Candi Bentar Pura Kehen Bangli Rusak Akibat Gempa Bumi
Warga pangempon belum membersihkan material runtuhan, karena ada pujawali di Pura Dalem Gede Selaungan
BANGLI, NusaBali
Gempa yang terjadi pada Rabu (22/3) pukul 07.10 Wita mengakibatkan belasan bangunan di Bangli mengalami kerusakan. Seorang nenek terjatuh dan mengalami cedera karena terdesak pengunjung Pasar Kidul yang panik berhamburan saat gempa berkekuatan 5,6 mengguncang.
Beberapa bangunan yang rusak, di antaranya, ujung candi bentar sisi timur Pura Kehen di Banjar Pakuwon, Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli. Di Kecamatan Tembuku, kerusakan terjadi di Pamerajan Puri Jehem di Desa Jehem, rumah Mangku Pande Budiana di Banjar Tingkad Batu, palinggih rong tiga milik I Nyoman Karmayasa, palinggih taksu milik Jero Mangku Kabar, merajan milik I Nengah Merika, palinggih Gunung Lebah di Merajan milik I Dewa Agung Batu. “Sementara ada sekitar enam lokasi,” ujar Perbekel Jehem Ida Bagus Made Rencana.
Sedang di Kecamatan Susut, sementara ada tiga lokasi kerusakan akibat gempa. Yang rusak antara lain palinggih Pasimpangan Gunung Agung dan Gunung Lebah di merajan milik I Nengah Mawah, 60, di Banjar Abuan Kangin, Desa Abuan. Sedangkan di Banjar/Desa Demulih, tembok dapur milik I Nengah Kenci, 40, jebol. Tembok rumah I Nyoman Pasek Sudarmayasa, 45, di Banjar Pukuh, Desa Tiga Susut, juga jebol.
“Beh berat niki tiyang (berat kami sekeluarga),” kata Ni Nengah Renes, 60, istri I Nengah Mawah, 63, yang palinggih pasimpangan Gunung Agung dan Gunung Lebah di pamerajannya roboh.
Ni Renes menuturkan saat gempa terjadi dia sedang nunas wangsuhan (tirta) di palinggih pengaruman. Tirta itu akan digunakan untuk Upacara Nyungsung, terkait jelang panen padi di sawah mereka. “Tiba-tiba linuh (gempa) berguncang,” ujar Ni Renes. Ketika itulah, palinggih pasimpangan Gunung Agung dan Gunung Lebah di merajan roboh. Masih beruntung robohnya ke arah depan, tidak ke arah samping. Jika roboh ke samping, baik samping kanan maupun kiri tentu mengenai palinggih lainnya dan bisa ikut roboh. “Kami masih mohon petunjuk pada Jero Mangku, terkait musibah ini. Apakah palinggih ini bisa dipindahkan,” imbuh Mawah.
Sedang jebolnya ujung candi bentar ujung timur di madya mandala Pura Kehen, juga berakibat rusaknya salah satu arca dwarapala. Arca tersebut rusak pada wajah, karena tertimpa material ujung atau murda candi berupa batu paras/padas dan tanah liat. Warga pangempon belum membersihkan material runtuhan murda candi bentar tersebut, karena ada kegiatan upacara keagamaan, di antaranya pujawali di Pura Dalem Gede Selaungan. “Mungkin besok (Kamis hari ini) baru akan dibersihkan,” ujar Jero Gede Kehen. Dikatakannya, saat gempa dia berada di rumah. Beberapa saat setelah gempa, ada warga yang menyampaikan, yakni Ni Nengah Suti, seorang petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangli. Setelah dilihat, ternyata memang benar ujung candi bentar sisi kanan jebol.
Selain menyebabkan belasan bangunan rusak, gempa Rabu pagi kemarin mengakibatkan seorang pengunjung Pasar Kidul Bangli menderita cedera sehingga harus mendapat perawatan medis di RSU Bangli. Warga tersebut adalah Ni Wayan Redis alias Dadong Redis, asal Banjar/Desa Kayubihi, KecamatanBangli. Dadong Redis terjatuh karena terdesak pengunjung pasar yang panik berhamburan saat gempa terjadi. “Karena berdesak-desakan, dia jatuh,” ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli I Ketut Agus Sutapa, yang dikonfirmasi terpisah.
Terkait antisipasi kemungkinan kejadian gempa yang tidak bisa ditebak, Agus Sutapa menyarankan sejumlah hal. Di antaranya memahami potensi ancaman, kenali lingkungan tempat berada. “Jika berada di sekitar gedung, segera cari tempat atau lokasi yang lapang,” kata Agus Sutapa. Selain itu, jangan lupa bergaul atau bareng dengan orang-orang sekitar. “Jangan sendirian, sharing dengan orang sekitar itu perlu,“ ucap Agus Sutapa.
