Pertama Kali Partisipasi, Sanggar Seni Calonarang Gabos Uji Mental di PKB XLIV
Sanggar Seni Calonarang Gabos
Calonarang
PKB 2022
PKB XLIV
Madri Duta
Desa Bongkasa
Gabungan Anak Bongkasa
DENPASAR, NusaBali - Sanggar Seni Calonarang Gabos (Gabungan Anak Bongkasa) Banjar Pengembungan, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, menampilkan Dramatari Calonarang dengan lakon ‘Madri Duta’ serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV Tahun 2022 di Kalangan Ayodya, Taman Budaya (Art Center), Denpasar, Kamis (7/7) malam.
Pementasan yang berlangsung lebih dari empat jam tersebut menyedot animo penonton, bahkan sampai harus berdesak-desakan.
Penampilan Sanggar Seni Calonarang Gabos juga disaksikan oleh Ketua TP PKK Provinsi Bali sekaligus Ketua Dekranasda Bali Putri Suastini Koster.
Koordinator Sanggar Gabos I Kadek Anik Sunarta, mengungkapkan lakon ‘Madri Duta’ mengisahkan pada masa kejayaan Prabu Erlangga sebagai raja di Kerajaan Daha, ada salah satu keinginannya untuk mempersunting anak dari Calonarang yang bernama Diah Ratna Manggali. Parasnya sangat cantik, tutur katanya halus, dan kelakuannya baik.
Sangat berbeda dengan ibunya Calonarang, yang dikenal sebagai seorang penganut ilmu hitam pemuja setia Dewi Durga yang sangat kejam.
Oleh karena itu, terjadilah polemik di Kerajaan Daha. Banyak masyarakat yang tidak setuju dengan keputusan sang raja yang ingin mempersunting anak dari Calonarang. Maka dari itu diadakanlah rapat antara petinggi kerajaan, yang menghasilkan keputusan untuk membatalkan lamaran sang raja yang sudah beliau ucapkan sebelumnya kepada Calonarang. Keputusan tersebut dituangkan ke dalam surat dan salah satu patih Erlangga yang bernama Rakrean Madri sebagai pengantarnya ke Dirah, tempat Calonarang tinggal.
Dibatalkannya pernikahan tersebut membuat harga diri Calonarang terhina sehingga dia sangat murka. Calonarang pun berjanji akan menghancurkan Kerajaan Daha. Pengampunan kepada Rakrean Madri terlontar untuknya, mengingat bahwa dia adalah seorang utusan. Namun pengampunan tersebut tidak terindahkan oleh murid Calonarang yang bernama Ni Rarung, yang menghadang Rakrean Madri di tengah jalan sehingga pertarungan tidak terhindarkan. Dalam pertarungan tersebut Ni Rarung dengan kekuatan ilmu hitamnya berubah wujud menjadi seekor Garuda Raksasa, sehingga membuat Rakrean Madri terbunuh.
Anik Sunarta mengungkapkan, ini adalah kali pertama Sanggar Seni Calonarang Gabos tampil di PKB sejak pertama kali terbentuk tahun 2006. Istimewanya lagi, yang tampil merupakan generasi muda baik berstatus pelajar maupun yang sudah bekerja. Dikatakan, Sanggar Seni Calonarang Gabos ini memang sanggar yang memang fokus keseniannya lebih ke pementasan tari Calonarang.
“Kami generasi muda meneruskan yang sudah dibentuk oleh tetua kami dulu. Jadi masing-masing banjar dari Desa Bongkasa dan Bongkasa Pertiwi kami kumpulkan generasi mudanya di Sanggar Gabos ini. Fokus kami memang lebih ke pementasan tari Calonarang, dan ini pertama kali kami tampil di PKB,” ungkapnya.
Diakui, tampil di PKB adalah suatu kesempatan yang sangat sayang untuk dilewatkan. Konon, ada stigma yang berkembang mengatakan bahwa tampil di PKB menjajal Art Center adalah puncak karier seorang seniman Bali. “Sebenarnya kalau untuk ngayah-ngayah kami sudah biasa. Bahkan ada yang ngupah untuk tampil. Tapi khusus tampil di PKB ini belum pernah sama sekali. Sehingga pentas PKB tahun ini kami gunakan untuk melatih mental sameton, karena ini generasi muda semua,” ucap Anik Sunarta.
Anik Sunarta menambahkan, untuk proses kreatif mereka membutuhkan sekitar satu bulan latihan. Proses latihan lebih kepada mematangkan tari dan cerita yang diangkat, karena para seniman sudah terbiasa menarikan dramatari Calonarang ini. “Untuk tampil di PKB ini kami berupaya menyiapkan garapan dengan matang. Namun dalam proses latihan memang terkendala waktu dari masing-masing seniman yang punya kesibukan tersendiri. Jadi latihannya kami menyesuaikan waktu mereka kapan bisa,” ucap Anik Sunarta. 7 cr78
1
Komentar