AP I Intensifkan Pengawasan Penumpang
Varian Baru Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Bali
Alat pemindai suhu tubuh atau thermal scanner terus dipasang untuk memantau kondisi suhu tubuh penumpang, baik di kedatangan maupun keberangkatan.
MANGUPURA, NusaBali
Empat kasus varian baru Omicron, yakni BA.4 dan BA.5 yang terdeteksi di Bali membuat pihak PT Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ikut siaga. AP I juga terus mengintensifkan pengawasan dan penerapan prosedur cegah Covid-19 di lapangan. Sekaligus terus mengintensifkan koordinasi dengan pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) selaku garda terdepan dalam hal penanganan, termasuk dengan pihak Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV.
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan, mengatakan penanganan Covid-19, khususnya varian baru Omicron, yakni BA.4 dan BA.5 pada umumnya dilakukan oleh pihak KKP. Pihaknya selaku mitra selalu berkoordinasi dan berkolaborasi guna memastikan agar penanganan Covid-19 di Indonesia yang sudah bagus dan terkendalai tidak kembali merebak lagi.
“Kami selalu berkoordinasi dengan KKP dan Otban, apa yang dianjurkan kami selalu lakukan. Seperti ketika diperlukan penambahan area, kelanjutan pemeriksaan random, itu kami lakukan. Kami masih berkordinasi lanjutan dengan KKP,” ucapnya, Senin (13/6).
Dipaparkannya, alat pemindai suhu tubuh atau thermal scanner terus dipasang untuk memantau kondisi suhu tubuh penumpang, baik di kedatangan maupun keberangkatan. Kalau ada suhu tubuh penumpang yang terdeteksi mencapai 37 drajat celcius, mereka akan dilakukan observasi. Profilling penumpang juga dilakukan dengan menempatkan personel yang lebih banyak di lapangan. “Kampanye prokes juga terus dilakukan kepada penumpang, baik meminta untuk menjaga jarak, memakai masker dan menerapkan aturan yang dihimbau oleh pemerintah. Penyemprotan disinfektan juga rutin dilakukan,” sebutnya.
Sementara, CO GM Operasional Angkasa Pura I, Rully Artha, mengatakan penanganan Covid-19 varian baru pada intinya sama seperti yang sudah dilakukan selama ini. Seperti rutin menyemprot disinfektan, penempatan hand sanitizer yang disiapkan di sejumlah titik khususnya di area touch point. Selain itu penanganan bagasi yang bersentuhan dengan penumpang telah siapkan ada kompartemen sinar ultraviolet yang bisa membunuh kuman.
“Kami senantiasa berkoordinasi dengan KKP dan Otban dalam menerapkan aturan yang berlaku. Kami mengotimalkan produk yang disiapkan pemerintah, seperti penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk bisa mengetahui penumpang itu sudah vaksin,” jelasnya.
Aturan menyangkut preflight, lanjut Rully Artha, juga diupayakan terus diperketat agar bagaimana mereka datang sudah mematuhi aturan yang diterapkan. Pihaknya juga selalu menyesuaikan aturan yang diberlakukan Kemenkes terkait penanganan Covid-19. Program vaksinasi juga selalu disediakan, karena pengadaan vaksin selalu disupport pemerintah. “Kami siaga untuk pemeriksaan lab PCR. Kalau perkembangan kasus meningkat dan ada aturan baru lagi dari pemerintah, kami sudah siap. Kami bisa lakukan tes dengan asumsi hasil pemeriksaan sudah didapatkan satu jam setelah pengambilan sampel,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Bali Dr dr I Nyoman Gde Anom MKes, mengatakan empat kasus yang ditemukan berasal dari 3 orang WNA dan 1 orang WNI. Keempatnya datang ke Bali dalam rangka mengikuti kegiatan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang berlangsung pada 23-28 Mei 2022 di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
Begitu dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani pemeriksaan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, keempatnya langsung menjalani karantina di hotel. Menurut Gde Anom, keempatnya tidak menunjukkan gejala, dan ketika meninggalkan Bali sudah dinyatakan negatif Covid-19.
“Hasil yang positif itu kan harus kita kirim ke Jakarta, keluarlah hasilnya, sehingga baru dirilis oleh Kementerian Kesehatan,” ujar Gde Anom.
Dia menyebut masyarakat tidak perlu resah berlebihan dengan adanya temuan 4 kasus varian baru Omicron di Bali. Pasalnya pasca keempat kasus ditemukan pada akhir bulan lalu, sejauh ini belum ada lonjakan kasus terjadi di Bali. Rata-rata kasus Covid-19 di Bali masih 20 kasus baru per hari.
Namun demikian, masyarakat juga diminta mencermati varian baru Omicron yang mengakibatkan lonjakan kasus di Benua Eropa. “Di Eropa varian ini yang membuat lonjakan kasus, varian yang kebal terhadap imunitas. Kalau orang sudah vaksinasi 1 dan 2 itu dia tetap bisa masuk, tapi gejalanya ringan, ada juga yang tanpa gejala,” kata Gde Anom.
