Vespisti Asal Malaysia Rela Berkendara 10 Hari ke Bali
Ikut Event Vespa World Day di Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung
MANGUPURA, NusaBali
Seorang pencinta vespa atau biasa disebut vespisti asal Malaysia, Awang Herni, 43 rela menempuh perjalanan selama 10 hari ke Bali demi mengikuti Vespa World Day (VWD) yang diselenggarakan di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
Menariknya, pria asal Serawak ini nekat mengendarai sendiri motornya melalui jalur darat. Ditemui di tempat tongkrongannya di Lapangan Lagoon, Nusa Dua, Henri menceritakan keinginannya untuk datang ke Indonesia sejak tahun 2020 silam. Saat itu, dirinya hendak berkeliling Indonesia dengan memulainya dari Pulau Kalimantan. Namun, saat hendak memulai perjalanan, kasus Covid-19 pun muncul dan melanda seluruh dunia. Alhasil, Henri mengurungkan niatnya dan memilih untuk kembali ke kampung halaman. “Waktu itu saya baru mulai jalan dan sampai di Kalimantan. Namun, karena khawatir saat ada wabah (pandemi Covid-19), terpaksa saya balik lagi ke Malaysia. Motor saya titipkan di rumah warga di Kalimantan,” kata Henri.
Selama dua tahun wabah melanda, Henri tidak pernah meninggalkan Malaysia. Sementara, motor vespa miliknya dititipkan di warga lokal di Kalimantan. Meski demikian, Henri tetap berkomunikasi melalui handphone dengan pemilik rumah yang sudah rela menampung dan merawat motor itu. Bak gayung bersambut, niat Henri untuk berkeliling Indonesia pun kembali terlintas setelah adanya informasi kegiatan VWD akan dijadwalkan di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan. “Setelah dapat informasi itu, saya senangnya bukan main. Jadi saya sudah tunggu-tunggu momen keliling Indonesia dan akhirnya kesampaian. Meski saat ini masih beberapa wilayah saja,” ucapnya.
Lantaran sudah terlanjur niat keliling Indonesia dan kebetulan berbarengan dengan event VWD itu, Henri pun memulai perjalan dari Malaysia pada 27 Mei 2022. Saat itu, dia berangkat dari Serawak melalui jalur darat dan sampai di Kalimantan tempat dia menitipkan motornya. Serangkaian persiapan pun dilakukan pada saat itu, termasuk memperbaiki motornya dan baru mulai melakukan perjalanan pada 29 Mei. “Saya jalan sendirian dengan motor vespa saya. Jadi, jalannya itu kerap mampir di sejumlah lokasi atau tempat nongkrong anak vespa di berbagai daerah di Indonesia,” kata Henri lagi.
Henri mengaku beruntung karena vespisti Indonesia sangat ramah dan menyambutnya dengan antusias. Dalam perjalanan kurang lebih 10 hari, dia kerap dibantu oleh vespisti, bukan hanya sekedar istirahat atau makan, namun rute perjalanan juga dibantu. Hal ini dia temukan selama perjalanan dari Kalimantan - Surabaya - Lombok hingga sampai Bali pada 7 Juni. “Orang Indonesia sangat baik, ramah dan suka bantu orang. Indonesia merupakan surganya vespa. Dalam perjalanan saya tidak menemukan banyak kendala, karena pada dasarnya saya kerap dibantu oleh vespisti,” kenangnya.
Sejak tiba di Nusa Dua, Henri juga kerap berkumpul dan riding (berkendara) bersama vespisti lainnya dan menganggap mereka seperti keluarga. Henri juga berencana setelah event VWD akan mengunjungi beberapa tempat lainnya di Indonesia dengan vespanya. “Nanti setelah event, saya belum langsung pulang, saya akan keliling terlebih dahulu menyusuri kota-kota lain di Indonesia,” katanya. *dar
Selama dua tahun wabah melanda, Henri tidak pernah meninggalkan Malaysia. Sementara, motor vespa miliknya dititipkan di warga lokal di Kalimantan. Meski demikian, Henri tetap berkomunikasi melalui handphone dengan pemilik rumah yang sudah rela menampung dan merawat motor itu. Bak gayung bersambut, niat Henri untuk berkeliling Indonesia pun kembali terlintas setelah adanya informasi kegiatan VWD akan dijadwalkan di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan. “Setelah dapat informasi itu, saya senangnya bukan main. Jadi saya sudah tunggu-tunggu momen keliling Indonesia dan akhirnya kesampaian. Meski saat ini masih beberapa wilayah saja,” ucapnya.
Lantaran sudah terlanjur niat keliling Indonesia dan kebetulan berbarengan dengan event VWD itu, Henri pun memulai perjalan dari Malaysia pada 27 Mei 2022. Saat itu, dia berangkat dari Serawak melalui jalur darat dan sampai di Kalimantan tempat dia menitipkan motornya. Serangkaian persiapan pun dilakukan pada saat itu, termasuk memperbaiki motornya dan baru mulai melakukan perjalanan pada 29 Mei. “Saya jalan sendirian dengan motor vespa saya. Jadi, jalannya itu kerap mampir di sejumlah lokasi atau tempat nongkrong anak vespa di berbagai daerah di Indonesia,” kata Henri lagi.
Henri mengaku beruntung karena vespisti Indonesia sangat ramah dan menyambutnya dengan antusias. Dalam perjalanan kurang lebih 10 hari, dia kerap dibantu oleh vespisti, bukan hanya sekedar istirahat atau makan, namun rute perjalanan juga dibantu. Hal ini dia temukan selama perjalanan dari Kalimantan - Surabaya - Lombok hingga sampai Bali pada 7 Juni. “Orang Indonesia sangat baik, ramah dan suka bantu orang. Indonesia merupakan surganya vespa. Dalam perjalanan saya tidak menemukan banyak kendala, karena pada dasarnya saya kerap dibantu oleh vespisti,” kenangnya.
Sejak tiba di Nusa Dua, Henri juga kerap berkumpul dan riding (berkendara) bersama vespisti lainnya dan menganggap mereka seperti keluarga. Henri juga berencana setelah event VWD akan mengunjungi beberapa tempat lainnya di Indonesia dengan vespanya. “Nanti setelah event, saya belum langsung pulang, saya akan keliling terlebih dahulu menyusuri kota-kota lain di Indonesia,” katanya. *dar
Komentar