Laksmi Puteri Indonesia 2022 Gelar Syukuran di Ubud
GIANYAR, NusaBali
Laksmi Shari De Neefe Suardana,26, gelar acara syukuran atas penobatan mahkota Puteri Indonesia 2022 di Indus Restoran Jalan Raya Sanggingan Ubud, Selasa (14/6) malam.
Laksmi berada di Bali hanya beberapa hari saja. Setelah menjadi tamu kehormatan pada pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV (44), Laksmi didampingi orangtuanya I Ketut Suardana dan Janet De Neefe mengundang sejumlah koleganya. Tampak hadir Koordinator Staf Khusus Presiden Anak Agung Gde Ngurah (AAGN) Ari Dwipayana, Bendesa Adat Ubud Tjokorda Raka Kerthiyasa, Camat Ubud, Disainer Cok Abi, sponsor dan undangan terkait.
Laksmi mengaku senang, kepulangannya ke Bali sebagai Puteri Indonesia 2022 pertama asal Bali mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Kepada masyarakat Bali, khususnya perempuan Bali, Laksmi menyemangati agar berani ambil resiko dan berani memulai sesuatu yang baru. "Kalian akan bisa mencapai sesuatu yang tak pernah dipikirkan," ungkapnya.
Seperti yang dialaminya kini. Laksmi mengaku selalu optimis setiap kali mengikuti kompetisi. "Kalau saya ikut kompetisi, saya selalu targetkan untuk menang. Kalau kita sendiri tidak percaya diri, kita mungkin kurang pantas berada di sini," ujar Puteri Indonesia asal Ubud Kaja, Kelurahan/Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini.
Untuk pariwisata Bali khususnya Ubud, Laksmi berharap bisa kembali pulih lebih baik lagi. Mengutamakan adat, budaya dan tradisi demi pariwisata berkelanjutan. Laksmi juga setuju terhadap pelestarian seni budaya termasuk kerajinan khas Bali. Seperti aktivitas tenun yang dilihatnya di Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring. "Sebelum pandemi, tenun Pejeng terancam punah. Justru saat pandemi, ibu-ibu di sana punya waktu untuk memulai kembali. Sehingga syukur sekarang sudah aktif kembali," ujar anak ketiga dari empat bersaudara pasangan I Ketut Suardana (Bali) dan Janet De Neefe (Australia).
Berkaca dari kondisi tersebut, Laksmi meyakini masyarakat Bali adalah orang kreatif yang tidak menyerah dengan keadaan. "Kita adalah masyarakat yang penuh dengan seni dan kerajinan. Saya percaya orang Bali kreatif. Walau pariwisata lesu anak muda Bali harus bisa bangkit kembali. Ke depan saya optimis, bukan cuma pariwisata tapi di kehidupan kita, Bali harus lebih baik lagi," jelasnya.
Menurut Laksmi, generasi muda Bali sudah diwarisi akar yang kuat, pondasi yang kuat. Tinggal bagaimana literasi dan sastranya lebih dikuatkan lagi. "Saya ingin lebih banyak lagi anak muda Bali yang menulis tentang Bali," harapnya. Terkait kolaborasinya dengan anak-anak Perkumpulan Pelukis Baturulangun Batuan, Laksmi mengaku tertarik sejak berkunjung beberapa bulan lalu. "Saya kemarin sempat ke Batuan Village, lihat anak-anak melukis. Saya bawa ke Puteri Indonesia dalam bentuk cinderamata. Saya bagikan ke 43 finalis lainnya. Mereka senang lihat karya anak-anak yang bertalenta," jelasnya.
Laksmi mengaku senang bisa mengangkat potensi seni Kabupaten Gianyar untuk dibawa ke kontes nasional. Laksmi yang optimis bisa memenangkan kontes kecantikan dunia ini mengaku ingin lukisan anak-anak Batuan bisa dibawa ke ajang Miss Universe nanti. Ayah Laksmi, Ketut Suardana merasa bangga atas keberhasilan Puteri ketiganya ini. "Hari ini selamatan sederhana, kebetulan setelah PKB masih ada waktu sebelum dia sibuk di Jakarta," ujarnya.
Suardana mengaku tidak begitu turut campur dalam seleksi kontes kecantikan ini. Bahkan dia kaget mengetahui Puterinya mengikuti pemilihan Puteri Indonesia beberapa hari sebelum kontes. "Saya tahu dia ikut Puteri Indonesia beberapa hari sebelumnya. Dia bilang, Pak pamit saya mau ke Jakarta," kenangnya. Harapannya sebagai orangtua tentu yang terbaik untuk anak. "Semoga Laksmi bisa mewakili Indonesia di pentas dunia. Tentu mohon doa dari kita semua, supaya Laksmi bisa harumkan nama bangsa," ujar Ketua Asprov PSSI Bali periode 2021-2025 ini.
Laksmi merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara. Dikenal berbakat dan memiliki karakter kuat untuk menjadi yang terbaik. "Dia komitmen, sehingga dia banyak menimba ilmu cari pengetahuan," ujarnya. Dukungan orangtua pun tak perlu diragukan lagi. Harapannya, agar Laksmi bisa berperan dalam recovery pariwisata pasca pandemi.
Nama Laksmi, kata Suardana sejatinya untuk anak pertamanya. Namun Janet De Neefe istrinya belum memahami makna nama tersebut pada waktu itu. "Sehingga anak pertama kami diberi nama Dewi saya tambahkan Pertiwi. Anak kedua, ibunya memanggil Krisna. Lalu anak ketiga justru dia sebut Laksmi, saya tanya kenapa. Ya ya udah, saya sudah paham katanya," jelas Suardana.
Sementara itu sebagai warga Ubud, Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana mengaku bangga dan kagum atas prestasi yang sudah diraih Laksmi. "Terima kasih banyak, bisa beri inspirasi anak muda di Ubud, di Bali. Bahwa untuk capai sesuatu bukan hal mustahil. Jadi anak muda Ubud jangan pernah minder rendah diri, tunjukkan kalian mampu punya bakat talenta," ujarnya. Gung Ari yakin, Ubud selalu lahirkan orang-orang pintar tidak saja berkiprah di Indonesia tapi juga dunia. "Ubud harus lahirkan orang hebat baru seperti Laksmi," ujarnya yang berharap Laksmi bisa menjadi Miss Universe.
Namun meskipun prestasi menjulang tinggi, Gung Ari berharap Laksmi tetap ingat bahwa dia adalah Puteri Ubud. "Salah satu yang penting dari Puteri Indonesia, selain cantik pintar cerdas jangan lupa dia punya akar yaitu kebudayaan Bali. Ketika Laksmi nanti jadi duta internasional, suarakan bagaimana kuatnya akar di Bali. Tidak saja jadi tontonan tapi juga kehidupan di Bali," ujarnya. *nvi
Komentar