BPR Segera Lakukan Penataan
Pasca Pandemi
DENPASAR,NusaBali
Meski belum membaik seperti saat sebelum pandemic Covid-19, Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Seluruh Indonesia (Perbarindo) Bali dalam kondisi mulai membaik.
Sejalan dengan hal itu BPR segera melakukan penataan, baik permodalan, sumber daya manusia dan Information Technology (IT).
Ketua Perbarindo Bali I Ketut Wiratjana mengatakan, Minggu (5/6) di sela-sela Hut ke -60 Bank BPD Bali di Gedung Ksirarnawa, Art Center Denpasar.
“Intinya dana masyarakat, kredit, aset itu semua membaik,” ujarnya. Demikian juga non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah sudah mulai menurun, dengan adanya restrukrisasi.
Saat ini kata Wiratjana, NPL berada di kisaran rata-rata 6 persen, dari sebelumnya sempat 11 persen, 9 persen. “Jadi sekarang sudah menurun,” tandasnya.
Tantangan BPR, sebetulnya adalah permodalan, SDM dan IT. Saat ini anggota Perbarindo Bali sudah mulai melakukan penataan pasca Covid -19.
“Permodalannya ditata, apalagi SDM setiap saat kita lakukan pelatihan, pendidikan. Baik untuk sertifikasi para pengurus,” ujarnya.
Menurut rencana sertifikasi di level bawah akan diadakan juga. IT, Perbarindo juga akan mau go digitalisasi. Semoga apa yang menjadi tantangan BPR itu bisa kita jalankan semua, kata banker asal Buleleng ini.
Dengan adanya digitalisasi, Perbarindo sudah konsultasi dengan OJK, untuk penggunakan QRIS kerjasama dengan Bank BPD Bali. Sehingga seluruh BPR yang ada di Bali (138) bisa menggunakan QRIS untuk digitalisasi.
“Astungkara, bisa berjalan segera, karena OJK juga sudah memberikan sign menggunakan QRIS,” ujarnya. Total kredit BPR sampai dengan Mei Rp 11 triliun lebih, DPK Rp 12 triliun lebih dan asset Rp 18 triliun. *K17
Ketua Perbarindo Bali I Ketut Wiratjana mengatakan, Minggu (5/6) di sela-sela Hut ke -60 Bank BPD Bali di Gedung Ksirarnawa, Art Center Denpasar.
“Intinya dana masyarakat, kredit, aset itu semua membaik,” ujarnya. Demikian juga non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah sudah mulai menurun, dengan adanya restrukrisasi.
Saat ini kata Wiratjana, NPL berada di kisaran rata-rata 6 persen, dari sebelumnya sempat 11 persen, 9 persen. “Jadi sekarang sudah menurun,” tandasnya.
Tantangan BPR, sebetulnya adalah permodalan, SDM dan IT. Saat ini anggota Perbarindo Bali sudah mulai melakukan penataan pasca Covid -19.
“Permodalannya ditata, apalagi SDM setiap saat kita lakukan pelatihan, pendidikan. Baik untuk sertifikasi para pengurus,” ujarnya.
Menurut rencana sertifikasi di level bawah akan diadakan juga. IT, Perbarindo juga akan mau go digitalisasi. Semoga apa yang menjadi tantangan BPR itu bisa kita jalankan semua, kata banker asal Buleleng ini.
Dengan adanya digitalisasi, Perbarindo sudah konsultasi dengan OJK, untuk penggunakan QRIS kerjasama dengan Bank BPD Bali. Sehingga seluruh BPR yang ada di Bali (138) bisa menggunakan QRIS untuk digitalisasi.
“Astungkara, bisa berjalan segera, karena OJK juga sudah memberikan sign menggunakan QRIS,” ujarnya. Total kredit BPR sampai dengan Mei Rp 11 triliun lebih, DPK Rp 12 triliun lebih dan asset Rp 18 triliun. *K17
1
Komentar