Lawan Isu Meningitis, Pejabat Pesta Babi Guling
Pejabat dan pegawai di lingkungan Pemkab Tabanan pesta babi guling di Lapangan Tenis Alit Saputra, Banjar Dangin Carik, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan, Kamis (23/3) siang.
TABANAN, NusaBali
Pesta guling ini sebagai kampanye aman santap daging babi sehingga masyarakat tidak takut dan khawatir isu Meningitis Streptococcus Suis (MSS).
Pesta babi guling ini disponsori Gabungan Usaha Peternak Babi (GUPBI) Tabanan. Ada tiga ekor babi guling dan ratusan bungkus nasi dengan lauk babi guling yang disumbangkan asosiasi peternak ini. Pesta babi guling ini dipimpin Sekda Tabanan, Nyoman Wirna Ariwangsa. Menurut Wirna Ariwangsa, pesta babi guling bertujuan kampanyekan aman santap daging babi. Sehingga masyarakat diimbau tidak khawatir terkena MSS asal mengolah daging babi dengan benar atau matang.
Pesta babi guling juga membantu memulihkan semangat peternak babi dan pengusaha kuliner babi pasca isu MSS. “Asal daging babi dimasak dengan matang, tidak akan diserang MSS,” terangnya. Apalagi jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, diharapkan masyarakat tidak takut konsumsi daging babi. Sekda Wirna menambahkan, jika tangan terluka, lukanya harus dibungkus sebelum mengolah daging babi.
Penjual daging babi, Ni Wayan Widiasih, 34, mengaku omsetnya menurun drastis pasca isu MSS. Biasanya penjualan rata-rata Rp 20 juta per hari turun jadi Rp 500 ribu. Ia yang buka warung di Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan selalu mengolah dan menyajikan daging babi secara higeinis. Ia mengaku buat babi guling hingga 5 jam. Demikian pula jeroan dibersihkan sebelum diolah. “Saya berharap pesta makan babi guling ini memulihkan kepercayaan masyarakat aman konsumsi daging babi,” harapnya.
Sementara Wakil Ketua GUPBI Bali, I Nyoman Ariadi mengatakan penjualan babi berangsur membaik pasca terguncang akibat isu MSS. Indikasinya tukang potong babi dan peternak babi tidak ada keluhan. “Sebagai antisipasi, pemerintah harus selalu beri penyuluhan ke peternak dan penjual kuliner tata cara mengolah daging babi dengan benar,” pinta Ariadi. * d
Pesta guling ini sebagai kampanye aman santap daging babi sehingga masyarakat tidak takut dan khawatir isu Meningitis Streptococcus Suis (MSS).
Pesta babi guling ini disponsori Gabungan Usaha Peternak Babi (GUPBI) Tabanan. Ada tiga ekor babi guling dan ratusan bungkus nasi dengan lauk babi guling yang disumbangkan asosiasi peternak ini. Pesta babi guling ini dipimpin Sekda Tabanan, Nyoman Wirna Ariwangsa. Menurut Wirna Ariwangsa, pesta babi guling bertujuan kampanyekan aman santap daging babi. Sehingga masyarakat diimbau tidak khawatir terkena MSS asal mengolah daging babi dengan benar atau matang.
Pesta babi guling juga membantu memulihkan semangat peternak babi dan pengusaha kuliner babi pasca isu MSS. “Asal daging babi dimasak dengan matang, tidak akan diserang MSS,” terangnya. Apalagi jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, diharapkan masyarakat tidak takut konsumsi daging babi. Sekda Wirna menambahkan, jika tangan terluka, lukanya harus dibungkus sebelum mengolah daging babi.
Penjual daging babi, Ni Wayan Widiasih, 34, mengaku omsetnya menurun drastis pasca isu MSS. Biasanya penjualan rata-rata Rp 20 juta per hari turun jadi Rp 500 ribu. Ia yang buka warung di Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan selalu mengolah dan menyajikan daging babi secara higeinis. Ia mengaku buat babi guling hingga 5 jam. Demikian pula jeroan dibersihkan sebelum diolah. “Saya berharap pesta makan babi guling ini memulihkan kepercayaan masyarakat aman konsumsi daging babi,” harapnya.
Sementara Wakil Ketua GUPBI Bali, I Nyoman Ariadi mengatakan penjualan babi berangsur membaik pasca terguncang akibat isu MSS. Indikasinya tukang potong babi dan peternak babi tidak ada keluhan. “Sebagai antisipasi, pemerintah harus selalu beri penyuluhan ke peternak dan penjual kuliner tata cara mengolah daging babi dengan benar,” pinta Ariadi. * d
1
Komentar