Relokasi Pedagang Molor Akhir Juli
MANGUPURA, NusaBali
Relokasi pedagang Pasar Seni Kuta dipastikan kembali molor. Hal ini dipicu pengerjaan tempat relokasi belum rampung. Bahkan, saat ini progresnya baru 25 persen.
Alhasil, relokasi ratusan pedagang ini pun dijadwalkan baru bisa terealisasi pada akhir Juli 2022. Molornya relokasi ini disayangkan sejumlah pedagang, lantaran mereka menggantungkan kebutuhan hidup dari jualan.
Project Manager Tunas Jaya Sanur Bianglala KSO, I Nyoman Agus Sandika, mengatakan progres pengerjaan tempat relokasi pedagang Pasar Seni Kuta baru mencapai 25 persen. Pengerjaan di lokasi masih berkutat dengan pemasangan paving. Dia mengaku rencana awal yang ditargetkan pada akhir Juni 2022 sudah rampung, namun kini ditargetkan selesai para pertengahan Juli 2022.
“Rencana rampung prediksi awal mengalami kemunduran, efek sebelumnya ada terkendala beberapa pohon yang ada di tempat relokasi, sehingga harus ada proses persetujuan pemotongan dari pihak desa dan pihak lainnya,” kata Sandika, Kamis (30/6).
Dijelaskan, setelah ditargetkan pertengahan Juli 2022, nantinya akan ada kesepakatan dengan pihak desa lagi. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pemasangan tenda, sehingga baru bisa ditempati akhir Juli 2022. “Dari pergerakan di lapangan, perkiraan akhir Juli 2022, pedagang sudah bisa masuk,” sebut Sandika.
Atas kondisi ini sejumlah pedagang Pasar Seni Kuta menyangkan tempat relokasi belum siap hingga saat ini. Padahal, para pedagang sudah lama tak berjualan lantaran bangunan lama telah dibongkar. “Sangat disayangkan, bukan hanya saya saja yang mengeluh, namun nyaris sebagian besar mempertanyakan hal itu juga,” kata salah seorang pedagang yang enggan menyebutkan namanya, Kamis (3/6).
Menurut dia, pada perjanjian awal rampungnya pengerjaan tempat relokasi itu dijadwalkan pada pertengahan Juni. Namun nyatanya sampai saat ini belum ada kepastian. Karena sudah tidak ada kepastian, sejumlah pedagang mulai mencari tempat atau lokasi untuk jualan sementara. Mirisnya ada beberapa pedagang yang mulai turun ke Pantai Kuta dan menjajakan barang dagangan berupa baju atau souvernir. “Terus terang kalau bertahan, tidak ada uang untuk beli kebutuhan sehari-hari. Makanya ada yang jualan ke Pantai Kuta dan ada juga yang jualan ke sejumlah hotel,” katanya.
Pedagang tersebut berharap, pihak yang mengerjakan tempat relokasi untuk segera merampungkan, supada para pedagang bisa berjualan lagi. “Selama ini molor terus. Ya, kalau janji yang terakhir ini segera terealisasi dan kami pedagang bisa jualan lagi,” katanya lagi. *dar
Komentar