'Bajang Imaluan' Satukan Warga Banjar Paketan Lewat Seni
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah pertunjukan seni ditampilkan secara apik di Balai Lingkungan Banjar Paketan, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Sabtu (2/7) malam.
Uniknya pengisi acara Malam Gembira tersebut diisi oleh bajang imaluan (orangtua). Malam gembira merupakan tradisi acara kesenian yang dilakukan warga di Banjar Paketan sejak tahun 1970-1980an. Malam gembira dengan penampilan berbagai pertunjukan seni biasanya dilakukan saat kenaikan kelas siswa. Pada pagi harinya dilaksanakan berbagai lomba olahraga, sedangkan pada malam hari digelar pertunjukan seni.
Hanya saja tradisi yang diyakini dapat mempersatukan warga itu lama tidak dilaksanakan. Terakhir digelar pada tahun 2000 silam. Pelaksanaan malam gembira tahun ini pun menjadi awal kebangkitan kembali lingkungan Banjar Paketan untuk menggairahkan olahraga dan kesenian untuk generasi penerusnya.
Kepala Lingkungan Banjar Paketan Nyoman Kayendra mengatakan, malam gembira digelar kembali untuk bernostalgia. Para orangtua pun memberikan contoh kepada generasi mudanya dengan menari bali, kekawin, karaoke hingga penampilan janger diiringi gamelan sekaa gong setempat.
“Tujuan kami untuk membangkitkan kembali persatuan dan kekompakan di banjar, terutama pada generasi muda penerus,” kata Kayendra.
Penampilan sejumlah kesenian oleh bajang-bajang imaluan itu pun cukup menghibur. Perwakilan dari ibu-ibu RT 1 yang menampilkan tari Panyembrama, penampilan Janger oleh ibu-ibu perwakilan RT 2 dan sejumlah potensi kesenian lain yang ditampilkan.
Sementara itu Kelian Desa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna yang juga menyaksikan pagelaran seni di tingkat banjar ini pun memberikan apresiasi kepada lIngkungan Banjar Paketan dan juga Banjar Adat Paketan. Menurutnya sejak dulu Banjar Paketan memiliki sejarah sebagai pelopor bidang seni dan olahraga.
Bahkan sekaa gongnya yang bernama Eka Wakya beberapa kali mewakili Buleleng di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB). Sehingga penampilan seni oleh tetua dengan sangat apik disebutnya karena sudah terbiasa berkesenian.
“Mudah-mudahan kreativitas yang bagus ini bisa melahirkan bibit-bibit baru ke depannya dan dapat dicontoh oleh banjar-banjar lainnya di Buleleng,” ungkap Sutrisna. *k23
1
Komentar