Patani Garam Kusamba Diminta Melatih Buat Garam di Sulawesi
SEMARAPURA, NusaBali
Aktivitas pembuatan garam tradisional di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, memiliki cita rasa yang khas dan mampu bersaing di pasaran.
Bahkan, atas keberhasilan petani garam ini, tak sedikit yang mengundang mereka untuk memberikan pelatihan ke luar daerah.
Permintaan kepada petani garam Kusamba untuk memberikan pelatihan terbaru, datang dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Permintaan itu saat menggelar kunjungan lapangan di sentra petani garam Kusamba, Minggu (29/5) lalu.
"Bagi kami, kesanggupan itu kembali lagi ke petani garam yang bersangkutan, kalau sanggup silahkan," ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Klungkung, I Dewa Ketut Sueta Negara, saat ditemui, Kamis (9/6).
Dalam kunjungan lapangan itu, diikuti Ketua DPRD Takalar Darwis Sijaya, aparat desa setempat, asosiasi garam, petembak garam, dan penyuluh yang berjumlah 29 orang. "Mereka tertarik mengunjungi petani garam Kusamba, setelah melihat langsung inovasi dalam proses pembuatan dan pengolahan garam Kusamba," imbuh Dewa Sueta.
Pejabat asal Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung ini, menyebut mereka juga ingin balajar terkait proses pengolahan garam hingga menghasilkan cita rasa yang khas, bahkan bernilai ekonomis tinggi seharga Rp 20.000/kg untuk kelas 1. Karena dari pengakuan rombongan Takalar mengaku di tempat mereka harga garam hanya berkisar Rp 2.000/kg. Sehingga mereka tertarik untuk mengetahui rahasia pengolahannya. "Garam Kusamba juga digunakan untuk terapi SPA," kata Dewa Sueta.
Di samping itu, garam Kusamba juga diolah oleh Koperasi Lembaga Ekonomi Pemberdayaan Pesisir (LEPP) Mina Segara Kusamba. Namun, untuk garam yang dijual ke koperasi sebesar Rp 10.000/kg. *wan
1
Komentar