Paket Kerta-Ayu Muncul di Golkar
Usulan agar Calon Gubernur Partai Golkar I Ketut Sudikerta ditandemkan dengan tokoh non kader akhirnya mendekati kenyataan.
DENPASAR, NusaBali
Beredar paket I Ketut Sudikerta – Ayu Pastika (Kerta–Ayu) di lingkaran Partai Golkar. Paket Kerta–Ayu ini muncul dan disebarkan langsung melalui nomor WhatsApp (WA) Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta.
Dalam pesan WA yang beredar dan diterima NusaBali, Sabtu (25/3), langsung terpasang foto Ketua DPD I Golkar Bali I Ketut Sudikerta dengan Ayu Pastika yang tak lain istri Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
Paketnya diberi nama Kerta–Ayu. Tidak ada tulisan Cagub-Cawagub Bali 2018. Tulisan yang tertera dalam gambar tersebut, ‘Kerta–Ayu, Bali Mandara Jilid III, Lanjutkan!!! 2018–2023’. Sudikerta yang dikonfirmasi terkait dengan beredarnya paket Kerta–Ayu belum mengangkat ponselnya.
Sedangkan Ketua DPD I Golkar Bali Bidang Organisasi dan Daerah I Gusti Putu Wijaya, Sabtu siang kemarin, mengatakan Ayu Pastika salah satu kandidat calon wakil gubernur (Cawagub) yang diinventarisasi Golkar Bali. Sebelumnya Putu Pasek Sandos Prawirotama (Sandoz) yang tak lain putra sulung Gubernur Made Mangku Pastika yang dipepet untuk ditandemkan dengan Sudikerta. Tetapi lobi tersebut gagal.
“Sandoz sempat diajak komunikasi. Ya memang Golkar inventarisasi nama-nama cawagub yang banyak. Bu Ayu Pastika sudah masuk inventarisasi juga sebagai kandidat Cawagub. Kalau di WA Pak Wagub beredar bisa jadi sudah ada lampu hijau dari Pak Gubernur Pastika,” ujar Wijaya.
Wijaya menyebutkan kalau berpikir realistis, untuk posisi Cawagub memang Golkar harus mencari figur yang bisa mendongkrak posisi Cagub Sudikerta. “Kalau figur Ibu Ayu Pastika saya rasakan ini juga tepat. Nanti nama Bu Ayu Pastika akan dimasukkan dalam survei, dan surveinya nanti ada paket-paket Cagub-Cawagub,” tegas mantan anggota DPR RI ini.
Sebelumnya Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra juga menjadi tokoh yang dilobi Partai Golkar sebagai Cawagub Sudikerta. Tetapi Rai Mantra tidak bersedia jadi Cawagub. Lobi oleh Tim Khusus DPD I Golkar Bali gagal karena Rai Mantra tak mau menjadi Cawagub. Walaupun penolakan Rai Mantra tersebut sempat dibantah oleh DPD I Golkar Bali, namun Dewan Penasihat DPD I Golkar Bali Ida Tjokorda Pemecutan XI mengatakan penolakan Rai Mantra sebagai Cawagub disampaikan langsung oleh orang terdekat Rai Mantra di acara perkawinan salah satu kerabat Puri Pemecutan. “Kerabat Rai Mantra menyampaikan kepada saya langsung, kalau Rai Mantra tidak bersedia jadi Cawagub Sudikerta,” ujar Tjok Pemecutan.
Wijaya pun menegaskan paket Sudikerta–Ayu Pastika dengan julukan Kerta–Ayu sudah pernah juga dibahas di Partai Golkar. “Paket Kerta–Ayu ini sudah pernah dibahas kok. Bagi kami itu juga bagus karena elektabilitas Ibu Ayu Pastika juga lumayan,” tutur politisi asal Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, ini.
Sekretaris DPD I Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry secara terpisah mengatakan paket Kerta–Ayu ini bagus. Sepanjang sudah dikomunikasikan dengan yang bersangkutan (Ayu Pastika). Selain itu soal tandem yang berwenang menunjuk adalah Cagub itu sendiri dengan disampaikan kepada kader. “Paket ini tidak ada persoalan muncul. Sepanjang sudah dikomunikasikan dengan yang bersangkutan dan dengan para kader,” kata Sugawa Korry.
Sugawa Korry membeber Cawagub yang akan diusung Golkar harus memenuhi empat syarat. Yakni pertama, memiliki kemampuan (kemampuan finansial, akademik). Kedua, memiliki kemauan (motivasi). Ketiga, memiliki elektabilitas untuk mendongkrak suara Cagubnya. Keempat, memiliki chemistry (kecocokan) dengan Cagub. ”Jadi empat syarat ini sudah harus terpenuhi. Satu saja tidak terpenuhi harus jadi bahan pertimbangan,” ucap politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, ini.
Sugawa Korry menambahkan, sekarang tergantung Sudikerta saja menentukan. “Dalam aturan organisasi, untuk penentuan Cawagub minimal maksimal tiga (3) nama diusulkan terlebih dulu ke DPP. Nanti DPP mengajak Cagubnya untuk membahasnya. Barulah penetapan nama Cawagub,” tegas Wakil Ketua DPRD Bali, ini.
Atas munculnya paket Kerta–Ayu ini, Gubernur Made Mangku Pastika belum bisa dimintai komentar. Saat dihubungi melalui ponselnya, tidak dijawab.
Komentar