Bocah Kelas IV SD 'Digilir' Tiga Pria Beristri
Dua dari Tiga Pelaku Masih Saudara Kandung Kakek Korban
AMLAPURA, NusaBali
Seorang siswi Kelas IV SD di Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, Ni Luh WA, 10, diduga jadi korban pelecehan seksual oleh tiga pria beristri secara bergantian. Mirisnya, dua dari tiga pelaku justru merupakan saudara kandung dari kakek korban.
Dua pelaku yang notabene masih saudara kakek korban masing-masing I Made Kr, 50 dan I Nyoman Kr, 55. Sedangkan satu pelaku lainnya adalah I Nengah We, 40, yang notabene masih tetangganya.
Dugaan pencabulan terhadap bocah Ni Luh WA dilakukan ketiga pelaku di tempat berbeda-beda, sejak Desember 2016 lalu. Namun, kasus ini baru terungkap ke publik setelah dilaporkan kedua orangtua korban, I Ketut S, 38, dan Ni Ketut D, 39, ke Mapolsek Abang, Senin (20/3) sore pukul 16.00 Wita.
Berdasarkan laporan di Mapolsek Abang, kasus dugaan pelecehan bocah perempuan berusia 10 tahun ini terungkap setelah kakak korban, I Made WAS, 12 (siswa Kelas V SD) memergoki adiknya membawa beberapa lembar uang pecahan Rp 10.000, pas saat jam istirahat sekolah, Jumat (17/3) pagi pukul 09.00 Wita. Sang kakak curiga pasti ada yang tidak beres, karena adiknya membawa uang terlalu banyak untuk ukuran siswi SD. Padahal, sehari-harinya orangtua mereka hanya memberikan bekal Rp 2.000.
Sang kakak, I Made WAS, pun mengusut asal-usul uang yang dibawa korban Ni Luh WA. Awalnya, korban coba mengelak mengatakan dari mana uang tersebut. Dia hanya mengatakan uang tersebut milik temannya. Tapi, sang kakak tidak percaya dan terus mendesak adiknya. Setelah didesak, barulah bocah Ni Luh WA mengakui uang tersebut diberikan tiga lelaki telah beristri, dua di antaranya masih tergolong kakeknya. Sedangkan lelaki satunya lagi adalah tetangganya.
Sepulang sekolah hari itu, sang kakak yakni I Made WAS langsung memberitahukan perihal adiknya membawa uang yang diberikan tiga lelaki kepada kedua orangtuanya. Kemudian ibunda korban, Ni Ketut D, mengusut putri ciliknya perihal uang puluhan ribu rupiah didapatkannya dari tiga lelaki beristri.
Namun, saat itu Ni Ketut D tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, karena putri ciliknya malah menangis. Beruntung, pada akhirnya korban Ni Luh WA mengakui kalau uang terebut merupakan upah dari tiga lelaki beristri yang notabene masih kerabatnya. Menurut korban, sebelum mendapatkan uang, dirinya disetubuhi secara bergilir oleh ketiga pelaku di tiga tempat berbeda.
Setelah mendapatkan jawaban dari putri ciliknya, Ni Ketut D kemudian menyampaikan masalah ini kepada suaminya, I Ketut S---ayah dari korban. Namun, I Ketut S pilih menunggu beberapa hari, sebelum kemudian menginterogasi putri ciliknya, Senin subuh pukul 05.00 Wita. Ternyata, I Ketut S kaget bukan main, karena mendapat pengakuan sama dengan yang diperoleh istrinya.
Maka, hari itu pula, I Ketut S berkoordinasi dengan anggota Babinkamtibmas Desa Bunutan, Kecamatan Abang. Oleh anggota Babinkamtibmas, I Ketut S disarankan untuk melaporkan kasus dugaan pelecehan seksual anak bawah umur ini ke Polsek Abang, dengan mengajak serta korban Ni Luh WA.
