Pantai Biaung Diterjang Abrasi Sepanjang 500 M
Pengikisan Pantai Biaung sepanjang sekitar 500-an meter dengan kedalaman sekitar 1,5 meter, terjadi sejak tiga minggu lalu. Abrasi kali ini paling parah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
DENPASAR, NusaBali
Pantai Biaung di Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, diterjang abrasi parah. Pengikisan pantai tersebut sudah terjadi sepanjang sekitar 500-an meter dengan kedalaman sekitar 1,5 meter. Kondisi tersebut membuat khawatir warga setempat karena pantai semakin menyempit.
Koordinator Nelayan Biaung Ida Bagus Mahayana, Selasa (14/6), mengungkapkan, abrasi ini terjadi sejak tiga minggu lalu. Padahal tahun-tahun sebelumnya tidak separah saat ini. Abrasi tahun ini, menurut dia, paling parang karena berimbas di sepanjang pesisir Pantai Biaung.
Menurut Ida Bagus Mahayana, pantai yang tergerus abrasi sekitar 400-500-an meter dengan ketinggian yang tergerus mencapai 1,5 meter. “Tahun-tahun sebelumnya memang ada, tapi tidak separah ini. Sekarang ini parah, terjadi sejak tiga minggu lalu. Kami para nelayan mengalami kesulitan,” ucapnya.
Ida Bagus Mahayana mengatakan, imbas dari abrasi tersebut mengakibatkan nelayan di kawasan tersebut tidak bisa melaut. Sebab, untuk menurunkan perahu dengan ketinggian pasir seperti itu sangat susah dilakukan. “Perahu susah diturunkan, karena tinggi sekali antara pasir dan airnya. Pasir itu amblas (tergerus air laut, Red),” ucapnya.
Dia menambahkan, untuk saat ini para nelayan hanya bisa melakukan mancing dari bibir pantai dengan menggunakan pancing seadanya. Apalagi, kata dia, angin selatan masih cukup kencang yang menimbulkan gelombang tinggi.
Ida Bagus Mahayana berharap, abrasi ini bisa segera ditangani oleh instansi terkait, sehingga para nelayan bisa melaut lagi. “Kalau terus seperti ini kami tidak bisa melaut. Semoga ada solusi dari pemerintah untuk kembali mendatarkan pasir agar perahu kami bisa ke laut lagi,” tandas Ida Bagus Mahayana.
Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali–Penida I Wayan Riasa, mengatakan terkait abrasi tersebut pihaknya akan meninjau untuk melihat langsung kerusakan pantai, sekaligus mengecek dan melakukan pendataan. Setelah itu baru akan dilakukan perencanaan melihat study dan desainnya. Jika memang kerusakannya sesuai dengan kriteria yang ada, maka BWS Bali–Penida akan berupaya melakukan pengajuan.
“Karena ini ada prosesnya, kami akan cek dulu dan melihat desain kerusakannya. Jika memang sudah ada, kami berupaya mengajukan seperti apa penanganannya. Karena semua memerlukan proses,” kata Wayan Riasa. *mis
Koordinator Nelayan Biaung Ida Bagus Mahayana, Selasa (14/6), mengungkapkan, abrasi ini terjadi sejak tiga minggu lalu. Padahal tahun-tahun sebelumnya tidak separah saat ini. Abrasi tahun ini, menurut dia, paling parang karena berimbas di sepanjang pesisir Pantai Biaung.
Menurut Ida Bagus Mahayana, pantai yang tergerus abrasi sekitar 400-500-an meter dengan ketinggian yang tergerus mencapai 1,5 meter. “Tahun-tahun sebelumnya memang ada, tapi tidak separah ini. Sekarang ini parah, terjadi sejak tiga minggu lalu. Kami para nelayan mengalami kesulitan,” ucapnya.
Ida Bagus Mahayana mengatakan, imbas dari abrasi tersebut mengakibatkan nelayan di kawasan tersebut tidak bisa melaut. Sebab, untuk menurunkan perahu dengan ketinggian pasir seperti itu sangat susah dilakukan. “Perahu susah diturunkan, karena tinggi sekali antara pasir dan airnya. Pasir itu amblas (tergerus air laut, Red),” ucapnya.
Dia menambahkan, untuk saat ini para nelayan hanya bisa melakukan mancing dari bibir pantai dengan menggunakan pancing seadanya. Apalagi, kata dia, angin selatan masih cukup kencang yang menimbulkan gelombang tinggi.
Ida Bagus Mahayana berharap, abrasi ini bisa segera ditangani oleh instansi terkait, sehingga para nelayan bisa melaut lagi. “Kalau terus seperti ini kami tidak bisa melaut. Semoga ada solusi dari pemerintah untuk kembali mendatarkan pasir agar perahu kami bisa ke laut lagi,” tandas Ida Bagus Mahayana.
Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali–Penida I Wayan Riasa, mengatakan terkait abrasi tersebut pihaknya akan meninjau untuk melihat langsung kerusakan pantai, sekaligus mengecek dan melakukan pendataan. Setelah itu baru akan dilakukan perencanaan melihat study dan desainnya. Jika memang kerusakannya sesuai dengan kriteria yang ada, maka BWS Bali–Penida akan berupaya melakukan pengajuan.
“Karena ini ada prosesnya, kami akan cek dulu dan melihat desain kerusakannya. Jika memang sudah ada, kami berupaya mengajukan seperti apa penanganannya. Karena semua memerlukan proses,” kata Wayan Riasa. *mis
Komentar