Sementara nilai kerugian material akibat kerusakan karena gempa kemarin, BPBD masih melakukan pendataan. * k17
Beberapa bangunan yang rusak, di antaranya, ujung candi bentar sisi timur Pura Kehen di Banjar Pakuwon, Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli. Di Kecamatan Tembuku, kerusakan terjadi di Pamerajan Puri Jehem di Desa Jehem, rumah Mangku Pande Budiana di Banjar Tingkad Batu, palinggih rong tiga milik I Nyoman Karmayasa, palinggih taksu milik Jero Mangku Kabar, merajan milik I Nengah Merika, palinggih Gunung Lebah di Merajan milik I Dewa Agung Batu. “Sementara ada sekitar enam lokasi,” ujar Perbekel Jehem Ida Bagus Made Rencana.
Sedang di Kecamatan Susut, sementara ada tiga lokasi kerusakan akibat gempa. Yang rusak antara lain palinggih Pasimpangan Gunung Agung dan Gunung Lebah di merajan milik I Nengah Mawah, 60, di Banjar Abuan Kangin, Desa Abuan. Sedangkan di Banjar/Desa Demulih, tembok dapur milik I Nengah Kenci, 40, jebol. Tembok rumah I Nyoman Pasek Sudarmayasa, 45, di Banjar Pukuh, Desa Tiga Susut, juga jebol.
“Beh berat niki tiyang (berat kami sekeluarga),” kata Ni Nengah Renes, 60, istri I Nengah Mawah, 63, yang palinggih pasimpangan Gunung Agung dan Gunung Lebah di pamerajannya roboh.
Ni Renes menuturkan saat gempa terjadi dia sedang nunas wangsuhan (tirta) di palinggih pengaruman. Tirta itu akan digunakan untuk Upacara Nyungsung, terkait jelang panen padi di sawah mereka. “Tiba-tiba linuh (gempa) berguncang,” ujar Ni Renes. Ketika itulah, palinggih pasimpangan Gunung Agung dan Gunung Lebah di merajan roboh. Masih beruntung robohnya ke arah depan, tidak ke arah samping. Jika roboh ke samping, baik samping kanan maupun kiri tentu mengenai palinggih lainnya dan bisa ikut roboh. “Kami masih mohon petunjuk pada Jero Mangku, terkait musibah ini. Apakah palinggih ini bisa dipindahkan,” imbuh Mawah.
Sedang jebolnya ujung candi bentar ujung timur di madya mandala Pura Kehen, juga berakibat rusaknya salah satu arca dwarapala. Arca tersebut rusak pada wajah, karena tertimpa material ujung atau murda candi berupa batu paras/padas dan tanah liat. Warga pangempon belum membersihkan material runtuhan murda candi bentar tersebut, karena ada kegiatan upacara keagamaan, di antaranya pujawali di Pura Dalem Gede Selaungan. “Mungkin besok (Kamis hari ini) baru akan dibersihkan,” ujar Jero Gede Kehen. Dikatakannya, saat gempa dia berada di rumah. Beberapa saat setelah gempa, ada warga yang menyampaikan, yakni Ni Nengah Suti, seorang petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangli. Setelah dilihat, ternyata memang benar ujung candi bentar sisi kanan jebol.
Selain menyebabkan belasan bangunan rusak, gempa Rabu pagi kemarin mengakibatkan seorang pengunjung Pasar Kidul Bangli menderita cedera sehingga harus mendapat perawatan medis di RSU Bangli. Warga tersebut adalah Ni Wayan Redis alias Dadong Redis, asal Banjar/Desa Kayubihi, KecamatanBangli. Dadong Redis terjatuh karena terdesak pengunjung pasar yang panik berhamburan saat gempa terjadi. “Karena berdesak-desakan, dia jatuh,” ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli I Ketut Agus Sutapa, yang dikonfirmasi terpisah.
Terkait antisipasi kemungkinan kejadian gempa yang tidak bisa ditebak, Agus Sutapa menyarankan sejumlah hal. Di antaranya memahami potensi ancaman, kenali lingkungan tempat berada. “Jika berada di sekitar gedung, segera cari tempat atau lokasi yang lapang,” kata Agus Sutapa. Selain itu, jangan lupa bergaul atau bareng dengan orang-orang sekitar. “Jangan sendirian, sharing dengan orang sekitar itu perlu,“ ucap Agus Sutapa.
Sementara nilai kerugian material akibat kerusakan karena gempa kemarin, BPBD masih melakukan pendataan. * k17
1
Komentar