Tak Mau Kalah dengan Atlet, Wasit Sepakbola Kota Denpasar Jaga Kondisi Fisik
DENPASAR, NusaBali.com – ‘Mens Sana In Corpore Sano’ sebuah ujaran kesehatan klasik pada abad kedua, karya sastra pujangga Romawi, Decimus Iunius Juvenalis. Artinya adalah di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Hal ini berlaku juga bagi seorang pengadil lapangan di dalam sebuah pertandingan sepakbola atau yang lebih dikenal sebagai seorang wasit.
Memiliki kondisi fisik yang prima adalah sebuah kewajiban, dikarenakan tugasnya memimpin jalannya pertandingan dan menegakkan peraturan secara fair play dan Laws of The Game sesuai aturan FIFA.
Situasi ini memaksa mereka agar selalu menjaga kebugarannya, dan berlaku pula untuk para wasit-wasit sepakbola di Kota Denpasar, yang tergabung dalam Asosiasi Wasit Denpasar, bernaung di bawah Askot PSSI Denpasar.
Pada Minggu (3/7/2022) pagi, di Lapangan Arga Soka, Pegok, Sesetan, Denpasar, terlihat para wasit tersebut menjaga fisik mereka dengan berlari kecil mengitari lapangan, melakukan pemansan, dan berolahraga ringan, kondisi ini bertujuan agar sang pengadil selalu siap apabila ditugaskan.
“Selain rutin untuk menjaga fisik, pertemuan ini bertujuan menambah ilmu dan wawasan bagi wasit agar semakin paham tentang peraturan yang sesuai ‘law of the game’ dari FIFA,” tutur Anak Agung Ngurah Putra, dari Komite Wasit Asprov PSSI Bali, ditemui NusaBali.com seusai memberikan ilmu dan pemahaman perwasitan kepada anggota Asosiasi Wasit Kota Denpasar.
Bagi Gung Putra, sapaannya, memberikan ilmu perwasitan untuk para ‘pengadil lapangan hijau’ adalah sebuah kewajiban, mengingat kapasitasnya sebagai komite yang menangani perwasitan seluruh Bali.
“Tetapi yang terpenting adalah wasit Denpasar selalu siap bertugas, mengingat di bulan mendatang akan banyak kompetisi sepakbola, baik itu kategori kelompok usia, maupun kompetisi senior, semacam Liga 3,” ujar referee senior yang telah berpengalaman memimpin liga nasional tersebut.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Komite Wasit PSSI Denpasar, Nasaruddin, menerangkan jumlah wasit yang aktif bertugas di kota Denpasar ada sekitar 25 orang, dengan kebanyakan masih berlisensi C2 dan C3.
“Beberapa rekan-rekan kami memang ada yang sudah pernah mengikuti kursus dan memiliki lisensi, tetapi karena kesibukan pekerjaan dan lain halnya, mereka jadi jarang memimpin,” kata Nasaruddin yang juga seorang tentara aktif dan kini bertugas di Kodam Udayana.
Dalam perwasitan di dunia sepakbola nasional, lisensi berjenjang menentukan penugasan dari seorang wasit tersebut, semisal memiliki lisensi C3 Kabupaten/Kota, merupakan jenjang pertama tingkat dasar. Lisensi ini berlaku untuk memimpin pertandingan level kota atau kabupaten.
Selanjutnya yang harus diambil wasit setelah memiliki lisensi C3, yaitu kursus C2 (tingkat Provinsi). Kursus ini hanya boleh diselenggarakan oleh PSSI Tingkat Provinsi.
Setelah sah memegang lisensi C2 berhak untuk memimpin pertandingan sepakbola tingkat provinsi, seperti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) atau turnamen-turnamen resmi lainnya di tingkat provinsi di mana wasit tersebut aktif.
Dan apabila sudah mengantongi lisensi C1, maka wasit tersebut sudah diperbolehkan memimpin pertandingan tingkat nasional, termasuk pertandingan liga.
Salah satu tantangan bagi asosiasi wasit di Denpasar ini adalah, meningkatkan jumlah partisipasi wasit yang aktif, mengingat turnamen sepakbola di Ibukota Provinsi Bali ini, terbilang cukup padat.
“Kehadiran seperti ini selalu menjadi bahan catatan dan evaluasi bagi kami, hal ini berpengaruh juga dalam menentukan pembagian tugas bagi para wasit yang akan memimpin di turnamen sepakbola Denpasar, diharapkan rekan - rekan untuk aktif dan hadir dalam setiap pertemuan, untuk kemajuan dan persatuan korps wasit di Kota Denpasar,” pungkas Nasaruddin.*aps
Komentar