JBT Siapkan Anggaran Rp 300 M Untuk Pembangunan Tempat Pelayanan Wisata di Tol
“Kami tidak ingin menjadi polemik, karena pembuatan TPW tidak ada sangkut paut dengan reklamasi”
MANGUPURA, NusaBali
Meski rencana pembangunan Tempat Pelayanan Wisata (TPW) di Tol Bali Mandara (TBM) kini masih menuai pro dan kontra, namun pihak Jasamarga Bali Tol (JBT) tetap menyediakan anggaran sebesar Rp 300 miliar.
Pihak JBT kini sedang berusaha mengurus izin di Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) untuk merealisasikan TPW bernama Bedawang Nala itu. Dimana JBT saat ini mematangkan surat detail Fisibility Study (FS), penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan izin lainnya yang diminta untuk dilengkapi oleh BPJT.
"Mungkin tahun ini akan diajukan, saat ini kami sedang melengkapi persyaratannya. Saat ini kami mengajukan dulu, kami diminta melengkapinya, Kami tidak ada ditentukan batasan waktu untuk pengajuannya," tutur Dirut JBT, Ahmad Tito Karim belum lama ini.
Pembuatan TPW, kata Tito, sebenarnya sudah direncanakan dari dulu sejak TBM dibangun. Dimana dalam pembangunan awal telah disiapkan dua lokasi yakni titik masuk Nusa Dua dan Pesanggaran, dimana TPW yang direncanakan itu seluas 30 ribu meter persegi. Dalam pembangunannya nanti menggunakan tiang pancang.
"Kami tidak ingin menjadi polemik, karena pembuatan TPW tidak ada sangkut paut dengan reklamasi. TPW kita siapkan di titik masuk dari Nusa Dua dulu sebagai awalnya, tapi masih dievaluasi. Kedepan rencananya ada dua TPW," tuturnya.
Terkait pra FS yang saat ini sedang diselesaikan, yang dimatangkan lebih detail adalah pengaturan flow dan traffic kendaraan, keberadaan fasilitas pom bensin, mushola dan lain-lain. "Untuk merealisasikan itu kami sedang mencari pihak ketiga (rekanan). Sudah banyak yang mau tapi itu baru sebatas wacana, belum mengajukan secara tertulis," ucapnya.
Tito mengaku selain investor dari luar Bali, investor dari Bali juga ada yang berminat ikut menanamkan modalnya. Namun untuk menjadi rekanan JBT, ditegaskannya harus ada kesamaan visi selain mencari keuntungan. Yaitu menjadikan tempat tersebut adalah tempat pelayanan masyarakat. "Kita siapkan bentuk khusus tempat foto, ada candi bentar, tempat perahu, dan lainnya. Kami juga siapkan atraksi tertentu dan akan menampung usaha kecil masyarakat. Setelah desain tersebut selesai, barulah dilakukan sosialisasi," pungkasnya. * cr64
Meski rencana pembangunan Tempat Pelayanan Wisata (TPW) di Tol Bali Mandara (TBM) kini masih menuai pro dan kontra, namun pihak Jasamarga Bali Tol (JBT) tetap menyediakan anggaran sebesar Rp 300 miliar.
Pihak JBT kini sedang berusaha mengurus izin di Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) untuk merealisasikan TPW bernama Bedawang Nala itu. Dimana JBT saat ini mematangkan surat detail Fisibility Study (FS), penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dan izin lainnya yang diminta untuk dilengkapi oleh BPJT.
"Mungkin tahun ini akan diajukan, saat ini kami sedang melengkapi persyaratannya. Saat ini kami mengajukan dulu, kami diminta melengkapinya, Kami tidak ada ditentukan batasan waktu untuk pengajuannya," tutur Dirut JBT, Ahmad Tito Karim belum lama ini.
Pembuatan TPW, kata Tito, sebenarnya sudah direncanakan dari dulu sejak TBM dibangun. Dimana dalam pembangunan awal telah disiapkan dua lokasi yakni titik masuk Nusa Dua dan Pesanggaran, dimana TPW yang direncanakan itu seluas 30 ribu meter persegi. Dalam pembangunannya nanti menggunakan tiang pancang.
"Kami tidak ingin menjadi polemik, karena pembuatan TPW tidak ada sangkut paut dengan reklamasi. TPW kita siapkan di titik masuk dari Nusa Dua dulu sebagai awalnya, tapi masih dievaluasi. Kedepan rencananya ada dua TPW," tuturnya.
Terkait pra FS yang saat ini sedang diselesaikan, yang dimatangkan lebih detail adalah pengaturan flow dan traffic kendaraan, keberadaan fasilitas pom bensin, mushola dan lain-lain. "Untuk merealisasikan itu kami sedang mencari pihak ketiga (rekanan). Sudah banyak yang mau tapi itu baru sebatas wacana, belum mengajukan secara tertulis," ucapnya.
Tito mengaku selain investor dari luar Bali, investor dari Bali juga ada yang berminat ikut menanamkan modalnya. Namun untuk menjadi rekanan JBT, ditegaskannya harus ada kesamaan visi selain mencari keuntungan. Yaitu menjadikan tempat tersebut adalah tempat pelayanan masyarakat. "Kita siapkan bentuk khusus tempat foto, ada candi bentar, tempat perahu, dan lainnya. Kami juga siapkan atraksi tertentu dan akan menampung usaha kecil masyarakat. Setelah desain tersebut selesai, barulah dilakukan sosialisasi," pungkasnya. * cr64
1
Komentar