Puan Akan Temui Ketum Parpol
Puan Maharani berjanji akan bersilaturahmi dengan para ketum parpol, namun belum menyebut kapan dan di mana dilaksanakan.
JAKARTA, NusaBali
Ketua DPR RI Puan Maharani ditugaskan oleh Ketua Umum (Ketum) DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bertemu dengan para ketua umum (ketum) partai politik (parpol). Pertemuan itu untuk menjajaki kerja sama dengan PDIP menjelang Pemilu 2024.
“Kerja sama dengan partai lain kita akan jajaki. Jadi jangan kemudian, karena belum ketemu sama ketum parpol lain enggak mau kerja sama. Toh, waktu di Istana (sebelum reshuffle menteri pada Rabu, 15 Juni 2022, Red) kan Ibu Megawati bertemu dengan semua ketum parpol lain, kan cuma belum sempat bersilaturahmi,” kata Puan di sela-sela Festival Ikan Bakar Nusantara di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (25/6/2022).
Dia pun mengaku mendapatkan perintah langsung dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk bersilaturahmi dengan ketum parpol.
Namun, Ketua DPR RI ini tidak menjelaskan kapan dan di mana pertemuan dengan ketua parpol akan dilaksanakan.
Menurut dia, hanya masalah waktu untuk bertemu dengan para ketum parpol.“Nanti saya juga ditugaskan oleh Ibu Ketua Umum Partai sebagai Ketua DPR akan bersilaturahmi dengan semua ketum. Kemarin baru selesai rakernas sudah ada acara ini. Ini kan masalah waktu aja. Semua saya temui. Insya Allah,” ujar Puan.
“Kerja sama dengan partai lain kita akan jajaki. Jadi jangan kemudian, karena belum ketemu sama ketum parpol lain enggak mau kerja sama. Toh, waktu di Istana (sebelum reshuffle menteri pada Rabu, 15 Juni 2022, Red) kan Ibu Megawati bertemu dengan semua ketum parpol lain, kan cuma belum sempat bersilaturahmi,” kata Puan di sela-sela Festival Ikan Bakar Nusantara di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (25/6/2022).
Dia pun mengaku mendapatkan perintah langsung dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk bersilaturahmi dengan ketum parpol.
Namun, Ketua DPR RI ini tidak menjelaskan kapan dan di mana pertemuan dengan ketua parpol akan dilaksanakan.
Menurut dia, hanya masalah waktu untuk bertemu dengan para ketum parpol.“Nanti saya juga ditugaskan oleh Ibu Ketua Umum Partai sebagai Ketua DPR akan bersilaturahmi dengan semua ketum. Kemarin baru selesai rakernas sudah ada acara ini. Ini kan masalah waktu aja. Semua saya temui. Insya Allah,” ujar Puan.
Dia menambahkan, untuk membangun sebuah bangsa tidak bisa dilakukan secara mandiri, melainkan harus bekerja sama dan bergotong-royong.
“Untuk membangun bangsa itu nggak mungkinlah kita sendiri-sendiri, jadi kerja sama, terus kebersamaan, bergotong royong dalam membangun bangsa itu akan jadi sangat penting,” tutur Puan seperti dikutip dari Antara.
Puan juga sempat bicara wacana duet dengan Ganjar Pranowo. Puan menegaskan bahwa pertimbangan hingga keputusan final capres dan cawapres PDIP berada di tangan Megawati.
“Ya di rakernas kan kemarin sudah sampaikan, bahwa hak prerogatif untuk menentukan bacapres/bacawapres, atau capres/cawapres PDIP itu merupakan hak prerogatif dari ketua umum. Kita tunggu saja bagaimana nanti perhitungan, kemudian apa yang akan Ibu Megawati putuskan,” imbuh Puan.
