Giliran Pemkot Demo Makan Babi Guling
Setelah Pemprov Bali dan Pemkab lainnya melakukan kampanye makan daging babi bersama, kini giliran Pemerintah Pemerintah Kota Denpasar menggelar demo makan daging babi guling bersama di depan Museum Bali kawasan Lapangan Puputan Badung Jumat (31/3).
DENPASAR, NusaBali
Acara makan babi guling ini selain diikuti pejabat Pemkot Denpasar dan anggota DPRD Denpasar, juga turut dihadiri anggota DPD RI yang juga tokoh Puri Satria, AA Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat.
Panitia demo makan daging babi yang juga Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setda Kota Denpasar Made Saryawan mengatakan dengan beredarnya isu Meningitis Streptococcus Suis (MSS) di masyarakat setelah diduga mengkonsumsi daging babi berdampak negatif bagi perekonomian.
“Atas arahan walikota, kami sudah melakukan berbagai langkah antisipasi dengan mengadakan sosialisasi, pelayanan kesehatan hewan seperti spraying kandang babi dan pengambilan sampel darah babi. Dan hari ini kami laksanakan demo makan daging babi bersama,” ujarnya.
Saryawan mengatakan, tujuan demo makan daging babi ini adalah untuk menghilangkan keresahan masyarakat agar tidak takut dan cemas untuk mengkonsumsi daging babi apalagi jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. “Masyarakat tidak perlu takut dan cemas asalkan diolah dan dimasak secara matang dan sempurna di atas suhu 56 derajat celcius selama 30 menit,” jelasnya.
Sementara itu, Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara mengatakan, isu MSS yang merebak berdampak besar terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat, maka diperlukan adanya langkah langkah strategis dan tindakan konkrit dalam menanggulanginya. “Langkah pertama, informasikan kepada masyarakat khususnya peternak babi agar menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar. Melapor bila ditemukan gejala klinis seperti nafsu makan menurun, kesulitan berjalan, lumpuh dan gejala saraf lainnya,” imbaunya.
Rai Iswara menambahkan, peternak babi hendaknya tidak menjual atau memotong babi yang sakit. Demikian juga masyarakat diminta memastikan telah memasak daging babi agar benar-benar matang. “Saat mengolah daging babi pastikan tangan tidak luka atau tutup luka dengan baik bila mengolah daging,” ujarnya.
Selain langkah antisipasi tadi, faktor kebersihan perorangan, tempat pengolahan, alat, dan bahan baku yang diolah juga harus mendapat perhatian. “Dan terakhir, menginformasikan kepada masyarakat agar segera melapor ke puskesmas atau rumah sakit, bila mengalami gejala panas, perubahan kesadaran, kuku kuduk dan sakit kepala setelah mengkonsumsi daging babi,” kata Rai Iswara seraya meminta masyarakat tidak panik dan takut makan daging babi asalkan pengolahannya baik. “Pokoknya jangan takut makan daging babi,” pintanya. * cr63
Panitia demo makan daging babi yang juga Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setda Kota Denpasar Made Saryawan mengatakan dengan beredarnya isu Meningitis Streptococcus Suis (MSS) di masyarakat setelah diduga mengkonsumsi daging babi berdampak negatif bagi perekonomian.
“Atas arahan walikota, kami sudah melakukan berbagai langkah antisipasi dengan mengadakan sosialisasi, pelayanan kesehatan hewan seperti spraying kandang babi dan pengambilan sampel darah babi. Dan hari ini kami laksanakan demo makan daging babi bersama,” ujarnya.
Saryawan mengatakan, tujuan demo makan daging babi ini adalah untuk menghilangkan keresahan masyarakat agar tidak takut dan cemas untuk mengkonsumsi daging babi apalagi jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. “Masyarakat tidak perlu takut dan cemas asalkan diolah dan dimasak secara matang dan sempurna di atas suhu 56 derajat celcius selama 30 menit,” jelasnya.
Sementara itu, Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara mengatakan, isu MSS yang merebak berdampak besar terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat, maka diperlukan adanya langkah langkah strategis dan tindakan konkrit dalam menanggulanginya. “Langkah pertama, informasikan kepada masyarakat khususnya peternak babi agar menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar. Melapor bila ditemukan gejala klinis seperti nafsu makan menurun, kesulitan berjalan, lumpuh dan gejala saraf lainnya,” imbaunya.
Rai Iswara menambahkan, peternak babi hendaknya tidak menjual atau memotong babi yang sakit. Demikian juga masyarakat diminta memastikan telah memasak daging babi agar benar-benar matang. “Saat mengolah daging babi pastikan tangan tidak luka atau tutup luka dengan baik bila mengolah daging,” ujarnya.
Selain langkah antisipasi tadi, faktor kebersihan perorangan, tempat pengolahan, alat, dan bahan baku yang diolah juga harus mendapat perhatian. “Dan terakhir, menginformasikan kepada masyarakat agar segera melapor ke puskesmas atau rumah sakit, bila mengalami gejala panas, perubahan kesadaran, kuku kuduk dan sakit kepala setelah mengkonsumsi daging babi,” kata Rai Iswara seraya meminta masyarakat tidak panik dan takut makan daging babi asalkan pengolahannya baik. “Pokoknya jangan takut makan daging babi,” pintanya. * cr63
Komentar