Puluhan Ton Produksi Kopi Buleleng Diserap PD Swatantra
SINGARAJA, NusaBali
Perusahaan Daerah (PD) Swatantra yang bergerak di bidang usaha pertanian sejak tahun lalu mengembangkan produk usahanya.
Kini tidak hanya menyerap beras sebagai produk pertanian di Buleleng, namun produksi kopi bubuk hasil petani setempat juga sudah berhasil dipasarkan. Sebanyak 60 ton kopi bubuk hasil produksi petani Buleleng berhasil diserap dan dipasarkan.
Direktur Umum PD Swatantra Buleleng I Gede Bobi Suryanto dihubungi pada Jumat (24/6), menjelaskan penyerapan produksi kopi diinisiasi karena Buleleng sangat potensial. Dengan puluhan hektare lahan perkebunan kopi yang ada, sebelumnya hanya dipasarkan dalam bentuk biji kopi pasca panen. “Kami coba memfasilitasi untuk meningkatkan harga jual kopi Buleleng. Ternyata pasarnya bagus sekali,” ucap Bobi.
Sejauh ini kopi-kopi yang sudah diserap dari produksi kopi Desa Pucak Sari, Sepang, Tista, dan Bongan Cina, di Kecamatan Busungbiu. Selain itu juga ada dari Desa Sekumpul di Kecamatan Sawan, Desa Wanagiri di Kecamatan Sukasada, dan Desa Tajun di Kecamatan Kubutambahan.
Sejumlah produksi kopi dari sejumlah wilayah Buleleng pun telah distandarisasi oleh PD Swatantra, dan diberi kemasan yang bagus. Tahun lalu saja tercatat 60 ton kopi Buleleng yang berhasil didistribusikan oleh PD Swatantra. Rata-rata disalurkan ke pengusaha catering, rumah makan hingga restoran di Buleleng.
Bobi mengatakan, selanjutnya dia sedang menyusun skema untuk menyiapkan kopi Buleleng dalam skala besar. Targetnya menjadi distributor tunggal kopi Buleleng. PD Swatantra juga telah mengupayakan standarisasi kopi yang diambil dari petani. Sehingga seluruhnya memiliki kualitas dan rasa yang sama.
Sementara itu, selain penyerapan hasil pertanian kopi, sejak dua tahun terakhir PD Swatantra juga menyerap beras petani Buleleng. Beras dari Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) hingga di penyosohan beras diserap untuk menstabilkan harga di petani.
Serapan beras per Mei 2022 kemarin sudah tercatat 46 ton. Beras Buleleng kualitas super dan kelas 1 ini dipasarkan dan didistribusikan ke ASN dan pegawai lingkup Pemkab Buleleng. Gerakan mengkonsumsi hasil pertanian lokal memang diintensifkan Pemkab Buleleng sejak pandemi Covid-19 melanda. *k23
Direktur Umum PD Swatantra Buleleng I Gede Bobi Suryanto dihubungi pada Jumat (24/6), menjelaskan penyerapan produksi kopi diinisiasi karena Buleleng sangat potensial. Dengan puluhan hektare lahan perkebunan kopi yang ada, sebelumnya hanya dipasarkan dalam bentuk biji kopi pasca panen. “Kami coba memfasilitasi untuk meningkatkan harga jual kopi Buleleng. Ternyata pasarnya bagus sekali,” ucap Bobi.
Sejauh ini kopi-kopi yang sudah diserap dari produksi kopi Desa Pucak Sari, Sepang, Tista, dan Bongan Cina, di Kecamatan Busungbiu. Selain itu juga ada dari Desa Sekumpul di Kecamatan Sawan, Desa Wanagiri di Kecamatan Sukasada, dan Desa Tajun di Kecamatan Kubutambahan.
Sejumlah produksi kopi dari sejumlah wilayah Buleleng pun telah distandarisasi oleh PD Swatantra, dan diberi kemasan yang bagus. Tahun lalu saja tercatat 60 ton kopi Buleleng yang berhasil didistribusikan oleh PD Swatantra. Rata-rata disalurkan ke pengusaha catering, rumah makan hingga restoran di Buleleng.
Bobi mengatakan, selanjutnya dia sedang menyusun skema untuk menyiapkan kopi Buleleng dalam skala besar. Targetnya menjadi distributor tunggal kopi Buleleng. PD Swatantra juga telah mengupayakan standarisasi kopi yang diambil dari petani. Sehingga seluruhnya memiliki kualitas dan rasa yang sama.
Sementara itu, selain penyerapan hasil pertanian kopi, sejak dua tahun terakhir PD Swatantra juga menyerap beras petani Buleleng. Beras dari Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) hingga di penyosohan beras diserap untuk menstabilkan harga di petani.
Serapan beras per Mei 2022 kemarin sudah tercatat 46 ton. Beras Buleleng kualitas super dan kelas 1 ini dipasarkan dan didistribusikan ke ASN dan pegawai lingkup Pemkab Buleleng. Gerakan mengkonsumsi hasil pertanian lokal memang diintensifkan Pemkab Buleleng sejak pandemi Covid-19 melanda. *k23
1
Komentar