Sebagian Wilayah Bali Sudah Masuk Musim Kemarau
Suhu Dingin Belakangan Ini Akibat Angin Muson Australia
MANGUPURA, NusaBali
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mencatat 12 Zona Musim (Zom) yang ada di Pulau Dewata sudah memasuki musim kemarau.
Sementara 3 Zom lainnya masih dalam tahap peralihan lantaran masih terjadi hujan. Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG I Nyoman Gede Wirajaya, mengatakan untuk Pulau Dewata terdapat 15 Zom. Nah, 12 di antaranya sudah masuk musim kemarau dan 3 lainnya masih terjadi hujan. Untuk 3 Zom yang belum memasuki musim kemarau itu berada di Bali bagian tengah. “Faktor masih adanya hujan di 3 Zom saat ini karena suhu muka laut wilayah Indonesia dan khususnya Bali cukup hangat. Hal ini kemudian menyebabkan penguapan lebih banyak dan memberikan kontribusi terjadinya hujan,” jelasnya, Jumat (1/7).
Selain faktor suhu muka laut, masih terjadinya hujan di Bali tengah itu karena adanya fenomena Lalina dengan intensitas lemah hingga moderat di sekitar Pulau Dewata. Kondisi ini juga menjadi faktor bertambahnya intensif hujan. Sementara, untuk 12 Zom yang sudah masuk musim kemarau itu mulai dari Nusa Penida, pesisir Utara Bali, pesisir Selatan dan beberapa wilayah lainnya. “Untuk masuk musim kemarau, setiap wilayah bervariasi dan berbeda-beda waktunya. Pertama itu di Nusa Penida, kemudian pesisir Utara Bali dan Pesisir Selatan. Saat ini sudah masuk musim kemarau,” jelas Wirajaya.
Wirajaya juga mengaku, untuk mengetahui sudah beralihnya musim dapat dilihat dari beberapa faktor. Salah satunya yang jadi patokan adalah curah hujan. Apabila curah hujan kurang dari 50 milimeter dalam rentang waktu 10 hari, maka wilayah tersebut sudah memasuki musim kemarau. Meski demikian, untuk waktu pengamatan akan terus dilakukan dalam periode 10 hari. “Dari data dan evaluasi yang dilakukan pada 20 Juni lalu, curah hujan di 12 Zom ini sudah berada 50 milimeter. Jadi, sudah dipastikan masuk musim kemarau,” katanya.
Saat memasuki musim kemarau, sejumlah fenomena seperti suhu yang cukup dingin juga bisa terjadi di beberapa wilayah, termasuk yang terjadi di wilayah Denpasar, Nusa Dua dan sekitarnya dalam beberapa hari belakangan ini. Terkait suhu dingin itu, Wirajaya mengaku dari pengamatan di Stasiun Ngurah Rai, jika suhu terendah yang tercatat adalah 24 derajat celcius yang terjadi pada Kamis (30/6). Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk salah satunya angin berhembus dari Australia atau ke Asia dan melewati Indonesia termasuk Bali atau yang disebut angina muson timur. “Akibatnya kita mengalami musim dingin daripada biasanya. Hal ini juga karena matahari berada di utara,” kata Wirajaya. *dar
Selain faktor suhu muka laut, masih terjadinya hujan di Bali tengah itu karena adanya fenomena Lalina dengan intensitas lemah hingga moderat di sekitar Pulau Dewata. Kondisi ini juga menjadi faktor bertambahnya intensif hujan. Sementara, untuk 12 Zom yang sudah masuk musim kemarau itu mulai dari Nusa Penida, pesisir Utara Bali, pesisir Selatan dan beberapa wilayah lainnya. “Untuk masuk musim kemarau, setiap wilayah bervariasi dan berbeda-beda waktunya. Pertama itu di Nusa Penida, kemudian pesisir Utara Bali dan Pesisir Selatan. Saat ini sudah masuk musim kemarau,” jelas Wirajaya.
Wirajaya juga mengaku, untuk mengetahui sudah beralihnya musim dapat dilihat dari beberapa faktor. Salah satunya yang jadi patokan adalah curah hujan. Apabila curah hujan kurang dari 50 milimeter dalam rentang waktu 10 hari, maka wilayah tersebut sudah memasuki musim kemarau. Meski demikian, untuk waktu pengamatan akan terus dilakukan dalam periode 10 hari. “Dari data dan evaluasi yang dilakukan pada 20 Juni lalu, curah hujan di 12 Zom ini sudah berada 50 milimeter. Jadi, sudah dipastikan masuk musim kemarau,” katanya.
Saat memasuki musim kemarau, sejumlah fenomena seperti suhu yang cukup dingin juga bisa terjadi di beberapa wilayah, termasuk yang terjadi di wilayah Denpasar, Nusa Dua dan sekitarnya dalam beberapa hari belakangan ini. Terkait suhu dingin itu, Wirajaya mengaku dari pengamatan di Stasiun Ngurah Rai, jika suhu terendah yang tercatat adalah 24 derajat celcius yang terjadi pada Kamis (30/6). Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk salah satunya angin berhembus dari Australia atau ke Asia dan melewati Indonesia termasuk Bali atau yang disebut angina muson timur. “Akibatnya kita mengalami musim dingin daripada biasanya. Hal ini juga karena matahari berada di utara,” kata Wirajaya. *dar
Komentar