ALFI : Ekspor Mulai Ada Pergerakan
DENPASAR,NusaBali
Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Bali menyatakan ada kinerja positif kegiatan ekspor -impor menyusul membaiknya kondisi pandemi Covid-19 yang ditandai dengan mulai adanya penerbangan internasional ke Bali.
Geliat ekspor melalui transportasi udara mulai ada. Diantaranya jenis ikan hidup, berupa ikan hias, bibit nener dan yang lainnya. Selain itu ekspor handicraft juga sudah dirasakan ALFI mulai ada geliat. “Jadi kita rasakan sudah mulai ada pergerakan, walau belum maksimal,” ujar Ketua DPW ALFI Bali Anak Agung Bagus Bayu Joni Saputra, Kamis (23/6). Selain itu komoditas perikanan, handicraft juga sudah dirasakan ALFI mulai bergerak ekspornya.
“Sudah mulai terbantu dengan adanya penerbangan internasional,” ujar pengusaha asal Desa Kerobokan, Kuta Utara Badung.
Dijelaskan ekspor dengan transportasi udara sudah bisa melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai. Sedangkan ekspor melalui transportasi laut, belum memungkinkan lewat Pelabuhan Benoa. Hal itu karena volume ekspor masih relatif kecil, sehingga belum ada operator (kapal) yang berminat.
“Volumenya masih dalam kajian,” ujar Gung Bayu Joni, sapaan Anak Agung Bagus Bayu Joni Saputra. Karenanya ekspor lewat laut, terpaksa masih dilakukan melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Komoditas ekspor melalui Tanjung Perak, diantaranya tuna dan handicraft.
Untuk sampai ke Tanjung Perak, kata dia tentu melalui perjalanan darat dulu. Memang menambah waktu, namun Gung Bayu Joni, tidak relatif berdampak terhadap biaya ekspedisi.
“Sama saja sesungguhnya,” ujar dia. Yang penting, menurutnya adalah sudah mulai ada geliat ekspor, sehingga roda perekonomian pun mulai dirasakan bergerak juga.*K17.
“Sudah mulai terbantu dengan adanya penerbangan internasional,” ujar pengusaha asal Desa Kerobokan, Kuta Utara Badung.
Dijelaskan ekspor dengan transportasi udara sudah bisa melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai. Sedangkan ekspor melalui transportasi laut, belum memungkinkan lewat Pelabuhan Benoa. Hal itu karena volume ekspor masih relatif kecil, sehingga belum ada operator (kapal) yang berminat.
“Volumenya masih dalam kajian,” ujar Gung Bayu Joni, sapaan Anak Agung Bagus Bayu Joni Saputra. Karenanya ekspor lewat laut, terpaksa masih dilakukan melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Komoditas ekspor melalui Tanjung Perak, diantaranya tuna dan handicraft.
Untuk sampai ke Tanjung Perak, kata dia tentu melalui perjalanan darat dulu. Memang menambah waktu, namun Gung Bayu Joni, tidak relatif berdampak terhadap biaya ekspedisi.
“Sama saja sesungguhnya,” ujar dia. Yang penting, menurutnya adalah sudah mulai ada geliat ekspor, sehingga roda perekonomian pun mulai dirasakan bergerak juga.*K17.
Komentar