Mantan Wiraswasta Menjalani Diksa Pariksa
AMLAPURA, NusaBali
Sepasang walaka, Ida Bagus Komang Suputra, 55, dan Ida Ayu Kasmini, 56, menjalani upacara diksa pariksa di Geria Kecicang, Banjar Triwangsa, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Anggara Paing Pujut, Selasa (5/7).
Upacara dwijati atau sulinggih diagendakan pada Buda Kliwon Pahang, Rabu (13/7) di Geria Kecicang. Mantan wiraswasta di Mataram, Nusa Tenggara Barat ini pulang kampung madwijati untuk melayani umat. Diksa pariksa dikoordinasikan Ketua PHDI Karangasem Dr Ni Nengah Rustini didampingi Sekretaris Dr I Gusti Ngurah Ananjaya. Disaksikan Dang Kerta Upadesa Dharmopadesa Pusat Ida Pedanda Gede Rai Gunung Ketewel dari Geria Babakan, Gianyar, Dharma Gosana PHDI Karangasem Ida Pedanda Gede Putra Tamu dari Geria Jungutan, Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, dan Dharma Upapati PHDI Karangasem Ida Pedanda Gede Ketut Sidemen dari Geria Gelumpang, Kelurahan Karangasem.
Disa pariksa juga dihadiri calon guru nabe napak Ida Pedanda Gede Nyoman Karang Manuaba dari Geria Kecicang, Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, calon guru waktra Ida Pedanda Gde Wayan Gunung dari Geria Tohpati, Kelurahan Cakra Negara Utara, Kecamatan Cakra Negara, Mataram, dan calon nabe saksi Ida Pedanda Gede Jungutan Manuaba dari Geria Peling, Banjar Padang Tegal, Desa Padang Tegal, Kecamatan Ubud, Gianyar.
Ketua PHDI Karangasem, Dr Rustini mengatakan, saat upacara diksa pariksa PHDI hanya mengecek secara administrasi di antaranya surat berkelakuan baik dari kepolisian, surat keterangan sehat jasmani dan rohani, surat pernyataan dari calon nabe, surat pernyataan tidak pernah dihukum, dan lain-lain. “Semua syarat administrasi lengkap, PHDI merekomendasi melaksanakan upacara dwijati,” jelas Dr Rustini.
Dr Rustini mengapresiasi semakin banyak krama meningkatkan status jadi sulinggih sehingga masyarakat lebih mudah dapat pelayanan. Terutama di saat musim upacara ngaben massal, piodalan, karya mamungkah dan lainnya. Sementara Dharma Gosana Ida Pedanda Gede Putra Tamu mengingatkan tugas-tugas sulinggih di antaranya ngeloka palasraya (muput upacara), penadahan upadesa (memberikan pencerahan kepada umat), dan nyurya sewana (menyucikan diri setiap pagi).
Pangrajeg Karya Dwijati Ida Bagus Ketut Sangka mengatakan, sepasang walaka yang menjalani diksa pariksa sebelumnya kerja sebagai wiraswasta di Mataram. “Pulang kampung untuk madwijati, tujuannya melayani umat,” jelas Ida Bagus Ketut Sangka. *k16
Komentar