Ketua DPP PDIP Bidang Politik itu juga mengaku belum ada tanda-tanda dirinya akan ditunjuk sebagai bakal calon presiden dari partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
“(Saya) Belum ditunjuk, belum ada tanda-tanda juga,” kata Puan. Sementara itu, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membantah jika ada pertemuan politik yang diniatkan antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Diketahui, beredar video pertemuan Ganjar Pranowo dan AHY yang berdurasi 20 detik usai sholat Jumat di Masjid Nurul Hidayah, Jalan Brawijaya, Jakarta, pada Jumat (24/6), menjadi viral.
Hasto di sela-sela sela Festival Ikan Bakar Nusantara di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Sabtu kemarin, mengatakan momen itu hanya kebetulan karena Ganjar melakukan salat Jumat di sana, yang masjidnya kebetulan dekat rumah dinas gubernur Jateng di kawasan Jakarta Selatan.
“Pertemuannya saya sudah tanya ke Pak Ganjar, itu kebetulan,” ujar Hasto.
Alasan AHY, Hasto tak mengetahui. Sehabis salat Jumat, Ganjar disapa oleh AHY.
Menurut Hasto, pertemuan Ganjar dan AHY tidak ada unsur kesengajaan. Dia menganggap tidak ada unsur politik, hanya pertemuan biasa.
“Itu ya pertemuan biasa, kita bertemu dengan teman-teman pers di tempat ini suatu hal yang biasa,” kata Hasto.
Dalam video durasi 20 detik yang viral juga terlihat ada mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Hasto tidak masalah bila ada pihak-pihak yang berupaya mem-framing Ganjar, AHY, dan JK bertemu. Diketahui bahwa dikonfirmasi terpisah, Ganjar dan AHY membantah ada pertemuan dengan JK.
“Framing non framing itu sudah biasa dalam politik,” ucap Hasto.
Dalam kesempatan tersebut, Hasto kembali menegaskan sulit membangun kerja sama dengan PKS dan Partai Demokrat. Menurut Hasto, aspek historis masa lalu di antara kedua partai masih bisa dilakukan proses rasionalisasi.
Namun, pihaknya melihat apa yang dilakukan selama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tak sesuai dengan apa yang dijanjikan ke rakyat. Pelaksanaan pemerintahan SBY juga tak sejalan dengan fundamental yang dipegang oleh PDIP.
“Dalam disertasi saya juga menunjukkan ada perbedaan fundamental di dalam garis kebijakan politik luar negeri, politik pertahanan yang digariskan dari zaman Bung Karno, zaman Bu Mega, dengan zaman Pak SBY,” terang Hasto.
Sementara dengan PKS, lanjut Hasto, dalam pidato Rakernas PKS, banyak kritik dari partai itu terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). PDI Perjuangan bisa memahaminya sebagai sesuatu yang sejalan dengan ruang lingkup PKS yang berada di luar pemerintahan. Hal itu dianggap sebagai bagian dari check and balance.
“Kurang elok bila dengan berbagai perbedaan ideologi antara PKS dan PDI Perjuangan, kami tidak mengambil sikap politik atas kerja sama dengan PKS. Saat ini posisi PDI Perjuangan mendukung Pak Jokowi. Tidak mungkin, kita bekerja sama dengan Pak Jokowi dan saat bersamaan kerja sama dengan pihak-pihak yang terus menyerang pemerintahan Pak Jokowi,” papar Hasto.
PDI Perjuangan pun, menghormati posisi PKS yang berada di luar pemerintahan. Apalagi, mereka berbeda ideologi. “Untuk bekerja sama dengan PKS, ditinjau dari aspek ideologi, aspek historis, ada hal yang memang berbeda,” tandas Hasto. *K22
“Untuk membangun bangsa itu nggak mungkinlah kita sendiri-sendiri, jadi kerja sama, terus kebersamaan, bergotong royong dalam membangun bangsa itu akan jadi sangat penting,” tutur Puan seperti dikutip dari Antara.
Puan juga sempat bicara wacana duet dengan Ganjar Pranowo. Puan menegaskan bahwa pertimbangan hingga keputusan final capres dan cawapres PDIP berada di tangan Megawati.
