Jukung Tabrakan, 1 Tewas, 6 Terluka
Para korban luka dirawat di Puskesmas Nusa Penida, sementara 6 penumpang selamat tanpa terluka pulang pasca dievakuasi
Musibah Laut Dekat Jembatan Kuning Nusa Penida
SEMARAPURA, NusaBali
Dua jukung bertabrakan di perairan Teluk Bias Munjul, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Jumat (24/3) pagi. Akibatnya, 13 penumpang berjatuhan ke laut, di mana 1 orang dari mereka tewas, 6 korban terluka, sementara 6 lainnya selamat tanpa luka sedikit pun.
Dua jukung yang bertabrakan di Teluk Bias Munjul, Jumat pagi sekitar pukul 10.00 Wita, berukuran berbeda. Jukung ukuran kecil yang kerap disebut sampan dinakhodai I Nyoman Nata, 32 (asal Banjar Penida, Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida). Sedangkan jukung ukuran besar dinakhodai I Wayan Iyasniarya (asal Nusa Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida).
Jukung ukuran besar yang dinakhodai Wayan Iyasniarya bernama Jukung Sri Merta Sari. Selain nakhoda I Wayan Iyasniarya, Jukung Sri Merta Sari ini juga berisi dua awak yakni I Ketut Suneta, 58 (asal Banjar Amben Tiing Ceningan, Desa Lembongan) dan I Wayan Munel, 60 (asal Banjar Kaja, Desa Lembongan).
Sedamngkan jukung ukuran kecil yang dinakhodai I Nyoman Nata berisi 12 penumpang. Mereka inilah yang semuanya berjatuhan ke laut pasca tabrakan, termasuk nakhoda Nyoman Nata, di mana satu di antaranya tewas. Korban tewas dalam musibah ini adalah Ni Nengah Sarwi, 55 (pedagang asal Desa Kutampi Kaler, Kecamatan Nusa Penida).
Informasi di lapangan, sebelum musibah tabrakan maut, sampan yang dinakhodai Nyoman Nata dan ditumpangi 12 orang ini awalnya berangkat dari areal Jembatan Kuning (penghubung Nusa Ceningan-Desa Lembongan), Jumat pagi sekitar pukul 09.50 Wita, menuju Desa Toya Pakeh, Kecamatan Nusa Penida. Jukung naas ini melaju dari arah selatan menuju utara.
Setelah 10 menit perjalanan, sampan berisi 13 orang termasuk nakhoda ini tiba di peraian Teluk Bias Munjul, yang merupakan perbatasan antara Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan, dalam jarak sekitar 1 kilometer arah utara Jembatan Kuning. Begitu tiba di lokasi TKP, pada saat bersamaan dari arah berlawanan (utara) melaju kencang Jukung Sri Merta Sari.
Jukung Sri Merta Sari yang dinakhodai Wayan Iyasniarya ini datang dari Klungkung daratan akni Desa Kusamba, Kecamatan dawan menuju Jembatan Kuning. Selain berisi 3 kru termasuk nakhoda, Jukung Sri Merta Sari ini juga mengangkut sebuah mobil dan sejumlah barang.
Karena jarak yang cukup mepet hanya sekitar 5 meter, tabrakan maut antara Jukung Sri Merta Sari dan sampan berisi 13 penumpang pun tidak terhindarkan. Sampan yang dinakhodai Nyoman Nata langsung terguling, hingga seluruh penumpangnya terjatuh ke laut.
Para penumpang yang berjatuhan ke laut ini berupaya sekuat tenaga untuk menyelamatkan diri. Ada penumpang yang berusaha menjangkau bangkai jukung agar tidak tenggelam, ada pula yang saling berpegangan tangan satu sama lain, sembari menunggu bantuan datang.
Namun naas, salah satu dari 13 korban tersebut dievakuasi dalam kondisi tewas, yakni Ni Nengah Sarwi, 55, pedagang asal Desa Kutampi Kaler, Kecamatan Nusa Penida. Perempuan berusia 55 tahun ini tewas tenggelam karena tidak bisa berenang.
Pasca tabrakan maut kemarin, 3 kru Jukung Sri Merta Sari langsung berupaya memberikan pertolongan terhadap para korban. Pertolongan dilakukan bersama jajaran Polsek Nusa Penida dan para nelayan di sekitar lokasi musibah, sebagaian besar asal Banjar Ceningan, Desa Lembongan. Akhirnya, seluruh 13 penumpang jukung kecil yang jatuh ke laut berhasil dievakuasi, termasuk korban tewas Nengah Sarwi dan nakhoda Nyoman Nata.
