Jelang KTT G-20, BNPT Gelar Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional
MANGUPURA, NusaBali
Menjelang pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G-20) yang digelar di Bali pada Oktober 2022 ini, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) gelar deklarasi kesiapsiagaan nasional, di Discovery Kartika Plaza Hotel, Kelurahan/Kecamatan Kuta, Badung, Rabu (29/6).
Acara yang dipimpin langsung oleh Kepala BNPT Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar ini juga menggelar dialog kebangsaan dengan tema "Peran Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme Menjelang Pelaksanaan KTT G20”.
Dalam kegiatan ini, BNPT menggandeng 200 unsur masyarakat yang merupakan tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh mahasiswa, dan pecalang. Komjen Rafli mengatakan Kesiapsiagaan nasional merupakan salah satu program pencegahan tindak pidana terorisme yang diamanatkan dalam UU Anti Terorisme. Upaya kesiapsiagaan salah satunya melalui pemberdayaan masyarakat.
BNPT juga melakukan pelatihan mitigasi aksi terorisme integrative yang melibatkan aparatur negara di wilayah Bali, sehingga segenap kekuatan kewilayahan selalu siap dan dapat mengurangi risiko saat terjadi aksi teror. Komjen Rafli mengajak masyarakat melalui 200 orang tokoh yang dilibatkan ini untuk sama-sama menjaga, memelihara Kebhinekaan Bangsa dengan mengedepankan semangat bertoleransi.
“Pencegahan aksi terorisme sangat penting. Setidak-tidaknya narasi-narasi yang terbangun hari ini mengingatkan kembali kepada kita semuanya, bahwa betapa pentingnya di tengah keberagaman bangsa kita. Kita terus untuk membangun api toleransi yang tidak boleh padam,” tegas Boy Rafli.
Dikatakannya, masyarakat sangat permissive dengan para pendatang karena Pulau Dewata ini adalah tujuan wisata favorit masyarakat dunia. Akan tetapi tetap harus bergandeng tangan untuk memelihara, dan menjaga jangan sampai pihak-pihak tertentu yang ingin menimbulkan sesuatu tidak diinginkan khususnya aksi terorisme.
“Kepada tokoh-tokoh yang ada di Bali khususnya, saya mengingatkan kembali bahwa kita perlu membangun kewaspadaan bersama. Kewaspadaan itu tidak jadi milik dari aparatur negara dan pemerintah saja, tapi kewaspadaan juga menjadi milik masyarakat,” ungkapnya.
Jendera bintang tiga ini menegaskan tidak boleh under estimate dengan ancaman terorisme. BNPT pada bidang dan tugasnya terus melakukan monitoring dan mapping pergerakan kelompok jaringan terorisme yang ada. Hal itu terus dilakukan karena tidak ingin peristiwa-peristiwa yang memilukan dan menyakitkan terjadi lagi. *pol
1
Komentar