Jokowi ke Eropa, Bawa Misi Damai Ukraina-Rusia
JAKARTA, NusaBali
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak menuju Jerman. Jokowi membawa misi perdamaian Ukraina dan Rusia.
Sementara Ibukota Ukraina, Kyiv saat ini tengah dibombardir oleh Rusia. Di tengah situasi panas ini, Presiden Jokowi direncanakan berkunjung ke Kyiv dalam rangkaian lawatannya ke Eropa.
"Yang pertama akan ke Jerman untuk menghadiri KTT G7, di mana kita di sini adalah sebagai partner country dari G7 dan juga diundang untuk menghadiri KTT G7 ini sebagai ketua presidensi G20," kata Jokowi dalam pernyataan pers terkait kunjungan kerja ke luar negeri seperti dilihat dalam video di akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (26/6).
Jokowi akan mengajak para pemimpin G7 untuk mendorong perdamaian di Ukraina. Selain itu, Jokowi menyerukan para pemimpin G7 untuk mencari solusi dalam menghadapi krisis pangan dan energi. "Di sini kita akan mendorong, mengajak negara-negara G7 untuk bersama-sama mengupayakan perdamaian di Ukraina dan juga secepat-cepatnya mencari solusi dalam menghadapi krisis pangan, krisis energi, yang sedang melanda dunia," ujar Jokowi. Setelah dari Jerman, Jokowi akan bertolak menuju Ukraina. Jokowi akan bertemu dengan Volodymyr Zelensky untuk mendorong ruang dialog dengan Rusia.
"Misinya adalah mengajak Presiden Ukraina, Presiden Zelensky untuk membuka ruang dialog dalam rangka perdamaian, untuk membangun perdamaian. Karena memang perang harus dihentikan," imbuh Jokowi.
Selanjutnya, Jokowi akan pergi menuju Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Jokowi akan mendorong gencatan senjata Ukraina dan Rusia. Saat bertemu Putin, Jokowi akan meminta gencatan senjata. "Dari Ukraina saya akan menuju Rusia untuk ketemu dengan Presiden Vladimir Putin. Sekali lagi dengan misi yang sama, saya akan mengajak Presiden Putin untuk membuka ruang dialog den sesegera mungkin untuk melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang," kata Jokowi dilansir detik.com.
Selama Jokowi di Eropa, Wakil Presiden Ma'ruf Amin akan memimpin jalannya pemerintahan. "Selama saya di luar negeri pemerintahan akan dipimpin Bapak Wakil Presiden," kata Jokowi. Terakhir, Jokowi akan berkunjung ke Uni Emirat Arab (UEA) dalam rangka pembahasan kerja sama ekonomi dan investasi. Kunjungan itu dinilai Jokowi penting dilakukan oleh Indonesia.
Sementara Juru bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah menanggapi kondisi Kyiv yang memanas. Saat ini pihaknya masih menunggu kabar dari tim aju yang sudah terlebih dahulu berada di sana. "Kita tunggu berita dari tim aju ya. Tim aju adalah advance tim yang sudah mendahului di Ukraina," ujarnya. Saat ditanya apakan tim aju yang bakal memutuskan soal kelanjutan rencana Presiden Jokowi ke Kyiv, Teuku tidak bisa menyimpulkan demikian. Menurutnya, keputusan akhir berada di tangan delegasi inti. "Saya tidak menyimpulkan demikian, mereka memberi laporan dari lapangan. Keputusan akhir dari delegasi inti," ujarnya. 7
Lawatan Jokowi ke Ukraina dan Rusia ini dinilai mirip seperti saat Presiden RI kedua, Soeharto, mengunjungi Sarajevo, Bosnia, yang juga pernah dilanda perang. "Ini mirip dengan kunjungan Soeharto ke Sarajevo, Bosnia, pada Maret 1995, semoga semuanya aman dan sukses," kata Direktur The Indonesia Intelligence Institute Ridlwan Habib dalam keterangannya, Minggu kemarin.
Ridlwan Habib menilai langkah Jokowi lebih berani dari Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Menurutnya, Joe Biden hanya berkomentar dari jauh. "Jokowi lebih berani dari Joe Biden, karena Biden hanya bisa berkomentar dari jauh, sedangkan Jokowi datang langsung menemui dua pihak yang bertikai," ujarnya. Pakar intelijen UI itu juga menambahkan, langkah Jokowi sangat strategis di tengah ketidakpastian global. "Dunia terancam krisis energi dan krisis pangan karena perang Ukraina dan Rusia, langkah Jokowi menemui kedua pemimpin negara itu benar-benar ditunggu publik dunia," kata Ridlwan. *
Komentar