Dari 12 korban selamat, 6 di antaranya dievakuasi dalam kondisi terluka, sementara 6 korban lainnya selamat tanpa luka sedikit pun. Enam (6) korban terluka masing-masing Ni Ketut Sipi, 59 (krama Desa Kutampi, Kecamatan Nusa Penida), Ni Ketut Sanita, 18 (asal Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida), Ni Kadek Suwastini, 21 (tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan), Ni Wayan Retin, 65 (asal Banjar Se-bunibus, Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida), Unik Erawati, 19 (asal Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida), dan Ni Wayan Wati, 54 (asal Desa Kutapang, Nusa Penida).
Para korban terluka yang jumlahnya mencapai 6 orang kemarin langsung dilarikan ke Puskesmas Nusa Penida. Mereka mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuh karena benturan hebat dengan Jukung Sri Merta Sari. Sebaliknya, 6 korban selamat tanpa terluka yang semuanya berasal dari kawasan seberang Nusa Penida, langsung pulang ke rumah masing-masing pasca diavekuai.
Sementara itu, Kapolsek Nusa Penida Kompol I Ketut Suastika kemarin pagi langsung turun bersama personelnya untuk melakukan evakuasi dan olah tempat TKP. Berdasarkan keterangan saksi-saksi, kata Kapolsek Ketut Suastika, nakhoda jukung kecil berisia 13 orang, yakni Nyoman Nata, tidak melihat ada jukung besar dari arah berlawanan saat tiba di perairan Teluk Bias Munjul. Sebab, pandangannya terhalang oleh keranjang di dalam jukung yang dibawa penumpang.
Tiba-tiba, para penumpang melihat datang jukung besar dengan kecepatan tinggi dari arah berlawanan. Saat itu, kedua jukung sudah memet dan hanya berjarak 5 meter. Para penumpang jukung kecil pun langsung teriak histeris, kemudian terjadilan tabrakan maut.
“Nakhoda sampan kecil langsung banting stir ke kiri. Kemudian, Jukung Sri Merta Sari menabrak badan sampan kecil ini hingga tergulung bersama belasan penumpangnya,” jelas Kapolsek Ketut Suastika saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat kemarin.
Ditantaya apakah ada kelalaian dalam musibah tabrakan maut di tengah ini, menurut Kapolsek Ketut Suastika, belum bisa dipastikan. “Kita masih dalami kasus ini,” ujarnya sembari menyebut korban tewas Nengah Sarwi diduga tenggelam hingga meregang nyawa, karena tidak bisa berenang.
Hingga Jumat siang, jenazah korban Nengah Sarwi maish disemayamkan di rumah duka di Desa Kutampi Kaler, Kecamatan Nusa Penida. Belum diketahui, kapan jenazahnya akan dikuburkan. “Pihak keluarga masih mencari dewasa ayu (hari baik) untuk pemakaman jenazah korban,” katanya. * wa
SEMARAPURA, NusaBali
Dua jukung bertabrakan di perairan Teluk Bias Munjul, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Jumat (24/3) pagi. Akibatnya, 13 penumpang berjatuhan ke laut, di mana 1 orang dari mereka tewas, 6 korban terluka, sementara 6 lainnya selamat tanpa luka sedikit pun.
Dua jukung yang bertabrakan di Teluk Bias Munjul, Jumat pagi sekitar pukul 10.00 Wita, berukuran berbeda. Jukung ukuran kecil yang kerap disebut sampan dinakhodai I Nyoman Nata, 32 (asal Banjar Penida, Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida). Sedangkan jukung ukuran besar dinakhodai I Wayan Iyasniarya (asal Nusa Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida).
Jukung ukuran besar yang dinakhodai Wayan Iyasniarya bernama Jukung Sri Merta Sari. Selain nakhoda I Wayan Iyasniarya, Jukung Sri Merta Sari ini juga berisi dua awak yakni I Ketut Suneta, 58 (asal Banjar Amben Tiing Ceningan, Desa Lembongan) dan I Wayan Munel, 60 (asal Banjar Kaja, Desa Lembongan).
Sedamngkan jukung ukuran kecil yang dinakhodai I Nyoman Nata berisi 12 penumpang. Mereka inilah yang semuanya berjatuhan ke laut pasca tabrakan, termasuk nakhoda Nyoman Nata, di mana satu di antaranya tewas. Korban tewas dalam musibah ini adalah Ni Nengah Sarwi, 55 (pedagang asal Desa Kutampi Kaler, Kecamatan Nusa Penida).
Informasi di lapangan, sebelum musibah tabrakan maut, sampan yang dinakhodai Nyoman Nata dan ditumpangi 12 orang ini awalnya berangkat dari areal Jembatan Kuning (penghubung Nusa Ceningan-Desa Lembongan), Jumat pagi sekitar pukul 09.50 Wita, menuju Desa Toya Pakeh, Kecamatan Nusa Penida. Jukung naas ini melaju dari arah selatan menuju utara.
Setelah 10 menit perjalanan, sampan berisi 13 orang termasuk nakhoda ini tiba di peraian Teluk Bias Munjul, yang merupakan perbatasan antara Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan, dalam jarak sekitar 1 kilometer arah utara Jembatan Kuning. Begitu tiba di lokasi TKP, pada saat bersamaan dari arah berlawanan (utara) melaju kencang Jukung Sri Merta Sari.
