri Pertanian untuk mendapatkan sertifikasi sebagai daerah sumber bibit sapi Bali.
“Mudah-mudahan ini terwujud, sehingga ke depannya pertanian di Buleleng dapat berkembang lebih baik, selain sebagai komoditas unggulan, juga akan berimbas pada pemasaran hasil peternakan, untuk lebih mensejahterakan para peternak sapi pada khususnya,” kata dia. *k23
Kepala Dinas Pertanian Buleleng Nyoman Swatantra ditemui Selasa (21/3) kemarin mengatakan bahwa pihaknya telah melalui proses yang panjang untuk menjadikan Buleleng khususnya kecamatan Gerokgak menjadi sumber bibit sapi Bali di Indonesia.
Dengan potensi peternakan sapi yang dimilikinya Dinas Pertanian Buleleng telah mempresentasikan potensi yang dimiliki di hadapan Kementerian Pertanian RI pad aakhir Desember 2016 lalu. Saat itu Buleleng mengusulkan Kecamatan Gerokgak menjadi salah satu daerah di Buleleng sebagai sumber bibit sapi Bali. Pihaknya pun memilih Kecamatan Gerokgak selain populasi hewan sapinya terbanyak dibandingkan kecamatan lain di Buleleng, di Kecamatan gerokgak juga terdapat sejumlah fasilitas pendukung sebagai daerah sumber bibit sapi Bali.
“Kami pilih Gerokgak, selain pengembangan sapi Bali dan ketersediaan pakan dan teknis peternakannya memadai, di sana juga terdapat Balai Benih, Puskeswan, petugas kawin suntik yang banyak, Balai Penyuluh Pertanian (BPP) termasuk juga simantri yang merupakan fasilitas pendukung sebagai daerah sumber bibit,” ujar Swatantra.
Ia juga mengatakan dari 121 ribu populasi ternak sapi di Buleleng 42 ribu di antaranya ada di kecamatan Gerokgak. Di Kecamatan Gerokgak, hampir rata masyarakatnya memiliki ternak sapi 3-4 ekor per KK. Jumlah tersebut disebut terbanyak di Buleleng sehingga berpotensi sebagai sumber bibit sapi Bali. Selain itu 20 kelompok ternak sapi yang ada di sana juga telah mengupayakan pemberdayaan kotoran sapi menjadi pupuk organik, mengasuransikan sapi-sapi mereka, sehingga profesi mereka sebagai seorang peternak memang benar-benar terfokuskan.
Sementara itu dari hasil verifikasi tim dari Kementerian Pertanian, pada Jumat (17/3) lalu, melihat dari potensi dan sarana pendukung yang ada, Buleleng sudah mengantongi kata layak. Saat ini tinggal menunggu rekomendasi dari Menteri Pertanian untuk mendapatkan sertifikasi sebagai daerah sumber bibit sapi Bali.
“Mudah-mudahan ini terwujud, sehingga ke depannya pertanian di Buleleng dapat berkembang lebih baik, selain sebagai komoditas unggulan, juga akan berimbas pada pemasaran hasil peternakan, untuk lebih mensejahterakan para peternak sapi pada khususnya,” kata dia. *k23
1
Komentar