Hasil Uji Lab Makanan Belum Keluar
Kasus Siswa Keracunan Massal di Kubutambahan
SINGARAJA, NusaBali
Polisi masih menunggu hasil uji lab makanan yang diduga menjadi penyebab seratusan siswa SMP Negeri Satu Atap (Satap) 2 Kubutambahan, Buleleng, keracunan massal.
Polisi saat ini telah mengirimkan sampel makanan yang dikonsumsi di sekolah tersebut ke Laboratorium Forensik Polda Bali. Untuk memastikan apa penyebab siswa tersebut, mengalami keracunan. Ada dua makanan yang dikonsumsi siswa saat acara perpisahan kelas IX dan penerimaan rapor tersebut, yakni nasi bungkus dan snack. Makanan itu dipesan di warung milik Ni Komang Cening di Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Adapun isi nasi bungkus tersebut adalah ayam goreng, ayam goreng kecap, mie, telur rebus sambal tomat, daging babi, dan sayur kacang panjang. "Kami belum ketahui dan menunggu hasil uji laboratorium sampel makanannya. Kami belum berani (memastikan) yang mana (beracun)," kata Kasi Humas Polres Buleleng, AKP Gede Sumarjaya, dikonfirmasi Senin (6/6) siang.
Hasil pemeriksaan sementara terhadap penyedia makanan, penjual nasi bungkus menyiapkan sesuai pesanan dengan masakan sendiri menjadi menu yang kemudian dibungkus untuk dibagikan pihak sekolah. Begitu juga dengan snack yang dibuat sesuai pesanan sekolah dengan dibungkus kemasan plastik.
Dalam kasus ini, polisi telah memeriksa enam siswa yang menjadi korban keracunan, panitia yang memesan makanan atas nama Gede Eka Yasa, dan Kepala Sekolah, Komang Rupada. "Ada enam orang siswa, Kepsek, dan pemesan nasi yang diperiksa sebagai saksi. Kami juga sudah minta keterangan penyedia makanan, statusnya masih sebagai saksi," jelas AKP Sumarjaya.
AKP Sumarjaya menyebutkan, proses selanjutnya apakah kejadian ini merujuk ke pidana atau tidak, bergantung pada proses penyelidikan. Saat ini pihaknya masih menunggu hasil lab untuk mengetahui makanan mana yang menyebabkan siswa keracunan. Jika makanan itu terbukti menjadi penyebab keracunan dan ditemukan unsur kesengajaan, tidak menutup kemungkinan akan dijerat dengan pidana.
"Itu bergantung hasil penyelidikan dan penyidikan nanti, apakah ada unsur kesengajaan atau hal yang lain. Apakah ditemukan unsur pidana atau tidak. Kalau ada tindak pidana baru ditindak lanjuti di penyidikan. Untuk sementara kami masih mencari penyebab kenapa siswa ini bisa keracunan. Hasil uji lab baru keluar sekitar dua minggu," terangnya. *mz
1
Komentar