Pasar Banyuasri Belum Memberi Nilai Tambah Geliat Ekonomi
SINGARAJA, NusaBali
Pasca diresmikan dan beroperasi sejak setahun lalu, Pasar Banyuasri, Buleleng, belum memberikan nilai tambah untuk menggeliatkan ekonomi dan daya beli masyarakat Buleleng.
Branding pasar sebagai pasar sobean (penjual produk terbaik) Buleleng, juga belum maksimal. Hal tersebut disampaikan Fraksi Nasdem DPRD Buleleng saat penyampaian pemandangan umum fraksi pada Sidang Paripurna terkait Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2021, Selasa (28/6) lalu. Menurut fraksi Nasdem yang diketuai Ni Ketut Windrawati, pemerintah daerah sudah saatnya mengevaluasi secara mendalam keberadaan Pasar Banyuasri, terkait kontribusi dan aspek kemanfaatannya. Pasar semi tradisional termegah di Buleleng ini sejak awal direvitalisasi tahun 2018, memiliki spirit sebagai pasar sobean. Pasar yang menyediakan produk-produk unggulan pertanian dan UMKM di Buleleng.
‘’Hanya saja sejauh ini spirit yang diinginkan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana pada pasar ini belum tercapai maksimal. Faktanya, masih banyak barang-barang hasil pertanian ataupun tempat-tempat di dalam pasar belum terisi dengan maksimal,” ucap juru bicara Fraksi Nasdem Made Sudiartha.
Pemerintah melalui OPD terkait disarankan oleh Fraksi Nasdem, ke depannya agar lebih konsisten dan fokus dalam membranding kebijakan. Sehingga dapat memperoleh kebermanfaatan ekonomi dan kontribusi terhadap pembangunan daerah. “Kalau perlu dibuatkan tim khusus sehingga dapat dilakukan reformasi baik menyangkut manajemen, SDM, permodalan atau kebijakan-kebijakan yang diperlukan, yang nantinya berujung pada mampunya Perusda memberi kontribusi berupa PAD yang memadai,” kata Sudiartha.
Dikonfirmasi terpisah, Rabu (29/6), Dirut Perumda Pasar Argha Nayotama Buleleng Made Agus Yudi Arsana, tidak menampik jika spirit pasar sobean belum tercapai. Dia berdalih karena dampak pandemi Covid-19 melanda saat pasar beroperasi. “Kalau kami sebagai pengelola untuk penyediaan barang dagangan sobean Buleleng hanya bisa mengimbau pedagang. Kalau mewajibkan menyediakan barang sobean Buleleng, kami tidak bisa karena itu hak para pedagang,” ucap Yudi Arsana.
Sedangkan keterisian kios dan los di Pasar Banyuasri yang belum sepenuhnya terisi, disebut Yudi Arsana, juga karena dampak pandemi. Sejumlah pemilik kios yang sudah terdata belum menempati kiosnya karena belum memiliki modal. Hanya saja terkait kontribusi Pasar Banyuasri terhadap pembangunan di Buleleng, ditegaskan Yudi Arsana, sudah berjalan. Bahkan di tahun pertama beroperasi di akhir tahun 2021, Pasar Banyuasri sudah mampu menyumbang Rp 1 miliar lebih.
Pemanfaatan rooftop Pasar Banyuasri sedang berproses tahun ini. Perumda Pasar bekerja sama dengan Dispar Buleleng dan Tim Ekonomi Kreatif (Ekraf) Buleleng sedang berproses menyiapkan tongkrongan milenial. Dalam penataannya nanti akan menyertakan kuliner khas Buleleng dan juga pemanfaatan ruang kreatif, mulai dari pertunjukan musik hingga latihan komunitas skateboard Buleleng. *k23
Komentar