Tercatat 20 Pasangan Sudah Menjadi Suami Istri
Sekitar 350 teruna–teruni di Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan, mengikuti prosesi Omed-omedan yang rutin digelar sehari setelah Nyepi, yakni Ngembak Geni, Rabu (29/3).
350 Teruna–Teruni Banjar Kaja, Sesetan, Ikuti Prosesi Omed-omedan
DENPASAR, NusaBali
Tradisi ini sudah dilakoni sejak 1960 dengan tujuan mempersatukan kembali pemuda Banjar Kaja dalam makna kekeluargaan, setelah banyak yang merantau maupun melanjutkan pendidikannya ke luar.
Hal itu diungkapkan oleh Panglingsir Banjar Kaja Jro Wayan Sunarya, 67, saat ditemui di lokasi acara. Menurutnya kegiatan tahunan itu merupakan tradisi sacral, bahkan juga sebagai pemersatu warga banjar setelah lama meninggalkan banjar maupun Bali, untuk melakukan aktivitasnya masing-masing. Dengan adanya omed-omedan akan kembali lagi mengingatkan persatuan banjar tersebut, yang telah lama terjalin. Menurutnya, Omed-omedan kemarin diikuti oleh sekitar 200 pria dan 150 perempuan dengan umur 17 tahun ke atas.
“Tradisi ini sudah lama kami jalankan setiap tahunnya pas ngembak geni, setelah hari raya Nyepi. Prosesinya adalah sembahyang, menarikan Barong Bangkung dan Bangkal, setelah itu baru acaranya dimulai dengan mempertemukan antara laki-laki dan perempuan dan berpelukan. Dari kegiatan Omed-omedan ini, banyak yang sudah menjalin asmara hingga jenjang perkawinan. Terhitung ada 20 pasangan sudah menikah, bahkan sekarang ada juga yang masih berpacaran karena Omed-omedan ini,” ujarnya.
“Kami harap tradisi ini tetap terjaga, agar pemudi di banjar ini tidak menikah keluar untuk tetap melestarikan tradisi ini,” imbuhnya.
Salah seorang teruna Banjar Kaja, I Komang Arya Wira Suriawan, 23, membenarkan apa yang dikatakan Jro Sunarya. Dikatakannya, dirinya sudah tiga tahun menjalin hubungan kasih dengan Putu Yunda, 21. Keduanya dipertemukan saat mengikuti tradisi Omed-omedan.
“Saya bertemu saat omed-omedan ini 3 tahun lalu. Perasaan itu tumbuh, tidak tahu kenapa akhirnya sampai sekarang pacaran,” ucapnnya didampingi pacarnya, Yunda.
Dari pantauan terlihat keseruan teruna teruni melakukan atraksi dengan gembira. Pemilihan peserta dilakukan secara acak pada saat acara berlangsung, sehingga tidak ada kesempatan bagi teruna teruni memilih pasangan untuk diajak berpelukan.
1
Komentar