“Ya di rakernas kan kemarin sudah sampaikan, bahwa hak prerogatif untuk menentukan bacapres/bacawapres, atau capres/cawapres PDIP itu merupakan hak prerogatif dari ketua umum. Kita tunggu saja bagaimana nanti perhitungan, kemudian apa yang akan Ibu Megawati putuskan,” imbuh Puan.
Ketua DPP PDIP Bidang Politik itu juga mengaku belum ada tanda-tanda dirinya akan ditunjuk sebagai bakal calon presiden dari partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
“(Saya) Belum ditunjuk, belum ada tanda-tanda juga,” kata Puan. Sementara itu, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membantah jika ada pertemuan politik yang diniatkan antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Diketahui, beredar video pertemuan Ganjar Pranowo dan AHY yang berdurasi 20 detik usai sholat Jumat di Masjid Nurul Hidayah, Jalan Brawijaya, Jakarta, pada Jumat (24/6), menjadi viral.
Hasto di sela-sela sela Festival Ikan Bakar Nusantara di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Sabtu kemarin, mengatakan momen itu hanya kebetulan karena Ganjar melakukan salat Jumat di sana, yang masjidnya kebetulan dekat rumah dinas gubernur Jateng di kawasan Jakarta Selatan.
“Pertemuannya saya sudah tanya ke Pak Ganjar, itu kebetulan,” ujar Hasto.
Alasan AHY, Hasto tak mengetahui. Sehabis salat Jumat, Ganjar disapa oleh AHY.
Menurut Hasto, pertemuan Ganjar dan AHY tidak ada unsur kesengajaan. Dia menganggap tidak ada unsur politik, hanya pertemuan biasa.
“Itu ya pertemuan biasa, kita bertemu dengan teman-teman pers di tempat ini suatu hal yang biasa,” kata Hasto.
Dalam video durasi 20 detik yang viral juga terlihat ada mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Hasto tidak masalah bila ada pihak-pihak yang berupaya mem-framing Ganjar, AHY, dan JK bertemu. Diketahui bahwa dikonfirmasi terpisah, Ganjar dan AHY membantah ada pertemuan dengan JK.
“Framing non framing itu sudah biasa dalam politik,” ucap Hasto.
Dalam kesempatan tersebut, Hasto kembali menegaskan sulit membangun kerja sama dengan PKS dan Partai Demokrat. Menurut Hasto, aspek historis masa lalu di antara kedua partai masih bisa dilakukan proses rasionalisasi.
Namun, pihaknya melihat apa yang dilakukan selama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tak sesuai dengan apa yang dijanjikan ke rakyat. Pelaksanaan pemerintahan SBY juga tak sejalan dengan fundamental yang dipegang oleh PDIP.
“Dalam disertasi saya juga menunjukkan ada perbedaan fundamental di dalam garis kebijakan politik luar negeri, politik pertahanan yang digariskan dari zaman Bung Karno, zaman Bu Mega, dengan zaman Pak SBY,” terang Hasto.
Sementara dengan PKS, lanjut Hasto, dalam pidato Rakernas PKS, banyak kritik dari partai itu terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). PDI Perjuangan bisa memahaminya sebagai sesuatu yang sejalan dengan ruang lingkup PKS yang berada di luar pemerintahan. Hal itu dianggap sebagai bagian dari check and balance.
“Kurang elok bila dengan berbagai perbedaan ideologi antara PKS dan PDI Perjuangan, kami tidak mengambil sikap politik atas kerja sama dengan PKS. Saat ini posisi PDI Perjuangan mendukung Pak Jokowi. Tidak mungkin, kita bekerja sama dengan Pak Jokowi dan saat bersamaan kerja sama dengan pihak-pihak yang terus menyerang pemerintahan Pak Jokowi,” papar Hasto.
PDI Perjuangan pun, menghormati posisi PKS yang berada di luar pemerintahan. Apalagi, mereka berbeda ideologi. “Untuk bekerja sama dengan PKS, ditinjau dari aspek ideologi, aspek historis, ada hal yang memang berbeda,” tandas Hasto. *K22
Komentar