Dua Kelompok Warga Bentrok di Pedungan
14 Orang Diamankan, Warga Sempat Bunyikan Kulkul Bulus
Kapolresta AKBP Bambang Yugo Pamungkas turun tangan mengumpulkan para tokoh dari dua kelompok yang bertikai bersama tokoh adat setempat.
DENPASAR, NusaBali
Dua kelompok warga asal Sumba, Provinsi NTT dan dari Ambon, Provinsi Maluku terlibat bentrok di pertigaan Jalan Pulau Roti-Jalan Batas Dukuh Sari-Jalan Dukuh Sari, kawasan Banjar Dukuh Pesirahan, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar, Selasa (21/6) dinihari pukul 00.30 Wita. Bentrok bersenjatakan parang dan saling serang lemparan batu itu membuat warga setempat tegang hingga harus membunyikan kulkul bulus sebagai tanda bahaya. Pasca kejadian, polisi mengamankan 14 orang yang terlibat dalam bentrokan ke Mapolsek Denpasar Selatan.
Belum diketahui secara persis pemicu bentrokan yang menyebabkan beberapa orang menderita luka-luka. Beredar kabar, bentrokan yang melibatkan belasan orang pria dari kedua kelompok itu berawal di Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan. Ketegangan yang terjadi di Pelabuhan Benoa itu berlanjut di kawasan Banjar Pesirahan tempat kos kelompok dari Sumba.
Untungnya peristiwa yang menegangkan itu dengan cepat dikendalikan oleh aparat Polsek Denpasar Selatan. Polisi mengamankan 14 orang yang terlibat dalam bentrokan ke Mapolsek Denpasar Selatan untuk diperiksa. Sementara lokasi sekitar dijaga polisi untuk mengantisipasi bentrokan susulan. Kepala Lingkungan (Kaling) Banjar Dukuh Pesirahan, Wayan Mertanadi ditemui di rumahnya, Selasa siang kemarin mengatakan tidak mengetahui penyebab persis terjadinya bentrokan tersebut.
Wayan Mertanadi mengaku belasan orang yang terlibat bentrok itu tidak semuanya tinggal di Banjar Pesirahan. Dia mengaku sebelum polisi tiba di lokasi TKP, warga sekitar tidak ada yang berani melerai kedua kubu yang terlibat bentrok. Warga ketakutan, sebab kedua kelompok tersebut saling serang dengan lemparan batu dan bersenjata parang. Bahkan, satu orang warga setempat kena lemparan batu nyasar.
"Karena ada warga lokal kami yang terkena lemparan batu, warga langsung bunyikan kulkul bulus sebagai tanda bahaya. Untungnya kejadian itu mendapat respons cepat dari aparat Polsek Denpasar Selatan. Saat kedua belah pihak sedang saling serang polisi datang. Sehingga tidak ada korban jiwa," terang Wayan Mertanadi.
Peristiwa keributan melibatkan warga penduduk pendatang di Banjar Pesirahan menjadi perhatian Mertanadi selaku kepala lingkungan. Sebab bentrokan sudah seringkali terjadi. Warga lokal yang memiliki usaha kos diminta untuk selektif menerima penghuni kos baru. "Kejadian dinihari tadi (kemarin) sudah ditangani Polsek Denpasar Selatan. Namun, peristiwa ini menjadi bahan evaluasi kami. Sebenarnya sudah seringkali kami tekankan kepada warga yang punya usaha kos-kosan untuk selektif menerima penghuni kos. Bukan berarti rasis tetapi demi menjaga ketentraman bersama," tandasnya.
Sementara Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol I Made Teja Dwi Permana saat dikonfirmasi kemarin siang mengatakan pemicu bentrokan itu masih dalam penyelidikan. Kapolsek mengaku ada 14 orang dari dua kelompok tersebut diamankan. Dikatakan, awal dari peristiwa itu sebenarnya terjadi di Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan. Namun demikian, Kapolsek belum bisa menjelaskan pemicu dari peristiwa tersebut.
"Mohon bersabar ya. Intinya kejadian itu terjadi karena salah paham. Salah pahamnya apa? Saya belum bisa jelaskan. Kami masih melakukan penyelidikan. Apa pemicu dari kejadian itu masih kami dalami. Yang jelas dalam peristiwa tersebut sudah ada calon tersangka," tegas Kompol Teja kepada wartawan, kemarin siang.
