Buleleng Segera Bangun Bank Sampah Induk
SINGARAJA, NusaBali
Pembangunan Bank Sampah Induk (BSI) Kabupaten Buleleng segera akan dimulai.
Kabupaten Buleleng melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat untuk membangun BSI yang lebih representatif.
Proyek pembangunan itu didanai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI sebesar Rp 800 juta. Kepala DLH Buleleng Gede Melandrat, dihubungi Rabu (15/6), mengatakan BSI selama ini sudah berjalan dan beroperasi. Namun bangunan yang dimiliki kurang representatif. “Proyek bangunan BSI akan dibangun di tempat sekarang di wilayah Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng di lahan aset milik Pemkab Buleleng seluas 4 are,” ucap Melandrat.
Menurut Melandrat, BSI didirikan untuk mengurangi timbulan sampah anorganik. BSI pun selama ini menampung sampah yang bernilai ekonomis untuk kumpulkan kemudian diteruskan ke pengepul dan perusahaan daur ulang. “Mereka ini melayani Bank Sampah Unit (BSU) yang ada di Buleleng baik yang bentukan desa, organisasi pemuda, kelompok maupun dari OPD Pemkab Buleleng. Ada ratusan yang diambil sampah daur ulangnya sesuai jadwal,” imbuh mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng ini.
Hanya saja, BSI yang dibentuk sebagai usaha nirlaba di bawah kendali DLH Buleleng tidak mengambil keuntungan banyak. BSI pun tidak dapat mengumpulkan sampah ekonomis itu lebih dari dua hari. Sehingga tidak ada penumpukan sampah.
“Prinsipnya selain mengurangi sampah plastik dan anorganik yang bisa didaur ulang, kami mengupayakan sampah ini cepat keluar dari Buleleng, sehingga pengumpulan setiap dua hari sekali langsung dikirim,” jelas Melandrat.
Jelas dia, pendirian BSI di Buleleng ini merupakan salah satu program Kebijakan Strategis Daerah (Jakstrada) Pengurangan Sampah. Tahun 2021, Pemkab Buleleng melalui Jakstrada menargetkan pengurangan sampah plastik dan anorganik daur ulang 24 persen dari total volume sampah 135 ton per hari yang masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Namun realisasinya baru mencapai 22,8 persen.
“Memang belum mencapai target tahun lalu. Penyebabnya belum semua desa punya bank sampah. Sehingga nanti ke depan kami juga punya target pembentukan bank sampah per tahunnya di 9 titik,” tutur dia. *k23
1
Komentar