nusabali

Pohon Tumbang Timpa Pemotor, 1 Tewas

Juga Rusak Mobil dan Sejumlah Sepeda Motor

  • www.nusabali.com-pohon-tumbang-timpa-pemotor-1-tewas
  • www.nusabali.com-pohon-tumbang-timpa-pemotor-1-tewas

DENPASAR, NusaBali
Peristiwa maut terjadi di Jalan Gunung Soputan, tepatnya 20 meter sebelah barat Simpang Umadui, Kawasan Banjar Abiantimbul, Kelurahan Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar, Selasa (5/7) pukul 14.00 Wita.

Pohon randu setinggi 13 meter dan diameter 60 centimeter tiba-tiba roboh melintang di Jalan Gunung Soputan ini.  Naas, pohon tua yang tumbuh di sisi selatan jalan itu menimpa I Gusti Putu Nusa Indra Negara,34, yang saat itu melintas menggunakan sepeda motor Yamaha Aerox warna hitam DK 5343 FBT. Batang pohon berukuran besar itu menimpa bagian kepala korban, membuatnya tewas di TKP. Selain menimpa Putu Nusa Indra Negara bersama motornya, pohon maut itu juga merusak beberapa kendaraan lainnya.

Kendaraan yang rusak akibat ditimpa pohon tersebut, yakni mobil Mitsubishi Pajero Putih DK 1209 HQ milik Kevin Riyantho Suhendra. Mobil tersebut rusak pada kap mesin dan lampu depan sebelah kanan. Lalu motor Honda Vario DK 3513 AAA milik Made Dana Saputra D. Motor tersebut mengalami rusak pada dek sebelah kanan depan. Sepeda motor Suzuki Shogun DK 8386 EM milik Misbahul Munir. Motor tersebut rusak pada bagian depan motor.

Pada saat pohon diperkirakan berusia puluhan tahun itu tumbang, arus lalulintas dari arah barat ke timur berhenti karena sedang lampu merah. Sementara kendaraan dari arah timur ke arah barat ‘mengalir’. Pada saat itu korban dan kendaraan lain yang jadi korban tumpahan pohon tersebut datang dari arah timur yang bergerak ke arah barat. Untungnya antrean kendaraan yang datang dari arah barat ke arah timur yang berhenti karena lampu merah belum sampai pada titik melintangnya pohon yang tumbang tersebut.

Mendapat laporan kejadian pohon tumbang tersebut, aparat Polresta Denpasar mendatangi lokasi TKP.

Dari hasil penyelidikan polisi, korban tewas merupakan warga Banjar Tibu Sambi, Desa Yeh Embang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Korban mengalami luka pada bagian kepala dan mulut mengeluarkan banyak darah. Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan di lokasi TKP, jenazah korban dievakuasi oleh petugas BPBD Kota Denpasar ke RSUP Sanglah, Denpasar. Sementara sepeda motor korban diamankan aparat kepolisian.

Seorang pedagang sate mengaku bernama Nurhasanah,43, yang berjualan di bawah pohon tumbang itu ditemui di lokasi TKP kemarin sore mengatakan pada saat pohon itu tumbang tidak terjadi angin kencang. Selain itu tidak ada tanda-tanda pohon tersebut akan tumbang. Setelah pohon itu tumbang terlihat ternyata akarnya sudah lapuk.

Perempuan yang mengaku sudah 20 tahun berjualan sate di pinggir jalan sebelah selatan Jalan Gunung Soputan itu mengisahkan pada saat pohon tumbang dirinya sedang melayani pembeli yang pesan sate. Untungnya, pohon tersebut tidak tumbang ke arah timur tempat tenda rombongnya parkir.

"Sejak saya berjualan di sini, pohon ini sudah besar. Sebelum tumbang, tidak ada tanda apa-apa. Batangnya terlihat masih kuat, ternyata akarnya sudah lapuk," ungkap Nurhasanah. Perempuan asal Madura, Jawa Timur itu mengaku sangat takut dengan peristiwa tersebut. Sebab, ada satu pohon lagi yang sudah berusia tua dengan ukuran lebih besar masih berdiri di dekat tendanya. Nurhasanah memilih untuk segera menutup jualannya karena takut.

"Saya takut sekali dengan kejadian tadi. Saya melihat sendiri, korban kena pada bagian kepalanya," tutur perempuan yang tinggal di Kampung Jawa, Jalan Ahmad Yani, Denpasar Utara ini sembari mengemas barang dagangannya. Dikonfirmasi terpisah Kasi Humas Polresta Denpasar Iptu Ketut Sukadi mengatakan peristiwa pohon tumbang itu terjadi akibat akar pohon tua itu sudah lapuk. Korban tewas dan pohon tumbang sudah ditangani petugas yang datang ke lokasi TKP.

"Seorang saksi bernama Padli yang sedang makan di warung sate dekat pohon tersebut sempat mendengar suara krepet-krepet. Pada saat itu saksi tidak curiga kalau pohon tersebut segera tumbang," beber Iptu Ketut Sukadi. *pol

Komentar