Arus Laut Deras, Balawista Pantai Kuta Siaga
Ombak besar dan arus air di perairan Pantai Kuta, Badung, dua hari belakangan cukup kencang, membuat Balawista Pantai Kuta memasang sejumlah bendera tanda larangan untuk berenang.
MANGUPURA, NusaBali
“Sebenarnya ombak tak terlalu besar, namun yang berbahaya adalah arusnya. Pada area yang telah dipasangi bendera warna merah itu berarti tanda larangan untuk mandi (berenang). Sementara yang merah-kuning itu berarti tak berbahaya,” kata Gede Priadi, salah seorang anggota Balawista Pantai Kuta, Selasa (21/3).
Priadi menuturkan ombak yang cukup besar dan arus deras itu terjadi dua hari (sejak Senin, 20/3). Menurutnya tarikan arus yang sangat kencang terjadi pada saat air laut surut. “Angin dua hari belakangan ini cukup kencang. Gelombang laut itu sangat dipengaruhi oleh kecepatan angin. Kami berharap agar para pengunjung di Pantai Kuta ini untuk mematuhi larangan yang telah kami pasang ini. Kalau untuk surfing sebenarnya boleh, tapi tetap waspada. Bagi yang belum mahir disarankan untuk jangan melakukannya,” imbuh Priadi.
Sementara terkait fenomena equinox yang dikabarkan terjadi pada Selasa (21/3), pihak Balai Besar Meteorologi, Klimatoligi, dan Geofisika Wilayah III Denpasar, menyatakan, equinox atau fenomena meningkatnya suhu matahari di wilayah Bali terjadi karena posisi matahari lebih dekat dengan bumi.
“Equinox adalah salah satu fenomena astronomi di mana matahari melintasi garis khatulistiwa, dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada 21 Maret dan 23 September,” tutur Kasubid Pelayanan Jasa BBMKG Wilayah III Denpasar Decky Irawan saat dikonfirmasi di Kuta, Rabu (15/3).
Decky menjelaskan saat equinox berlangsung, di luar bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis bagian Utara maupun Selatan. Keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, di mana rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32-36°C.
“Equinox bukan merupakan fenomena seperti ‘heat wave’ yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah, yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama,” imbuhnya.
Menurutnya fenomena equinox tak perlu dikhawatirkan, karena sebenarnya fenomena ini sering terjadi setiap tahun sesuai dengan siklus pergerakan matahari.
“Secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab/basah. Wilayah Bali saat ini sedang memasuki masa/periode transisi/pancaroba,” ujarnya. * cr64
Priadi menuturkan ombak yang cukup besar dan arus deras itu terjadi dua hari (sejak Senin, 20/3). Menurutnya tarikan arus yang sangat kencang terjadi pada saat air laut surut. “Angin dua hari belakangan ini cukup kencang. Gelombang laut itu sangat dipengaruhi oleh kecepatan angin. Kami berharap agar para pengunjung di Pantai Kuta ini untuk mematuhi larangan yang telah kami pasang ini. Kalau untuk surfing sebenarnya boleh, tapi tetap waspada. Bagi yang belum mahir disarankan untuk jangan melakukannya,” imbuh Priadi.
Sementara terkait fenomena equinox yang dikabarkan terjadi pada Selasa (21/3), pihak Balai Besar Meteorologi, Klimatoligi, dan Geofisika Wilayah III Denpasar, menyatakan, equinox atau fenomena meningkatnya suhu matahari di wilayah Bali terjadi karena posisi matahari lebih dekat dengan bumi.
“Equinox adalah salah satu fenomena astronomi di mana matahari melintasi garis khatulistiwa, dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada 21 Maret dan 23 September,” tutur Kasubid Pelayanan Jasa BBMKG Wilayah III Denpasar Decky Irawan saat dikonfirmasi di Kuta, Rabu (15/3).
Decky menjelaskan saat equinox berlangsung, di luar bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis bagian Utara maupun Selatan. Keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, di mana rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32-36°C.
“Equinox bukan merupakan fenomena seperti ‘heat wave’ yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah, yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama,” imbuhnya.
Menurutnya fenomena equinox tak perlu dikhawatirkan, karena sebenarnya fenomena ini sering terjadi setiap tahun sesuai dengan siklus pergerakan matahari.
“Secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab/basah. Wilayah Bali saat ini sedang memasuki masa/periode transisi/pancaroba,” ujarnya. * cr64
1
Komentar