Perahu Angkut 12 Nelayan Terbalik
Terombang-ambing Selama 8 Jam di Laut
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 12 orang nelayan asal Banjar Dinas Kaja Kangin, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, mengalami musibah kecelakaan laut pada, Jumat (1/7) pagi.
Perahu yang mereka tumpangi melaut terbalik akibat dihantam ombak besar. Akibatnya, mereka terombang-ambing di atas perahu yang kondisinya terbalik selama hampir delapan jam. Mereka berhasil diselamatkan dan dievakuasi ke daratan oleh petugas SAR gabungan.
Adapun 12 orang nelayan tersebut, yakni I Gede Seriasa, Made Budarana, Ngakan Nyoman Widi, Gede Budarana, Gede Tumpa Yana, Nyoman Sukada, Made Widiasa, Gede Sumenasa, Gede Sumadana, Komang Arta Wirawan, Pengakan Putu Redita, dan Ngakan Putu Baruada. Rombongan nelayan ini berangkat melaut pada Jumat dinihari pukul 02.00 Wita menggunakan perahu 'Sekar Wangi I'.
Pemilik perahu, Ketut Mertayasa,55, mengatakan 12 orang nelayan tersebut berangkat melaut menggunakan perahu miliknya. Para nelayan itu hendak memancing ikan di rumpon (rumah ikan) yang berjarak sekitar 40 mil dari arah utara pesisir Banjar Dinas Kaja Kangin, Desa Kubutambahan. Sekitar pukul 07.00 Wita, dia menerima kabar dari adiknya yang bernama Gede Widiasa, 45, jika perahunya mengalami kecelakaan.
Saat itu, adik Mertayasa, Gede Widiasa memang berada di dekat lokasi terbaliknya perahu yang ditumpangi 12 orang nelayan. "Perahunya terbalik sebelum mencapai rumpon, sekitar 30 mil dari pantai. Informasi yang saya terima, mereka (para nelayan) berhasil selamat dan duduk di perahu yang dalam kondisi terbalik. Namun adik saya tidak berani mendekat karena gelombang saat itu cukup tinggi," katanya.
Menurut Mertayasa, saat hendak berangkat melaut, cuaca di darat saat itu cukup bersahabat. Namun, begitu di tengah laut, mereka diterjang cuaca buruk dan gelombang tinggi hingga perahu dengan panjang 12 meter itu terbalik. "Perahunya terbalik bukan karena overload. Perahunya itu mampu mengangkut beban sampai empat ton. Sudah biasa mengangkut 12 nelayan," ucapnya.
Mertayasa lalu melaporkan kejadian itu ke Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buleleng. Informasi tersebut kemudian diteruskan ke Sat Polairud Polres Buleleng dan Pos Pencarian dan Pertolongan (SAR) Buleleng. Tak lama berselang, petugas SAR gabungan tiba di pesisir Banjar Dinas Kaja Kangin untuk melakukan upaya pencarian terhadap 12 nelayan yang terapung di tengah lautan tersebut.
Basarnas Bali menerima laporan kejadian nelayan mengalami kecelakaan laut pada pukul 11.25 Wita. "Laporan diterima menyebutkan korban saat itu masih mengapung dan nelayan lainnya tidak bisa langsung memberikan pertolongan karena sampannya berukuran kecil dan cuaca tidak bersahabat," terang Kepala Kantor Basarnas Bali, Gede Darmada, dalam keterangan tertulisnya.
Basarnas Bali kemudian menggerakkan personel dari Pos SAR Buleleng dengan menggunakan Rigit Inflatable Boat (RIB) yang bertolak dari Pelabuhan Celukan Bawang. "Personel yang onboard di RIB ada sebanyak 4 orang rescuer. Kami melakukan pencarian di tengah laut, area pencarian sesuai dengan keterangan dari saksi mata," jelas Darmada.
Upaya pencarian tersebut pun berhasil setelah lokasi para nelayan tersebut ditemukan pada pukul 15.10 Wita. Mereka ditemukan pada koordinat 7°44'00.92"S- 115°17'02.55"T. "Tim SAR gabungan berhasil menemukan korban sampan terbalik dan semuanya dalam keadaan selamat. Para korban diselamatkan dengan perahu Sekarwangi II dan perahu Sandat Bali," ungkapnya.
Sementara perahu Sekarwangi I yang sebelumnya terbalik berhasil dibalikkan ke posisi semula dan para nelayan melanjutkan penarikan jaring ikan. Usai memastikan kondisi aman, petugas Basarnas Bali dengan perahu RIB kembali ke Pos Pelabuhan Celukan Bawang. Sementara para nelayan tersebut berhasil kembali ke pesisir Banjar Dinas Kaja Kangin, sekitar pukul 20.00 Wita.
Nahkoda Kapal, I Gede Seriasa,38, mengatakan perahu yang dia nahkodai terbalik saat sudah mendekati rumpon. Dia bersama 11 nelayan lainnya belum sempat mengambil ikan lantaran terkendala cuaca buruk. "Tidak berani karena cuaca buruk. Langsung mau balik ke daratan. Angin kencang dan gelombangnya sekitar satu meter," ujarnya, ditemui kemarin malam.
Saat perahu dalam keadaan terbalik itu, Seriasa mencoba tetap tenang dan membantu nelayan lainnya. "Kapal yang berangkat saat itu ada 2, yang terbalik 1 yang diisi jaring. Langsung berenang naik ke atas perahu. Ada satu yang tidak bisa berenang, duduk di atas perahu yang terbalik, rekan saya lainnya juga duduk. Saya sering dalam situasi seperti ini jadi tidak trauma," ungkap Seriasa singkat. *mz
1
Komentar