Hadiri Konferwil VI Muslimat NU di Bali, Khofifah Bicara Persatuan
Nyai Hj Any Hani’ah Machrus Kembali Pimpin PW Muslimat NU Bali
DENPASAR, NusaBali.com – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (PP Muslimat NU) Khofifah Indar Parawansa hadir dan menutup secara resmi Konferensi Wilayah (Konferwil) VI Pengurus Wilayah (PW) Muslimat NU Provinsi Bali, Minggu (5/6/2022) malam.
Dalam Konferwil yang dilangsungkan di Hotel Grand Shanti Denpasar tersebut, Nyai Hj Any Hani’ah Machrus kembali dipercaya oleh 9 Pengurus Cabang (PC) Kabupaten/Kota se-Bali mengemban amanah menjadi Ketua PW Muslimat NU Bali masa khidmat 2022-2027.
Dalam sambutannya, Khofifah yang juga Gubernur Jawa Timur ini menyampaikan selamat untuk Any Hani’ah melanjutkan kepemimpinannya di Pulau Dewata. Di bawah kepemimpinan Anny yang kesehariannya berdinas sebagai Analis Kebijakan Ali Muda pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bali tersebut, soliditas Muslimat diharapkan tetap terjaga.
“Saya mengikuti berbagai survei, dari berbagai Banom (Badan Otonom, Red) di NU Banser yang paling memiliki soliditas tinggi. Posisi kedua ditempati oleh Muslimat NU,” puji Khofifah.
Soal menjaga persatuan menjadi penekanan Khofifah kepada PW Muslimat NU Bali. Diingatkan bahwa gangguan persatuan ini acapkali berawal dari hoax atau ujaran kebencian yang akhirnya mengancam persatuan, kesatuan dan persaudaraan bangsa.
Menurut dia, sesungguhnya jika semua mau melihat keberagaman sebagai potensi efektif bangsa, maka keberagaman itu akan bisa mendorong bagaimana bangsa ini semakin maju dan produktif.
“Tetapi kalau 714 suku di Indonesia, tidak dikonsolidasikan, tidak dibangun partnership, tidak dibangun kohesivitas, maka yang muncul, meskipun itu kecil, perbedaan,” pesan Khofifah.
Ia melanjutkan, bagaimana bangsa ini, bisa melihat perbedaaan sebagai rahmat. Untuk itu, keberagaman harus dikonsolidiasikan dan pada posisi itulah bertemu transformasi digital yang luar biasa pesatnya.
Pihaknya prihatin dengan kondisi yang terjadi saat ini, bagaimana beberapa elemen masyarakat dengan seenaknya melakukan bullying terhadap orang, kelompok atau masyarakat lainnya.
Bagaimana di era digitalisasi ini, ada elemen-elemen masyarakat dengan mudah, menebar kebencian hingga membuat berita tidak benar atau hoax. “Kalau ini, tidak dilakukan penetrasi, maka bisa menggangggu persaudaraan, persatuan dan kesatuan di negeri ini,” tegasnya.
Penutupan Konferwil VI PW Muslimat NU Bali dihadiri Rais Syuriah PW NU Bali KH Noorhadi Al Hafidz yang juga pimpinan Pondok Pesantren Raudhatul Huffadz Tabanan, Ketua PWNU Bali KH Abdul Aziz, Ketua MUI Bali Mahrusun Hadiono, anggota DPD RI Dapil Bali Bambang Santoso, hingga Prof Sri Mulyati, guru besar daru UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan dari Pemprov Bali, Gubernur Wayan Koster diwakili oleh Kadis Sosial Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra.
Sementara itu Any Haniah mengucapkan terima kasih kepada seluruh kader Muslimat NU Bali yang telah turut memperjuangkan organisasi selama periode lalu.
“Kepada saudara-saudara saya seperjuangan, pengurus Muslimat NU, saya mengucapkan terima kasih, telah mendampingi saya berjuang. Berlelah-lelah untuk mengembangkan organisasi terutama untuk memajukan masyarakat Bali,” kata sosok yang juga Ketua Badan Koordinasi Majelis Ta'lim Masjid-Dewan Masjid Indonesia (BKMM-DMI) Bali ini.
Konferwil VI Muslimat NU Bali mengusung tema ‘Meningkatkan Khidmad Muslimat NU Provinsi Bali untuk Kemanusiaan dan Kemandirian Perempuan’. “Tema yang kami angkat dalam konferensi ini adalah khidmad Muslimat NU Bali dalam misi kemanusiaan dan kemandirian perempuan. Kelak perempuan adalah tonggak dalam membantu rumah tangga dan masyarakat dan ikut berperanserta dalam kegiatan ekonomi. Terutama ekonomi Bali bangkit dan Indonesia,” terang Hj Nimmi Gulam, Ketua Panitia Konferwil VI Muslimat NU Bali.
Rangkaian kegiatan Konferwil VI sebelumnya dilakukan kegiatan senam Lanjut Usia dan Produktif (Lantip), Barokah Sale, Riyadloh dan Doa Bersama serta anjangsana kepada tokoh NU dan Muslimat NU Bali.
Komentar