Nelayan Nihil Ikan, Buruh tanpa Upah
AMLAPURA, NusaBali
Puluhan nelayan di Pantai Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem nihil tangkapan ikan, Jumat (10/6).
Rata-rata tiap nelayan rugi biaya operasional sekitar Rp 150.000. Imbas nihil tangkapan ikan, buruh nelayan rela tanpa dapat upah. Samsul, nelayan dari Banjar Ujung Pesisi melaut pukul 03.30 Wita, kembali pukul 08.00 Wita menghabiskan sekitar 10 liter premium, solar, dan biaya lainnya. Perkiraan merugi sekitar Rp 150.000. “Hari ini benar-benar nihil ikan, kalau kemarin masih ada tangkapan,” jelas Samsul. Nelayan lainnya, Muhamad Tuhur mengaku lebih sering tanpa ikan. Dampak nihil tangkapan, buruh nelayan mulai dari angkut jaring, angkut mesin, dorong jukung, tarik tali jukung, dan lainnya rela tanpa upah.
Sesuai perjanjian, para buruh diberikan upah berupa ikan saat nelayan dapat tangkap ikan. Walau saat ini tak dapat upah, para buruh tetap bekerja membantu menambatkan jukung. Kernet jukung, Basri mengatakan saat paceklik ikan sama sekali tidak dapat upah. “Sesuai perjanjian, dapat upah berupa ikan jika nelayan dapat tangkapan ikan,” kata Basri.
Tukang tarik tali jukung, Asim, juga mengatakan demikian. Menarik jukung menggunakan mesin diesel. “Sebagai perbandingan jika nelayan dapat tangkapan 80 ekor, saya dapat 5 ekor hingga 7 ekor, kalau nihil tangkapan otomatis tanpa imbalan ikan,” jelas Asim. Asim tetap kerja menarik tali jukung hingga jukung ditambatkan dengan rapi di pantai.
Menurut Jumakyah mengatakan, nelayan banyak tantangan. Nelayan biasanya kurang tidur, bangun pukul 03.00 Wita langsung melaut. Perlu premium minimal 10 liter sehingga harus keluar biaya operasional. “Kami belum tentu dapat ikan,” kata Jumakyah. Syukurnya nelayan di Banjar Ujung Pesisi bersatu, tidak mau menangkap ikan terpencar. Semuanya menangkap ikan dalam jarak yang bisa dijangkau antar nelayan sehingga antar nelayan bisa saling kontrol. “Makanya nelayan dari Banjar Ujung Pesisi tidak pernah hilang, karena saling menjaga,” kata Jumakyah. *k16
1
Komentar