Sementara informasi lain yang diperoleh di lapangan, bentrokan itu terjadi akibat salah satu warga asal Ambon berinisial N dipukul oleh seorang pria berinisial JK, asal Sumba di salah satu warung di Pelabuhan Benoa. N menderita luka pada bagian kepala dan harus mendapat perawatan intensif di RS.
Tak terima dengan kejadian itu, kelompok N mendatangi kos dari JK di Jalan Batas Dukuh Sari, Banjar Dukuh Pesirahan, Kelurahan Pedungan. Sebelum kelompok dari Ambon datang, kelompok JK sudah siap bila terjadi penyerangan. Kelompok JK sudah mengumpulkan batu untuk melakukan perlawanan bila terjadi penyerangan.
Benar saja, saat kelompok N tiba di kos N langsung terjadi ketegangan dan berujung saling serang. Pada saat ketegangan terjadi, kedua kubu keluar dari Jalan Batas Dukuh Sari menuju ke pertigaan arah barat. Di sanalah mereka saling serang dengan lemparan batu. Akibat saling serang itu satu orang dari kubu JK berinisial J menderita luka pada lengan kiri. Satu orang dari N berinisial FBPA menderita luka pada bagian kepala, bahu sebelah kiri, dan luka pada kaki sebelah kiri. Selain itu satu warga lokal berinisial I Komang GS menderita luka pada bagian kepala dan tangan akibat kena lemparan batu.
Pasca bentrokan antara dua kelompok warga penduduk pendatang di pertigaan Jalan Pulau Roti-Jalan Batas Dukuh Sari-Jalan Dukuh Sari, kawasan Banjar Dukuh Pesirahan, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan ini, Kapolresta Denpasar AKBP Bambang Yugo Pamungkas turun tangan. Perwira melati dua di pundak ini mengumpulkan para tokoh dari dua paguyuban kelompok yang bermasalah dan tokoh Desa Adat Pedungan.
Belum diketahui secara persis pemicu bentrokan yang menyebabkan beberapa orang menderita luka-luka. Beredar kabar, bentrokan yang melibatkan belasan orang pria dari kedua kelompok itu berawal di Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan. Ketegangan yang terjadi di Pelabuhan Benoa itu berlanjut di kawasan Banjar Pesirahan tempat kos kelompok dari Sumba.
Untungnya peristiwa yang menegangkan itu dengan cepat dikendalikan oleh aparat Polsek Denpasar Selatan. Polisi mengamankan 14 orang yang terlibat dalam bentrokan ke Mapolsek Denpasar Selatan untuk diperiksa. Sementara lokasi sekitar dijaga polisi untuk mengantisipasi bentrokan susulan. Kepala Lingkungan (Kaling) Banjar Dukuh Pesirahan, Wayan Mertanadi ditemui di rumahnya, Selasa siang kemarin mengatakan tidak mengetahui penyebab persis terjadinya bentrokan tersebut.
Wayan Mertanadi mengaku belasan orang yang terlibat bentrok itu tidak semuanya tinggal di Banjar Pesirahan. Dia mengaku sebelum polisi tiba di lokasi TKP, warga sekitar tidak ada yang berani melerai kedua kubu yang terlibat bentrok. Warga ketakutan, sebab kedua kelompok tersebut saling serang dengan lemparan batu dan bersenjata parang. Bahkan, satu orang warga setempat kena lemparan batu nyasar.
"Karena ada warga lokal kami yang terkena lemparan batu, warga langsung bunyikan kulkul bulus sebagai tanda bahaya. Untungnya kejadian itu mendapat respons cepat dari aparat Polsek Denpasar Selatan. Saat kedua belah pihak sedang saling serang polisi datang. Sehingga tidak ada korban jiwa," terang Wayan Mertanadi.
Peristiwa keributan melibatkan warga penduduk pendatang di Banjar Pesirahan menjadi perhatian Mertanadi selaku kepala lingkungan. Sebab bentrokan sudah seringkali terjadi. Warga lokal yang memiliki usaha kos diminta untuk selektif menerima penghuni kos baru. "Kejadian dinihari tadi (kemarin) sudah ditangani Polsek Denpasar Selatan. Namun, peristiwa ini menjadi bahan evaluasi kami. Sebenarnya sudah seringkali kami tekankan kepada warga yang punya usaha kos-kosan untuk selektif menerima penghuni kos. Bukan berarti rasis tetapi demi menjaga ketentraman bersama," tandasnya.