Untuk itu masyarakat tetap diminta bijak melaksanakan instruksi Presiden Joko Widodo yang mengizinkan masyarakat melepas masker ketika berada di luar ruangan. Namun khusus bagi para lansia atau yang memiliki komorbid atau mengalami gejala batuk pilek tetap diharapkan memakai masker, kendati berada di area terbuka. *dar,cr78
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan, mengatakan penanganan Covid-19, khususnya varian baru Omicron, yakni BA.4 dan BA.5 pada umumnya dilakukan oleh pihak KKP. Pihaknya selaku mitra selalu berkoordinasi dan berkolaborasi guna memastikan agar penanganan Covid-19 di Indonesia yang sudah bagus dan terkendalai tidak kembali merebak lagi.
“Kami selalu berkoordinasi dengan KKP dan Otban, apa yang dianjurkan kami selalu lakukan. Seperti ketika diperlukan penambahan area, kelanjutan pemeriksaan random, itu kami lakukan. Kami masih berkordinasi lanjutan dengan KKP,” ucapnya, Senin (13/6).
Dipaparkannya, alat pemindai suhu tubuh atau thermal scanner terus dipasang untuk memantau kondisi suhu tubuh penumpang, baik di kedatangan maupun keberangkatan. Kalau ada suhu tubuh penumpang yang terdeteksi mencapai 37 drajat celcius, mereka akan dilakukan observasi. Profilling penumpang juga dilakukan dengan menempatkan personel yang lebih banyak di lapangan. “Kampanye prokes juga terus dilakukan kepada penumpang, baik meminta untuk menjaga jarak, memakai masker dan menerapkan aturan yang dihimbau oleh pemerintah. Penyemprotan disinfektan juga rutin dilakukan,” sebutnya.
Sementara, CO GM Operasional Angkasa Pura I, Rully Artha, mengatakan penanganan Covid-19 varian baru pada intinya sama seperti yang sudah dilakukan selama ini. Seperti rutin menyemprot disinfektan, penempatan hand sanitizer yang disiapkan di sejumlah titik khususnya di area touch point. Selain itu penanganan bagasi yang bersentuhan dengan penumpang telah siapkan ada kompartemen sinar ultraviolet yang bisa membunuh kuman.
“Kami senantiasa berkoordinasi dengan KKP dan Otban dalam menerapkan aturan yang berlaku. Kami mengotimalkan produk yang disiapkan pemerintah, seperti penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk bisa mengetahui penumpang itu sudah vaksin,” jelasnya.
Aturan menyangkut preflight, lanjut Rully Artha, juga diupayakan terus diperketat agar bagaimana mereka datang sudah mematuhi aturan yang diterapkan. Pihaknya juga selalu menyesuaikan aturan yang diberlakukan Kemenkes terkait penanganan Covid-19. Program vaksinasi juga selalu disediakan, karena pengadaan vaksin selalu disupport pemerintah. “Kami siaga untuk pemeriksaan lab PCR. Kalau perkembangan kasus meningkat dan ada aturan baru lagi dari pemerintah, kami sudah siap. Kami bisa lakukan tes dengan asumsi hasil pemeriksaan sudah didapatkan satu jam setelah pengambilan sampel,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Bali Dr dr I Nyoman Gde Anom MKes, mengatakan empat kasus yang ditemukan berasal dari 3 orang WNA dan 1 orang WNI. Keempatnya datang ke Bali dalam rangka mengikuti kegiatan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang berlangsung pada 23-28 Mei 2022 di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
Begitu dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani pemeriksaan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, keempatnya langsung menjalani karantina di hotel. Menurut Gde Anom, keempatnya tidak menunjukkan gejala, dan ketika meninggalkan Bali sudah dinyatakan negatif Covid-19.
“Hasil yang positif itu kan harus kita kirim ke Jakarta, keluarlah hasilnya, sehingga baru dirilis oleh Kementerian Kesehatan,” ujar Gde Anom.
Dia menyebut masyarakat tidak perlu resah berlebihan dengan adanya temuan 4 kasus varian baru Omicron di Bali. Pasalnya pasca keempat kasus ditemukan pada akhir bulan lalu, sejauh ini belum ada lonjakan kasus terjadi di Bali. Rata-rata kasus Covid-19 di Bali masih 20 kasus baru per hari.
Namun demikian, masyarakat juga diminta mencermati varian baru Omicron yang mengakibatkan lonjakan kasus di Benua Eropa. “Di Eropa varian ini yang membuat lonjakan kasus, varian yang kebal terhadap imunitas. Kalau orang sudah vaksinasi 1 dan 2 itu dia tetap bisa masuk, tapi gejalanya ringan, ada juga yang tanpa gejala,” kata Gde Anom.
Untuk itu masyarakat tetap diminta bijak melaksanakan instruksi Presiden Joko Widodo yang mengizinkan masyarakat melepas masker ketika berada di luar ruangan. Namun khusus bagi para lansia atau yang memiliki komorbid atau mengalami gejala batuk pilek tetap diharapkan memakai masker, kendati berada di area terbuka. *dar,cr78
Komentar