Jukung Sri Merta Sari yang dinakhodai Wayan Iyasniarya ini datang dari Klungkung daratan akni Desa Kusamba, Kecamatan dawan menuju Jembatan Kuning. Selain berisi 3 kru termasuk nakhoda, Jukung Sri Merta Sari ini juga mengangkut sebuah mobil dan sejumlah barang.
Karena jarak yang cukup mepet hanya sekitar 5 meter, tabrakan maut antara Jukung Sri Merta Sari dan sampan berisi 13 penumpang pun tidak terhindarkan. Sampan yang dinakhodai Nyoman Nata langsung terguling, hingga seluruh penumpangnya terjatuh ke laut.
Para penumpang yang berjatuhan ke laut ini berupaya sekuat tenaga untuk menyelamatkan diri. Ada penumpang yang berusaha menjangkau bangkai jukung agar tidak tenggelam, ada pula yang saling berpegangan tangan satu sama lain, sembari menunggu bantuan datang.
Namun naas, salah satu dari 13 korban tersebut dievakuasi dalam kondisi tewas, yakni Ni Nengah Sarwi, 55, pedagang asal Desa Kutampi Kaler, Kecamatan Nusa Penida. Perempuan berusia 55 tahun ini tewas tenggelam karena tidak bisa berenang.
Pasca tabrakan maut kemarin, 3 kru Jukung Sri Merta Sari langsung berupaya memberikan pertolongan terhadap para korban. Pertolongan dilakukan bersama jajaran Polsek Nusa Penida dan para nelayan di sekitar lokasi musibah, sebagaian besar asal Banjar Ceningan, Desa Lembongan. Akhirnya, seluruh 13 penumpang jukung kecil yang jatuh ke laut berhasil dievakuasi, termasuk korban tewas Nengah Sarwi dan nakhoda Nyoman Nata.
Dari 12 korban selamat, 6 di antaranya dievakuasi dalam kondisi terluka, sementara 6 korban lainnya selamat tanpa luka sedikit pun. Enam (6) korban terluka masing-masing Ni Ketut Sipi, 59 (krama Desa Kutampi, Kecamatan Nusa Penida), Ni Ketut Sanita, 18 (asal Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida), Ni Kadek Suwastini, 21 (tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan), Ni Wayan Retin, 65 (asal Banjar Se-bunibus, Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida), Unik Erawati, 19 (asal Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida), dan Ni Wayan Wati, 54 (asal Desa Kutapang, Nusa Penida).
Para korban terluka yang jumlahnya mencapai 6 orang kemarin langsung dilarikan ke Puskesmas Nusa Penida. Mereka mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuh karena benturan hebat dengan Jukung Sri Merta Sari. Sebaliknya, 6 korban selamat tanpa terluka yang semuanya berasal dari kawasan seberang Nusa Penida, langsung pulang ke rumah masing-masing pasca diavekuai.
Sementara itu, Kapolsek Nusa Penida Kompol I Ketut Suastika kemarin pagi langsung turun bersama personelnya untuk melakukan evakuasi dan olah tempat TKP. Berdasarkan keterangan saksi-saksi, kata Kapolsek Ketut Suastika, nakhoda jukung kecil berisia 13 orang, yakni Nyoman Nata, tidak melihat ada jukung besar dari arah berlawanan saat tiba di perairan Teluk Bias Munjul. Sebab, pandangannya terhalang oleh keranjang di dalam jukung yang dibawa penumpang.
Tiba-tiba, para penumpang melihat datang jukung besar dengan kecepatan tinggi dari arah berlawanan. Saat itu, kedua jukung sudah memet dan hanya berjarak 5 meter. Para penumpang jukung kecil pun langsung teriak histeris, kemudian terjadilan tabrakan maut.
“Nakhoda sampan kecil langsung banting stir ke kiri. Kemudian, Jukung Sri Merta Sari menabrak badan sampan kecil ini hingga tergulung bersama belasan penumpangnya,” jelas Kapolsek Ketut Suastika saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat kemarin.
Ditantaya apakah ada kelalaian dalam musibah tabrakan maut di tengah ini, menurut Kapolsek Ketut Suastika, belum bisa dipastikan. “Kita masih dalami kasus ini,” ujarnya sembari menyebut korban tewas Nengah Sarwi diduga tenggelam hingga meregang nyawa, karena tidak bisa berenang.
Hingga Jumat siang, jenazah korban Nengah Sarwi maish disemayamkan di rumah duka di Desa Kutampi Kaler, Kecamatan Nusa Penida. Belum diketahui, kapan jenazahnya akan dikuburkan. “Pihak keluarga masih mencari dewasa ayu (hari baik) untuk pemakaman jenazah korban,” katanya. * wa
1
Komentar