Kasus ini pun langsung dilaporkan orangtua korban ke Mapolsek Aban, Senin, 20 Maret 2017 sore pukul 16.00 Wita. Begitu mendapat laporan, Kapolsek Abang AKP I Nyoman Sugitayasa langsung mengantar bocah Ni Luh WA untuk melakukan visum ke RSUD Karangasem di Amlapura, Senin malam. Dari hasil visum, ditemukan adanya luka robek di alat vital korban, yang diduga karena telah terjadi persetubuhan.
Sehari setelah kasus ini dilaporkan, ketiga pelaku yang notabene masih kerabat korban telah diamankan polisi, Selasa (21/3) malam pukul 19.00 Wita. Ketiganya ditangkap di rumahnya masing-masing. “Tiga lelaki beristri yang dilaporkan orangtua korban telah kami amankan, hanya saja belum sempat dimintai keterangannya,” ungkap Kapolsek Abang, AKP I Nyoman Sugitayasa, saat dikonfirmasi NusaBali, tadi malam.
Kapolsek Nyoman Sugitayasa mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, korban Ni Luh WA terakhir kali diajak pelaku berhubungan badan, Minggu (12/3) lalu. Setiapkali diajak berhubungan badan, bocah Kelas IV SD ini selalu diiming-imingi sejumlah uang.
Ayah korban, I Ketut S, juga mengaku dapat keterangan serupa dari putri ciliknya. “Saya tidak menyangka anak saya jadi korban pelecehan. Selama ini, secara fisik, anak saya terlihat baik-baik saja. Hanya saja, anak saya sempat mengeluhkan sakit panas dingin. Telah dibelikan obat dan diminum, sudah sembuh,” ungkap I Ketut S yang Selasa kemarin sempat diperiksa di Mapolsek Abang.
Sedangkan ibunda korban, Ni Ketut D, mengatakan putri ciliknya beberapa kali sempat mengeluh sakit. “Anak saya mengeluhkan sakit setiap buang air kecil. Saya kira anak saya sedang limin (anyang-anyangan), saya tidak curiga ternyata seperti ini kejadiannya,” cerita Ni Ketut D. * k16
Dua pelaku yang notabene masih saudara kakek korban masing-masing I Made Kr, 50 dan I Nyoman Kr, 55. Sedangkan satu pelaku lainnya adalah I Nengah We, 40, yang notabene masih tetangganya.
Dugaan pencabulan terhadap bocah Ni Luh WA dilakukan ketiga pelaku di tempat berbeda-beda, sejak Desember 2016 lalu. Namun, kasus ini baru terungkap ke publik setelah dilaporkan kedua orangtua korban, I Ketut S, 38, dan Ni Ketut D, 39, ke Mapolsek Abang, Senin (20/3) sore pukul 16.00 Wita.
Berdasarkan laporan di Mapolsek Abang, kasus dugaan pelecehan bocah perempuan berusia 10 tahun ini terungkap setelah kakak korban, I Made WAS, 12 (siswa Kelas V SD) memergoki adiknya membawa beberapa lembar uang pecahan Rp 10.000, pas saat jam istirahat sekolah, Jumat (17/3) pagi pukul 09.00 Wita. Sang kakak curiga pasti ada yang tidak beres, karena adiknya membawa uang terlalu banyak untuk ukuran siswi SD. Padahal, sehari-harinya orangtua mereka hanya memberikan bekal Rp 2.000.
Sang kakak, I Made WAS, pun mengusut asal-usul uang yang dibawa korban Ni Luh WA. Awalnya, korban coba mengelak mengatakan dari mana uang tersebut. Dia hanya mengatakan uang tersebut milik temannya. Tapi, sang kakak tidak percaya dan terus mendesak adiknya. Setelah didesak, barulah bocah Ni Luh WA mengakui uang tersebut diberikan tiga lelaki telah beristri, dua di antaranya masih tergolong kakeknya. Sedangkan lelaki satunya lagi adalah tetangganya.
