nusabali

Belasan Anggota ST Dharma Laksana Kerauhan Usai Tampil

Parade (Utsawa) Janger Tradisi di PKB XLIV

  • www.nusabali.com-belasan-anggota-st-dharma-laksana-kerauhan-usai-tampil
  • www.nusabali.com-belasan-anggota-st-dharma-laksana-kerauhan-usai-tampil

DENPASAR, NusaBali
Gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV pada Jumat (17/6) malam diisi dengan Parade (Utsawa) Janger Tradisi yang dibawakan Sekaa Teruna (ST) Dharma Laksana, Banjar Kaja, Desa Adat Panjer, Denpasar Selatan (Densel), bertempat di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Bali di Denpasar.

Seusai tampil memikat di hadapan penonton, sebagian anggota sekaa membuat heboh karena mengalami kerauhan.  Mereka berteriak-teriak histeris. Dan baru kembali kesadarannya setelah mendapat percikan air tirta dari Jro Mangku di Banjar Kaja, Desa Adat Panjer, Jro Mangku I Wayan Artha. Tirta memang telah dibawa sebelumnya karena setiap kali melakukan pementasan, anggota sekaa yang tampil selalu mengalami kerauhan.

“Kalau nika sampun biasa, kita di banjar wenten taksu Janger. Jadi setiap pementasan taksunya keluar, itu memang duwe nak lingsir (warisan leluhur, Red),” ujar Ketua ST Dharma Laksana Anak Agung Ngurah Dharma, 26, dikonfirmasi pada Sabtu (18/6).

Dia menuturkan, kerauhan dialami belasan anggota sekaa sebagian besar adalah penari janger (perempuan), selebihnya penari kecak dan penabuh (laki-laki). Satu hingga dua orang mulai kerauhan setelah melakukan sesi pemotretan bersama usai pementasan.

Sebelumnya sekitar 54 anggota sekaa, 24 penari Kecak Janger, 6 orang penari Lelampahan, dan 24 penabuh, tampil memukau di hadapan ratusan penonton. Mereka merupakan pemuda Banjar Kaja yang memiliki rentang usia 17-26 tahun.

Agung Dharma yang ikut mendampingi pada saat ST Dharma Laksana tampil, mengungkapkan pada pagi hari menjelang melakukan pementasan di PKB, anggota ST Dharma Laksana melakukan persembahyangan dan malukat di Pura Tegal Penangsaran, Panjer, untuk memohon taksu.

“Kami setiap kali sebelum tampil pasti nunas paica ring Pura Tegal Penangsaran yang ada di Desa Adat Panjer, karena memang dari sana asal taksu Ida,” kata Agung Dharma.

Dia menuturkan, Tari Janger telah dimiliki ST Dharma Laksana sejak turun temurun. Tarian ini dibuat sebagai sarana mempererat tali persaudaraan di antara pemuda Banjar Kaja, Panjer.

“Tari Janger itu kami ngewangun untuk meliangliang, biar kami di sekaa teruna itu erat hubungannya,” sebut Agung Dharma.

Sementara itu, pelatih tari ST Dharma Laksana Ni Wayan Fajar Febriani,  membenarkan beberapa anak didiknya mengalami kerauhan setelah tampil pada parade Janger Tradisi.

“Kemarin (Jumat malam) kami selesainya sekitar pukul 10.00 (22.00 Wita),” ucap Febriani yang merupakan perwakilan Dinas Kebudayaan Kota Denpasar yang mendampingi ST Dharma Laksana.

Pada gelaran PKB tahun ini yang mengangkat tema Danu Kerthi Huluning Amreta (Memuliakan Air Sumber Kehidupan), ST Dharma Laksana yang menjadi duta Kota Denpasar, mengangkat tema ‘Njung Slaka’.

‘Njung Slaka’ sejalan dengan tema PKB XLIV tahun 2022, menggambarkan sebuah tempat yang indah dengan pepohonan dan hewan, serta memiliki pancuran mata air yang dijaga oleh Dewi Danu.

Di tempat tersebut apabila seseorang ingin belajar namun menyalahgunakan ilmunya, maka Dewi Danu akan murka yang dapat mengakibatkan bencana. Untuk mengembalikan keadaan maka harus disucikan dengan menggunakan air dari pancuran.

“Tari ini adalah Janger tradisi, Janger malelampahan (bermain peran) yang diambil sesuai tema Danu Kerthi,” kata Febriani. *cr78

Komentar