Perajin Tamiang Panen Pesanan
BANGLI, NusaBali
Para perajin tamiang di Banjar Serokadan, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Bangli panen pesanan.
Selain melayani pesanan, tamiang juga dijual langsung ke pasar di Bangli dan Gianyar. Banjar Serokadan menjadi sentra pembuatan tamiang, lamak, maupun ceniga. Jelang Hari Raya Kuningan, produksi tamiang cukup banyak. Satu keluarga bisa membuat 500-an tamiang.
Kadus Serokadan, I Wayan Subakti mengatakan, sekitar, 90 persen warga di Dusun Serokadan, Desa Abuan, Kecamatan Susut membuat lamak, tamiang, dan ceniga. Harga jual bervariasi menurut ukuran dan jenisnya. Lamak satu ikat berisi 10 lembar dijual Rp 20.000 hingga Rp 25.000. Tamiang dijual per satuan tergantung ukurannya. Ukuran besar Rp 8.000 per buah, ukuran tanggung Rp 5.000 per buah, dan ukuran kecil Rp 1.500 per buah.
Ceniga ikat berisi 10 lembar ceniga kecil harganya Rp 3.000, seikat ukuran tanggung Rp 5.000, dan seikat ukuran besar Rp 15.000 hingga Rp 17.000. “Hasil produksi warga kami dipasarkan di wilayah Bangli dan Gianyar,” ungkap Wayan Subakti, Kamis (16/6). Pemasarannya beragam, ada yang melalui pengepul, pesanan langsung, maupun langsung dijual di pasar. Menurut Wayan Subakti, tamiang dan ceniga dijual sejak empat hari sebelum Kuningan dan puncaknya H-2 Kuningan.
Lamak biasanya sudah mulai dijual tiga hari sebelum perayaan Galungan. Sedangkan puncaknya pada H-1 Galungan. Proses pembuatan sarana dilakukan secara bertahap 10 hari sebelum Hari Raya Galungan. Tidak hanya kaum perempuan yang membuat, para lelaki juga ikut membantu. *esa
1
Komentar