Sepulang sekolah hari itu, sang kakak yakni I Made WAS langsung memberitahukan perihal adiknya membawa uang yang diberikan tiga lelaki kepada kedua orangtuanya. Kemudian ibunda korban, Ni Ketut D, mengusut putri ciliknya perihal uang puluhan ribu rupiah didapatkannya dari tiga lelaki beristri.
Namun, saat itu Ni Ketut D tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, karena putri ciliknya malah menangis. Beruntung, pada akhirnya korban Ni Luh WA mengakui kalau uang terebut merupakan upah dari tiga lelaki beristri yang notabene masih kerabatnya. Menurut korban, sebelum mendapatkan uang, dirinya disetubuhi secara bergilir oleh ketiga pelaku di tiga tempat berbeda.
Setelah mendapatkan jawaban dari putri ciliknya, Ni Ketut D kemudian menyampaikan masalah ini kepada suaminya, I Ketut S---ayah dari korban. Namun, I Ketut S pilih menunggu beberapa hari, sebelum kemudian menginterogasi putri ciliknya, Senin subuh pukul 05.00 Wita. Ternyata, I Ketut S kaget bukan main, karena mendapat pengakuan sama dengan yang diperoleh istrinya.
Maka, hari itu pula, I Ketut S berkoordinasi dengan anggota Babinkamtibmas Desa Bunutan, Kecamatan Abang. Oleh anggota Babinkamtibmas, I Ketut S disarankan untuk melaporkan kasus dugaan pelecehan seksual anak bawah umur ini ke Polsek Abang, dengan mengajak serta korban Ni Luh WA.
Kasus ini pun langsung dilaporkan orangtua korban ke Mapolsek Aban, Senin, 20 Maret 2017 sore pukul 16.00 Wita. Begitu mendapat laporan, Kapolsek Abang AKP I Nyoman Sugitayasa langsung mengantar bocah Ni Luh WA untuk melakukan visum ke RSUD Karangasem di Amlapura, Senin malam. Dari hasil visum, ditemukan adanya luka robek di alat vital korban, yang diduga karena telah terjadi persetubuhan.
Sehari setelah kasus ini dilaporkan, ketiga pelaku yang notabene masih kerabat korban telah diamankan polisi, Selasa (21/3) malam pukul 19.00 Wita. Ketiganya ditangkap di rumahnya masing-masing. “Tiga lelaki beristri yang dilaporkan orangtua korban telah kami amankan, hanya saja belum sempat dimintai keterangannya,” ungkap Kapolsek Abang, AKP I Nyoman Sugitayasa, saat dikonfirmasi NusaBali, tadi malam.
Kapolsek Nyoman Sugitayasa mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, korban Ni Luh WA terakhir kali diajak pelaku berhubungan badan, Minggu (12/3) lalu. Setiapkali diajak berhubungan badan, bocah Kelas IV SD ini selalu diiming-imingi sejumlah uang.
Ayah korban, I Ketut S, juga mengaku dapat keterangan serupa dari putri ciliknya. “Saya tidak menyangka anak saya jadi korban pelecehan. Selama ini, secara fisik, anak saya terlihat baik-baik saja. Hanya saja, anak saya sempat mengeluhkan sakit panas dingin. Telah dibelikan obat dan diminum, sudah sembuh,” ungkap I Ketut S yang Selasa kemarin sempat diperiksa di Mapolsek Abang.
Sedangkan ibunda korban, Ni Ketut D, mengatakan putri ciliknya beberapa kali sempat mengeluh sakit. “Anak saya mengeluhkan sakit setiap buang air kecil. Saya kira anak saya sedang limin (anyang-anyangan), saya tidak curiga ternyata seperti ini kejadiannya,” cerita Ni Ketut D. * k16
Komentar