2 Anjing di Tegal Badeng Barat Positif Rabies
Periode Januari – Juni 2022 ada 137 kasus anjing rabies di Jembrana. Sebanyak 137 kasus tersebut ditemukan di 42 desa/kelurahan se-Jembrana.
NEGARA, NusaBali
Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana telah menerima hasil uji lab sampel otak dua ekor anjing yang sempat menggigit empat orang warga Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara, Sabtu (25/6). Dari hasil uji lab yang diterima pada Selasa (28/6) sore, kedua ekor anjing itu dipastikan positif rabies.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa, Rabu (29/6), mengatakan kasus gigitan anjing di Tegal Badeng Barat itu terjadi pada Sabtu (25/6) lalu. Ada dua ekor anjing yang diketahui menggigit warga setempat.
Karena mengarah ciri-ciri rabies, dua ekor anjing yang merupakan anjing liar itu langsung dieliminasi warga dan dilaporkan ke dinas. Begitu juga para korban yang melapor ke puskesmas dipastikan sudah mendapat suntikan vaksin anti rabies (VAR). “Memang dari ciri-cirinya sudah mengarah rabies. Anjingnya sempoyongan dan tiba-tiba menggigit tanpa diprovokasi,” ujar Widarsa.
Dengan adanya tambahan 2 kasus itu, tercatat sudah ada 137 kasus anjing rabies di Jembrana selama periode Januari hingga Juni 2022 ini. Sebanyak 137 kasus itu, ditemukan di 42 desa/kelurahan. Secara prosentase, jumlah desa yang menjadi zonasi merah rabies itu mencapai 82,35 persen dari total 51 desa/kelurahan se-Jembrana.
Total 136 kasus di 42 desa/kelurahan itu tersebar di 5 kecamatan se-Jembrana. Kasus tertinggi ditemukan di wilayah Kecamatan Mendoyo dengan jumlah 38 kasus. Kemudian di wilayah Kecamatan Pekutatan 28 kasus, Kecamatan Jembrana 25 kasus, Kecamatan Negara 24 kasus, dan Kecamatan Melaya 22 kasus.
Sehubungan temuan kasus teranyar di Desa Tegal Badeng Barat itu, jajaran Keswan berencana melakukan vaksinasi emergency di wilayah sekitar pada Kamis (30/6) pagi ini. Di samping vaksinasi emergency, juga dilakukan eliminasi terbatas hewan penular rabies (HPR) di wilayah sekitar. “Kami sudah bersurat ke desa. Besok (hari ini) tim akan turun ke Tegal Badeng Barat,” ucap Widarsa.
Disinggung mengenai keberlanjutan antisipasi rabies, kata Widarsa, berencana kembali melanjutkan vaksinasi massal ke desa-desa zona merah rabies. Saat ini, stok vaksin rabies yang sempat kosong di Jembrana, sudah mendapat tambahan pasokan 17.500 dosis dari Pemprov Bali.
“Nanti kami jadwalkan kembali vaksinasi ke desa zona merah. Mungkin nanti setelah Idul Adha (9 Juli 2022) kami jadwalkan. Karena nanti jelang Idul Adha kami juga lakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban,” tutur Widarsa. *ode
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa, Rabu (29/6), mengatakan kasus gigitan anjing di Tegal Badeng Barat itu terjadi pada Sabtu (25/6) lalu. Ada dua ekor anjing yang diketahui menggigit warga setempat.
Karena mengarah ciri-ciri rabies, dua ekor anjing yang merupakan anjing liar itu langsung dieliminasi warga dan dilaporkan ke dinas. Begitu juga para korban yang melapor ke puskesmas dipastikan sudah mendapat suntikan vaksin anti rabies (VAR). “Memang dari ciri-cirinya sudah mengarah rabies. Anjingnya sempoyongan dan tiba-tiba menggigit tanpa diprovokasi,” ujar Widarsa.
Dengan adanya tambahan 2 kasus itu, tercatat sudah ada 137 kasus anjing rabies di Jembrana selama periode Januari hingga Juni 2022 ini. Sebanyak 137 kasus itu, ditemukan di 42 desa/kelurahan. Secara prosentase, jumlah desa yang menjadi zonasi merah rabies itu mencapai 82,35 persen dari total 51 desa/kelurahan se-Jembrana.
Total 136 kasus di 42 desa/kelurahan itu tersebar di 5 kecamatan se-Jembrana. Kasus tertinggi ditemukan di wilayah Kecamatan Mendoyo dengan jumlah 38 kasus. Kemudian di wilayah Kecamatan Pekutatan 28 kasus, Kecamatan Jembrana 25 kasus, Kecamatan Negara 24 kasus, dan Kecamatan Melaya 22 kasus.
Sehubungan temuan kasus teranyar di Desa Tegal Badeng Barat itu, jajaran Keswan berencana melakukan vaksinasi emergency di wilayah sekitar pada Kamis (30/6) pagi ini. Di samping vaksinasi emergency, juga dilakukan eliminasi terbatas hewan penular rabies (HPR) di wilayah sekitar. “Kami sudah bersurat ke desa. Besok (hari ini) tim akan turun ke Tegal Badeng Barat,” ucap Widarsa.
Disinggung mengenai keberlanjutan antisipasi rabies, kata Widarsa, berencana kembali melanjutkan vaksinasi massal ke desa-desa zona merah rabies. Saat ini, stok vaksin rabies yang sempat kosong di Jembrana, sudah mendapat tambahan pasokan 17.500 dosis dari Pemprov Bali.
“Nanti kami jadwalkan kembali vaksinasi ke desa zona merah. Mungkin nanti setelah Idul Adha (9 Juli 2022) kami jadwalkan. Karena nanti jelang Idul Adha kami juga lakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban,” tutur Widarsa. *ode
1
Komentar