Wahana Bianglala Jadi Primadona ‘Pasar Malam’ PKB
DENPASAR, NusaBali.com - Wahana Bianglala jadi primadona pengunjung Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV. Walaupun lokasinya berada di luar areal Taman Werdhi Budaya (Art Centre), antusias pengunjung menjajal wahana ini sangat tinggi.
Bukan hanya di malam hari yang sampai harus antre menunggu giliran naik, namun di pagi hari, sejak pukul 10.00 Wita, pengunjung sudah berdatangan untuk bisa menaiki wahana yang berada di bagian barat Art Centre. Bahkan di akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai 500 orang per harinya.
“Naik Bianglala ini sangat seru, meski bikin jantung berdebar,” kata Denia, 16, yang menjajal wahana ini pada Senin (27/6/2022) sore. Senada dengan rekannya, Dian, mengungkapkan bahwa awalnya datang dengan keluarga ke PKB untuk berkeliling saja. “Namun saat melihat Bianglala, jadi tertarik untuk mencoba,” kata remaja berusia 13 tahun ini.
Dengan membayar tiket Rp 10.000 per orang, pengunjung bisa menempati salah satu boks gantungan yang bisa diisi masing-masing 2 orang dewasa atau 4 orang anak-anak.
Penumpang bianglala akan diajak berputar melawan dan mengikuti gravitasi selama 5 sampai 7 kali putaran yang membuat kepala terasa pusing ketika putaran menuju pusat gravitasi.
Hadirnya Bianglala di PKB ini sebenarnya bukan hal baru. Setiap digelar pesta kesenian terbesar di Bali ini, kelompok bernama KKB Fair selalu menghadirkan wahana Bianglala.
Kelompok asal Banyuwangi, Jawa Timur ini, sebelumnya memang berkeliling meramaikan beberapa pasar malam di Bali. Namun saat pandemi Covid-19 melanda, KKB Fair memilih pulang kampung karena tidak memungkinkan untuk mengadakan acara dengan kerumunan orang.
“Sebelum ada corona, di Bali itu, di Sayan (Gianyar), Mambal (Badung), Glogor Carik, Suwung (Denpasar),” ungkap Jonsen Marjiono, 23, salah seorang penjaga wahana saat ditemui ketika sedang mempersiapkan wahana kereta putar, Senin pagi.
Untuk mengoperasikan kereta putar yang biasa disebut dengan nama’ Thomas’ tersebut, KKB Fair memiliki crew berjumlah 20 orang, sudah termasuk keluarga yang dibawa.
Jonsen mengungkapkan bahwa Bianglala memang permainan favorit di taman hiburan tersebut, tidak hanya PKB tetapi juga di setiap tempat yang sudah pernah dikunjungi. “Karena digemari segala umur. Anak-anak bisa, dewasa juga bisa,” jelas Jonsen.
Jonsen bersyukur dengan animo pengunjung selama pelaksanaan PKB sejak 12 Mei lalu. Di sisi lain, ia juga mengeluhkan cuaca yang sering hujan karena tidak akan ada pengunjung. Selain itu, ketika hujan reda, operasional Bianglala bisa terhambat.
“Rantainya basah, nggak ada penumpang, itu kan enggak bisa narik, terutama rantai (untuk memutar Bianglala, Red) harus dibakar dulu biar kering, baru bisa jalan,” jelas Jonsen.
Selain Bianglala, di taman wahana hiburan ini terdapat beberapa wahana lain yang sebagian besar memanfaatkan putaran seperti komidi putar, helikopter, komidi putar gantung mini, dan kereta Thomas, selain itu juga ada rumah balon. Semua wahana tersebut termasuk bianglala cukup hanya merogoh kocek sebesar Rp10.000.
Wahana-wahana itu pun menjadi favorit pengunjung usia muda, lantaran permainan klasik ini sudah tidak mudah ditemui di sembarang acara. Sedangkan bagi pengunjung usia tua, bisa bernostalgia dengan suasana pasar malam ketika masih bujangan sembari menemani buah hati. *rat
Komentar