Kemenkop: Jangan Sampai Hanya Jadi Pasar
Transaksi Digital Didominasi Milenial
JAKARTA, NusaBali
Digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia terus meningkat semasa pandemi Covid-19. Namun selain pandemi, digitalisasi ditopang oleh struktur demografi yang didominasi milenial.
Saat ini, Indonesia memang mengalami bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif mendominasi dibanding penduduk usia lanjut.
Asisten Deputi Kemitraan dan Perluasan Pasar, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) Fixy mengatakan, struktur demografi yang didominasi milenial memungkinkan adanya pengadopsian teknologi digital dengan sangat cepat. Oleh karena itu dia meminta peluang tersebut dimanfaatkan.
"Itu sebetulnya salah satu kekuatan kita, yang harusnya bisa dimanfaatkan. Jangan sampai transaksi digital kita hanya menjadi pasar saja, tapi yang ditransaksikan produk dari luar," ujar Fixy dalam webinar Bangga UKM dikutip Kompas.com, Rabu (29/6).
Fixy menuturkan, ada banyak manfaat dari digitalisasi. Lewat digitalisasi saat pandemi misalnya, pendapatan dan nilai transaksi UMKM jadi meningkat.
Berdasarkan data CORE, 68 persen UMKM menyatakan adanya peningkatan pendapatan selama pandemi. Selain itu, ia menyebut 41 persen transaksi ekonomi digital di Asia Tenggara saat ini juga berasal dari Indonesia.
"Yang menarik mereka juga menyampaikan yang dibawa oleh pandemi adalah munculnya digitalisasi. Jadi era pandemi salah satu yang positifnya, blessing in disguise, ada manfaat yang bisa kita ambil, salah satunya adalah pengenalan teknologi informasi, terutama digitalisasi yang punya manfaat lebih," ucap dia.
Lebih lanjut dia menuturkan, digitalisasi membuat pencatatan keuangan lebih teratur, serta meningkatkan literasi keuangan.
Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengoptimalkan potensi dan produktivitas UMKM melalui pengembangan digitalisasi. Dia berharap, banyak UMKM yang makin sukses hingga mampu ekspansi ke luar negeri.
Untuk mencapai hal itu, dia meminta UMKM mengenal dan memenangkan pasar di dalam negeri. Tercatat hingga akhir tahun 2022 pemerintah telah menargetkan 20 juta UMKM dapat onboarding. Saat ini, baru ada sekitar 18,5 juta UMKM yang on boarding. Sebagai informasi, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 97 persen.
"Kalau sudah menang di dalam negeri, orang mau berlomba-lomba masuk enggak bisa karena penduduknya sudah bangga pakai produk sendiri, baru kemudian kita go global. Manfaatkan IT, belajar untuk melihat target pasar kita siapa, dan apa media sosial yang mereka pakai karena harus dibangun strategi," sebut Fixy.
Sebagai informasi, pemerintah membuat program Bangga Buatan Indonesia (BBI) dalam memperluas pemanfaatan dan membangun kesadaran digitalisasi. BBI merupakan gerakan nasional yang dirancang pemerintah dan diluncurkan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Mei 2020. *
Asisten Deputi Kemitraan dan Perluasan Pasar, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) Fixy mengatakan, struktur demografi yang didominasi milenial memungkinkan adanya pengadopsian teknologi digital dengan sangat cepat. Oleh karena itu dia meminta peluang tersebut dimanfaatkan.
"Itu sebetulnya salah satu kekuatan kita, yang harusnya bisa dimanfaatkan. Jangan sampai transaksi digital kita hanya menjadi pasar saja, tapi yang ditransaksikan produk dari luar," ujar Fixy dalam webinar Bangga UKM dikutip Kompas.com, Rabu (29/6).
Fixy menuturkan, ada banyak manfaat dari digitalisasi. Lewat digitalisasi saat pandemi misalnya, pendapatan dan nilai transaksi UMKM jadi meningkat.
Berdasarkan data CORE, 68 persen UMKM menyatakan adanya peningkatan pendapatan selama pandemi. Selain itu, ia menyebut 41 persen transaksi ekonomi digital di Asia Tenggara saat ini juga berasal dari Indonesia.
"Yang menarik mereka juga menyampaikan yang dibawa oleh pandemi adalah munculnya digitalisasi. Jadi era pandemi salah satu yang positifnya, blessing in disguise, ada manfaat yang bisa kita ambil, salah satunya adalah pengenalan teknologi informasi, terutama digitalisasi yang punya manfaat lebih," ucap dia.
Lebih lanjut dia menuturkan, digitalisasi membuat pencatatan keuangan lebih teratur, serta meningkatkan literasi keuangan.
Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengoptimalkan potensi dan produktivitas UMKM melalui pengembangan digitalisasi. Dia berharap, banyak UMKM yang makin sukses hingga mampu ekspansi ke luar negeri.
Untuk mencapai hal itu, dia meminta UMKM mengenal dan memenangkan pasar di dalam negeri. Tercatat hingga akhir tahun 2022 pemerintah telah menargetkan 20 juta UMKM dapat onboarding. Saat ini, baru ada sekitar 18,5 juta UMKM yang on boarding. Sebagai informasi, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 97 persen.
"Kalau sudah menang di dalam negeri, orang mau berlomba-lomba masuk enggak bisa karena penduduknya sudah bangga pakai produk sendiri, baru kemudian kita go global. Manfaatkan IT, belajar untuk melihat target pasar kita siapa, dan apa media sosial yang mereka pakai karena harus dibangun strategi," sebut Fixy.
Sebagai informasi, pemerintah membuat program Bangga Buatan Indonesia (BBI) dalam memperluas pemanfaatan dan membangun kesadaran digitalisasi. BBI merupakan gerakan nasional yang dirancang pemerintah dan diluncurkan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Mei 2020. *
Komentar