Warga Banjar Ujung Pesisi Diserang Chikungunya
AMLAPURA, NusaBali
Sejak sebulan terakhir, sebagian besar warga Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, diserang chikungunya. Gejalanya, warga mengalami mual, sakit kepala, dan ruam merah.
Kadis Kesehatan Karangasem I Gusti Bagus Putra Pertama berencana turun ke lokasi menemui warga Banjar Ujung Pesisi, Jumat (10/6) hari ini. Warga diimbau melakukan gerakan 3M (menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat air, dan menimbun tempat penampungan air) untuk mencegah nyamuk berkembang biak.
Gusti Bagus Putra Pertama menjelaskan, gejala chikungunya seperti nyeri sendi mendadak, demam dengan suhu 39 derajat celsius, ruam kemerahan, nyeri otot dan sendi, nyeri tulang, sendi bengkak, sakit kepala, lemas, dan mual. “Mual, sakit kepala, dan ruam merah bisa sembuh hanya seminggu, tetapi yang lama dirasakan nyeri pada sendi,” jelas Gusti Bagus Putra Pertama, Kamis (9/6). Kekhawatiran yang terjadi akibat kena chikungunya menyebabkan komplikasi terhadap penyakit bawaan.
Mencegah perkembangbiakan nyamuk dengan sering menguras air di bak kamar mandi, menutup rapat penampungan air, menaburkan abate pada tempat penampungan air, memasang kawat anti nyamuk di jendela rumah, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan sebagainya. Chikungunya tidak akan menular antar manusia, hanya menular melalui gigitan nyamuk. Warga Banjar Ujung Pesisi, Syariadi mengaku kena gigitan nyamuk menyebabkan mual, lemas, dan nyeri pada sendi sejak awal Mei 2022. “Keluarga saya kena secara bergantian, sudah sempat diperiksakan ke RSUD Karangasem,” kata Syariadi. Warga di Banjar Ujung Pesisi mayoritas sebagai nelayan, bermukim di tepi sungai. *k16
Komentar