Enam Bulan Terjadi 49 Bencana di Jembrana
NEGARA, NusaBali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana mencatat sebanyak 49 bencana terjadi di Kabupaten Jembrana pada periode Januari hingga Juni tahun 2022 ini.
Dari puluhan bencana itu, didominasi bencana pohon tumbang, khususnya pohon perindang jalan yang berada di Jalan Utama Denpasar-Gilimanuk. Sesuai data yang diterima NusaBali, Kamis (23/6), 49 bencana yang terjadi selama 6 bulan terkahir tahun ini, sudah hampir mendekati setengah jumlah bencana yang terjadi selama setahun pada tahun 2021 lalu. Pada tahun lalu, terjadi sebanyak 99 bencana di Jembrana. Total 99 kejadian bencana tahun lalu itu, di antaranya terdiri dari 8 kejadian banjir, 10 kejadian tanah longsor, 5 kejadian gelombang ekstrim dan abrasi, 2 kejadian angin puting beliung, 2 kejadian kebakaran gedung dan permukiman, serta 72 bencana lainnya.
Dari total 72 bencana lain pada tahun 2021 lalu itu, didominasi bencana pohon tumbang dengan jumlah sebanyak 46 kejadian. Sedangan 26 bencana lainya, ada berupa 3 kejadian penemuan mayat, 2 kejadian orang tenggelam, 4 kejadian orang hilang, 2 kejadian kebakaran pura, 5 kejadian bangunan roboh, 1 kejadian rumah tersambar petir, 1 kejadian orang jatuh ke sumur, 1 kejadian kebakaran pasar, 2 kejadian kebakaran tabung gas, 1 kejadian dahan pohon patah, 2 kejadian atap bangunan roboh, 1 kejadian kebakaran gudang, dan 1 kejadian banjir bandang.
Sementara dari total 49 bencana yang terjadi selama 6 bulan terakhir tahun 2022 ini, di antaranya terdiri dari 4 kejadian banjir, 3 kejadian tanah longsor, 1 kejadian gelombang ekstrim dan abrasi, 2 kejadian angin puting beliung, dan 39 bencana lainnya. Dari 39 bencana lainnya itu, sebanyak 23 di antaranya merupakan kejadian pohon tumbang. Sisanya ada 2 kejadian kebakaran rumah, 6 kejadian rumah roboh, 2 kejadian kecelakaan lalu lintas, 1 kejadian kecelakaan laut, 1 kejadian kebakaran gudang, 1 kejadian orang jatuh ke sumur, 2 kebakaran toko, dan 1 kejadian dahan pohon patah.
Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Putu Agus Artana Putra mengatakan, berbagai bencana ini biasa meningkat setiap jelang musim hujan. Terutama saat siklus musim hujan yang biasanya terjadi mulai bulan September. "Kalau sudah bulan yang berakhiran 'ber' (September, Oktober, November dan Desember), makin naik. Terutama seperti kejadian banjir, tanah longsor. Termasuk pohon tumbang di jalan," ujarnya.
Sebagai upaya meminimalisir bencana pohon tumbang, kata Agus Artana, tahun ini telah dilakukan pemangkasan terhadap sejumlah pohon perindang jalan di sepanjang Jalan Utama Denpasar-Gilimanuk wilayah Jembatan. Termasuk menembang sejumlah pohon perindang yang batangnya sudah lapuk ataupun mati. "Pemangkasan sudah kita lakukan sebelum Idul Fitri. Ada ratusan pohon yang kita pangkas dari Pengeragoan (ujung timur Jembrana) sampai Gilimanuk (ujung barat Jembrana)," ucap Agus Artana.
Agus Artana mengatakan, salah satu hal yang menjadi kendala ketika ada laporan pohon membahayakan, adalah belum tersedianya mobil tangga di BPBD Jembrana. Selama ini yang digunakan mobil tangga milik Dinas Lingkungan Hidup Jembrana. "Kadang itu juga sering menjadi komplain masyarakat. Minta agar segera dieksekusi. Padahal kita harus koordinasi juga ke LH. Belum lagi kalau ada kabel listrik, kita juga harus koordinasi ke PLN," ujarnya.
Di samping belum memiliki mobil tangga, Agus Artana menambahkan, saat ini belum memiliki ekskavator untuk penanganan bencana longsor yang juga biasa terjadi bersama di beberapa lokasi. Ketika ada longsor yang perlu penanganan segera, pihaknya terpaksa harus menyewa ekskavator ke pihak swasta. "Kadang cari ekskavator juga sulit. Makanya tahun ini, kita berupaya buat usulkan ke BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk mobil tangga dan ekskavator. Mudah-mudahan saja nanti bisa disetujui," ucapnya.
Disinggung mengenai jumlah personel, kata Agus Astana, saat ini ada 60 personel di BPBD Jembrana. Khusus untuk personel Tim Reaksi Cepat (TRC) ada sebanyak 36 orang yang dibagi bertugas 12 orang per shift. Sementara untuk kendaraan, ada 4 unit mobil ambulance (3 untuk rescue dan 1 khusus jenazah), 2 unit mobil komando, 7 unit motor trail. Kemudian untuk chainsaw, ada 6 unit yang terdiri dari 1 chainsaw besar, 3 chainsaw tanggung, dan 2 chainsaw kecil. *ode
1
Komentar