Klungkung Pentaskan Fragmen Tohlangkir dan Dewa Masraman
SEMARAPURA, NusaBali
Kontingen Kabupaten Klungkung tampil saat pembukaan Pesta Kesenian Bali XLIV, di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandhi, kawasan Niti Mandala Renon, Denpasar Timur, Kota Denpasar, Minggu (12/6) sore.
Klungkung sebagai kontingen ke-7 menampilan keunikan tradisi Desa Masraman dari Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung. Tradisi yang digelar setiap Rahina Umanis Kuningan ini juga sudah menjadi warisan budaya tak benda.
Klungkung menyuguhkan garapan seni sesuai tema utama Danu Kerti berupa fragmentari Tohlangkir. Fragmen ini mengisahkan letusan Gunung Agung yang merupakan gunung terbesar di Bali, pada 17 Maret 1963 silam hingga menelan 1.549 korban jiwa. Lahar panas menghujam sampai ke hilir mengikuti alur Sungai Unda, hingga menimbun Desa Gunaksa dan Desa Tangkas bagian selatan wilayah Klungkung.
Pada tahun 2017 lalu saat Gunung Agung kembali meletus dan puluhan ribu masyarakat yang terdampak, mengungsi hingga ke Kabupaten Klungkung. Saat itu Presiden Jokowi menyempatkan diri bertemu dengan para pengungsi di GOR Swecapura, Desa Gelgel, Klungkung.
Namun, di balik semua musibah tersebut, terdapat hikmah yang tersimpan untuk kesejahteraan kehidupan umat manusia setelahnya. Kini daerah aliran Sungai Unda sudah menjadi air irigasi utama yang menghidupi seluruh petani dan masyarakat lainnya.
Begitu juga bekas timbunan lahar dan pasir sejak 59 tahun silam, menjadi anugerah bagi masyarakat yang dahulunya terdampak bencana. Petani dan petambang pasir bisa hidup layak di balik bencana.
Selain itu dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Bali, Gubernur Wayan Koster kini telah mengubah lahan gersang bekas penambangan material galian C tersebut, menuju Bali era baru dengan pembangunan kawasan Pusat Kebudayan Bali. Mahakarya yang monumental dan bersejarah ini, didedikasikan sebagai penanda Padma Bhuwana "Bali Sebagai Pusat Peradaban Dunia”. Nantinya Kawasan Pusat Kebudayaan Bali ini mampu merefleksikan perjalananan 500 tahunan evolusi peradaban di Bali, sejak masa kejayaan pemerintahan raja Dalem Waturenggong di kerajaan Gelgel.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan garapan pementasan dilakukan secara matang dan terkonsep, sesui dengan tema PKB tahun ini. "Tema utama Danu Kertih, kami dengan memunculkan keberadaan Gunung Agung sebagai sumber mata air terbesar Tukad Unda, dengan berbagai kehidupan di dalamnya," kata Bupati Suwirta.
Kemudian, dalam pementasan ini saat Gunung Agung meletus juga menjadi acaman dan bencana seperti tahun 1963 dan 2017. Digambarkan saat Gunung Agung meletus 2017 puluhan ribu masyarakat yang masuk wilayah terdampak mengungsi ke Klungkung. Pada saat itu Presiden Jokowi berkunjung ke tempat pengungsian Gor Swecapura, di Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung. "Pada ending pementasan digambarkan bagaimana 300 hektare tanah terdampak Gunung Agung meletus, dengan Gagasan spektakuler Bapak Gubernur Bali, Wayan Koster, lahan tersebut dirancang menjadi Pusat Kebudayaan Bali, kata Bupati Suwirta. Tentu dengan terlebih dahulu melakukan normalisasi, yang saat ini sedang proses pembangunan. *wan
1
Komentar