Sementara Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol I Made Teja Dwi Permana saat dikonfirmasi kemarin siang mengatakan pemicu bentrokan itu masih dalam penyelidikan. Kapolsek mengaku ada 14 orang dari dua kelompok tersebut diamankan. Dikatakan, awal dari peristiwa itu sebenarnya terjadi di Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan. Namun demikian, Kapolsek belum bisa menjelaskan pemicu dari peristiwa tersebut.
"Mohon bersabar ya. Intinya kejadian itu terjadi karena salah paham. Salah pahamnya apa? Saya belum bisa jelaskan. Kami masih melakukan penyelidikan. Apa pemicu dari kejadian itu masih kami dalami. Yang jelas dalam peristiwa tersebut sudah ada calon tersangka," tegas Kompol Teja kepada wartawan, kemarin siang.
Sementara informasi lain yang diperoleh di lapangan, bentrokan itu terjadi akibat salah satu warga asal Ambon berinisial N dipukul oleh seorang pria berinisial JK, asal Sumba di salah satu warung di Pelabuhan Benoa. N menderita luka pada bagian kepala dan harus mendapat perawatan intensif di RS.
Tak terima dengan kejadian itu, kelompok N mendatangi kos dari JK di Jalan Batas Dukuh Sari, Banjar Dukuh Pesirahan, Kelurahan Pedungan. Sebelum kelompok dari Ambon datang, kelompok JK sudah siap bila terjadi penyerangan. Kelompok JK sudah mengumpulkan batu untuk melakukan perlawanan bila terjadi penyerangan.
Benar saja, saat kelompok N tiba di kos N langsung terjadi ketegangan dan berujung saling serang. Pada saat ketegangan terjadi, kedua kubu keluar dari Jalan Batas Dukuh Sari menuju ke pertigaan arah barat. Di sanalah mereka saling serang dengan lemparan batu. Akibat saling serang itu satu orang dari kubu JK berinisial J menderita luka pada lengan kiri. Satu orang dari N berinisial FBPA menderita luka pada bagian kepala, bahu sebelah kiri, dan luka pada kaki sebelah kiri. Selain itu satu warga lokal berinisial I Komang GS menderita luka pada bagian kepala dan tangan akibat kena lemparan batu.
Pasca bentrokan antara dua kelompok warga penduduk pendatang di pertigaan Jalan Pulau Roti-Jalan Batas Dukuh Sari-Jalan Dukuh Sari, kawasan Banjar Dukuh Pesirahan, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan ini, Kapolresta Denpasar AKBP Bambang Yugo Pamungkas turun tangan. Perwira melati dua di pundak ini mengumpulkan para tokoh dari dua paguyuban kelompok yang bermasalah dan tokoh Desa Adat Pedungan.
FOTO: Kapolresta Denpasar AKBP Bambang Yugo Pamungkas .-IST
Para tokoh ini dikumpulkan di Kantor Desa Adat Pedungan. Melalui para tokoh dari para pihak itu diminta untuk bersama-sama menjaga suasana yang aman, nyaman, dan tenteram. Selain itu untuk melakukan upaya agar tidak terjadi keributan lagi. Dalam kesempatan itu, para tokoh dari para pihak ini sepakat untuk menyelesaikan persoalan itu pada jalur hukum. Mereka menyerahkan prosesnya kepada aparat kepolisian untuk melakukan pembinaan hukum.
"Peristiwa bentrokan itu terjadi karena salah paham. Awalnya terjadi di Pelabuhan Benoa. Perlu disadari oleh masyarakat, kejadian itu bukan antara suku atau golongan tertentu. Itu murni salah paham. Mereka itu (para pihak yang bentrok) sebenarnya saling kenal dan berteman," ungkap Kapolresta usai bertemu dengan para tokoh dari Paguyuban Flobamora dan Ambon, siang kemarin.
Untuk mengungkap motif dari peristiwa tersebut, Polresta Denpasar bersama Polsek Denpasar Selatan membentuk tim khusus. Kapolresta Denpasar berharap agar peristiwa tersebut tidak berdampak luas. "Saat ini sedang dalam proses mencari tersangka dalam peristiwa tersebut. Saat ini sudah ada beberapa nama calon tersangka. Ada 14 orang diamankan. Mereka masih berstatus saksi. Masyarakat tidak boleh takut untuk beraktivitas," tutur AKBP Bambang. *pol
1
Komentar